Presiden Joko Widodo meminta dijaganya momentum pertumbuhan ekonomi tahun ini | PT Rifan Financindo Berjangka
Selain memanfaatkan momentum penguatan, Presiden juga mengingatkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko ketidakpastian global dan volatilitas keuangan. Dia menambahkan volatilitas global saat ini dipicu oleh kebijakan normalisasi moneter di AS telah dan banyak mengakibatkan depresiasi mata uang negara-negara di dunia, tidak terkecuali di Indonesia.
"Tetapi, alhamdulillah dibandingkan negara-negara yang lain, kita masih jauh lebih baik dan faktor eksternal yang lain seperti harga minyak potensi barang dagang AS-China serta kondisi geopolitik internasional juga terus harus kita waspadai," tutur Jokowi.
Pada Selasa (15/5) pukul 10.12 WIB, rupiah melemah 47 poin atau 0,34% ke Rp14.020 per dolar AS. Padahal, rupiah telah sempat meninggalkan level 14.000 pada penutupan perdagangan pada Senin (14/5).
Menurutnya, capaian penguatan pertumbuhan ekonomi bisa dicapai dengan menjaga daya beli masyarakat, peningkatan investasi, ekspor, dan daya saing produk lokal di pasar global.
"Khusus untuk ekspor, berbagai hambatan ekspor baik di perizinan di perbankan di pembiayaan, termasuk pajak dan kepabeanan harus segera kita hilangkan. Jangan ragu untuk mendesain insentif yang tepat," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas Lanjutan Pembahasan Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2019 di Istana Kepresidenan, Selasa (15/5/2018).
Presiden Joko Widodo meminta dijaganya momentum pertumbuhan ekonomi tahun ini menyusul pertumbuhan ekonomi kuartal I/2018 yang sebesar 5%, yang dinilai masih mungkin ditingkatkan pada kuartal berikutnya.
Kita harus waspada terhadap risiko ketidakpastian global | PT Rifan Financindo Berjangka
"Telah banyak mengakibatkan depresiasi mata uang negara-negara di dunia tidak terkecuali di Indonesia. Tapi alhamdulillah dibandingkan negara-negara yang lain kita masih jauh lebih baik," kata dia.
Namun demikian, Jokowi tetap meminta agar menteri dan kepala lembaga terkait untuk melakukan mitigasi dari gejolak yang terjadi di dunia.
"Faktor eksternal yang lain seperti harga minyak potensi barang dagang Amerika-Tiongkok serta kondisi geopolitik internasional juga terus harus Kita waspadai. Kita juga perlu menyiapkan mitigasi ketidakpastian global ini serta antisipasi pergerakan menuju keseimbangan baru-baru ekonomi global," tandas dia.
"Kita harus selalu waspada terhadap risiko terutama ketidakpastian global, ketidakpastian ekonomi global, volatilitas keuangan global yang dipicu kebijakan normalisasi moneter di AS," ujar dia di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (15/5)..
Normalisasi moneter di AS berdampak secara langsung terhadap depresiasi mata uang negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Meski demikian, menurut Jokowi, pelemahan yang dialami Rupiah jauh lebih baik dibandingkan mata uang negara lain.
Jokowi menyebut, saat ini seluruh dunia tengah menghadapi masalah ketidakpastian dan volatilitas keuangan. Hal tersebut dipicu oleh kebijakan ekonomi di Amerika Serikat (AS).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan bahwa Indonesia harus tetap waspada terhadap ketidakpastian global. Sebab, dunia saat ini tengah menuju pada keseimbangan baru di sektor ekonomi,
Rupiah Jauh Lebih Baik Dibandingkan Mata Uang Negara Lain | PT Rifan Financindo Berjangka
"Saya minta momentum pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal pertama 2018 ini yang mencapai angka 5,06% terus lebih kita tingkatkan lagi menjaga daya beli, meningkatkan investasi dan meningkatkan daya saing ekspor kita," ucap Jokowi.
Khusus untuk ekspor, Jokowi menegaskan berbagai hambatan ekspor baik di perizinan, perbankan, pembiayaan, termasuk pajak dan kepabeanan harus segera dihilangkan. Termasuk bukan hanya dari pemerintah pusat termasuk dari pemerintah daerah.
"Dan jangan kita ragu untuk mendesain insentif-insentif yang tepat, segera lakukan sekarang dan kita harapkan manfaatnya akan segera kelihatan," ujarnya.
Jokowi meminta agar jajaran kabinetnya, terutama yang berkaitan dengan ekonomi menyiapkan mitigasi ketidakpastian global serta melalkukan antisipasi pergerakan menuju keseimbangan baru perekonomian global.
Dalam ratas kali ini, Jokowi juga minta agar tetap fokus menjaga stabilitas keamanan sehingga pemerintah bisa bekerja untuk mensejahterakan rakyat. Serta menurunkan kemiskinan dan terus menciptakan lapangan pekerjaan.
Nilai tukar rupiah terus melemah sejak beberapa waktu terakhir. Faktor ekonomi global, terutama kebijakan normalisasi moneter Amerika Serikat dinilai menjadi pemicu pelemahan kurs rupiah.
Presiden Joko Widodo meminta agar selalu waspada terhadap segala risiko ekonomi. Jokowi menilai kebijakan normalisasi moneter di AS telah banyak mengakibatkan depresiasi mata uang negara-negara di dunia tidak terkecuali di Indonesia.
"Tapi alhamdulillah dibandingkan negara-negara lain kita jauh lebih baik. Faktor eksternal yang lain, seperti harga minyak, potensi perang dagang Amerika-Tiongkok, serta kondisi geopolitik internasional juga terus harus kita waspadai," kata Jokowi dalam rapat terbatas pembahasan ekonomi makro dan kebijakan fiskal 2019 di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (15/5).
Berdasarkan data perdagangan Reuters, Selasa (15/5), dolar AS dibuka di Rp 13.965. Dolar AS kemudian terus naik dan mencapai posisi tertingginya pagi ini di Rp 14.017. Sementara berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) kurs rupiah Rp 14,020 per dolar AS.