PT Rifan Financindo Berjangka - Keberagaman suku dan budaya Indonesia sesungguhnya memberikan berbagai 'keuntungan.' Keberagaman ini melahirkan kekayaan kuliner dari seluruh Indonesia.
"Kekayaan kuliner ini akan menciptakan aspek positif bagi budaya, juga pariwisata Indonesia," kata Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta Catur Laswanto, di acara pembukaan Kampoeng Legenda di Mal Ciputra, Jakarta Barat, pada Kamis (10/8).
Ditambahkan Catur, kekayaan kuliner akan membantu Indonesia jadi lebih terkenal di kalangan wisatawan dunia. "Hal ini akan menjadi daya tarik wisata."
Sekalipun kuliner Indonesia sangat beragam, namun yang disayangkan, hanya sedikit penjual makanan khas yang melegenda. Tak banyak penjual makanan tradisional yang bisa bertahan dari waktu ke waktu karena tergerus zaman. Makanan-makanan tradisional tersebut pada akhirnya harus rela 'mengembuskan napas terakhir' dan digantikan dengan berbagai kuliner Barat yang modern.
"Padahal sebenarnya kalau menurut riset yang kami lakukan, kuliner tradisional yang legendaris itu masih banyak jadi buruan orang Indonesia, khususnya Jakarta. Persentasenya mencapai 50 persen," kata Febriyanto Rachmat, konsultan ajang kuliner, Jiiscomm.
Hanya saja, Febri mengungkapkan, bahwa 'lenyapnya' penjual kuliner tradisional legendaris ini disebabkan oleh banyak hal. Salah satunya, ketidaksiapan si penjual makanan untuk tinggal di era modern. Ini bisa dipicu oleh ketidaksiapan sumber daya manusia dan ketakutan untuk melakukan ekspansi usaha.
"Ada banyak rumah makan kecil atau restoran legendaris di tiap kota di Indonesia, tapi yang tahu keberadaannya cuma sedikit orang. Padahal mereka sudah jualan sejak puluhan tahun lalu. Ya, yang tahu hanya orang-orang tua, yang anak muda tahunya kuliner modern," ucapnya.
"Mereka juga kebanyakan belum mau membuka diri untuk keluar dari zona nyamannya."
Lenyapnya penjaja kuliner legendaris ini juga disebabkan oleh masalah kurangnya regenerasi.
Adanya cabang juga menimbulkan sebuah masalah tersendiri bagi penjaja kuliner legendaris. Tak sedikit dari mereka yang memiliki ketakutan akan kehilangan kekhasan rasa dan keautentikan produknya.
"Ada ketakutan bahwa nanti kalau buka cabang akan gagal. Dan pengunjungnya akan tetap kembali ke lokasi pusatnya. Padahal yang namanya bisnis kuliner itu pasti terus berkembang."
Senada dengan Febri, GKR Hemas, tokoh politik Yogyakarta sekaligus figur publik, setuju bahwa bisnis kuliner memang seharusnya berkembang di seluruh Indonesia.
"Pengusaha makanan itu termasuk [Usaha Kecil Menengah] UKM dan diharapkan bisa berkembang sampai ke seluruh Indonesia," ucapnya.
"Kita semua punya basis budaya yang sama yaitu makanan. Harapannya di seluruh Indonesia nantinya bisa didapatkan makanan dari berbagai kota. Di Palembang, misalnya, memang terkenal dengan pempeknya, tapi nanti orang yang ke Palembang juga bisa merasakan enaknya ayam penyet di Palembang."
Sebenarnya ada banyak cara untuk melestarikan kuliner legendaris di seluruh Indonesia. Salah satunya adalah memperkenalkan mereka lewat festival kuliner.
Festival kuliner sendiri bukanlah hal yang baru di Indonesia, khususnya Jakarta. Festival Kampoeng Legenda di Mal Ciputra yang berlangsung pada 10-21 Agustus 2016 menghadirkan berbagai kuliner legendaris dari seluruh Indonesia.
"Lewat Kampoeng Legenda, diharapkan generasi muda bisa mencicipi kekayaan kuliner legendaris yang biasa dinikmati oleh orang tua atau leluhurnya," kata Ferry Irianto, General Manager Mal Ciputra Jakarta.
Di Kampoeng Legenda ini Anda bisa mencicipi beragam makanan dan jajanan dari seluruh Indonesia. Di antaranya, Bale Raos Keraton Yogyakarta, Mangut Ikan Manyung Bu Fat dari Semarang, Gabis Pucung H. Syamsudin Kombo, Ayam Goreng Warung Doyong dari Bogor, Swike Jatiwangi Puncak, Toko Oen Semarang, Es Kopi Tak Kie Gang Gloria, Soto Ahri, dan lain-lain.
"Ada lebih dari 80 penjaja kuliner tradisional yang dihadirkan di sini."
"Pastinya ada lebih banyak di luar sana. Semoga nantinya akan ada banyak festival kuliner yang menggandeng penjaja kuliner legendaris lainnya sehingga jadi lebih dikenal dan lestari," kata GKR Hemas.
80 Kuliner Legendaris Hadir di Festival Kampoeng Legenda | Rifan Financindo
JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia, Mal Ciputra menghadirkan festival kuliner Kampoeng Legenda.
Di acara ini Anda bisa mencicipi lebih dari 80 kuliner legendaris dari berbagai daerah di Indonesia. Bagi Anda pecinta sambal, di sini Anda juga bisa mencicipi aneka sambal yang berasal dari 25 provinsi di Indonesia.
"Ada sambal andaliman dari Sumatera Utara, ada dari Maluku sambal kenari dan banyak lagi yang mungkin tidak mengenal sambal tersebut," ujar Ferry Irianto, General Manager Mal Ciputra dalam jumpa pers acara Kampoeng Legenda, Mal Ciputra, Jakarta Barat, Kamis (11/8/2016).
Selain merayakan Hari Kemerdekaan Nasional, acara ini didekorasi dengan nuansa Betawi. Anda tidak perlu repot-repot mengunjungi daerah-daerah di Indonesia untuk mencicipi aneka kuliner legendaris. Sebab di tempat ini terkumpul beragam makanan khas daerah yang legendaris.
Acara yang telah diselenggarakan dua kali ini berlokasi di Central Court Mal Ciputra, Jakarta Barat. Menurut Ferry, bazaar kuliner ini diadakan untuk melestarikan kuliner nusantara agar dapat dinikmati oleh generasi muda.
"Jangan sampai kuliner legenda ini hanya dirasakan oleh orang tua kita. Harapannya generasi muda dapat mencicipi dan bisa juga melestarikan kuliner yg sudah ada ini," ujar Ferry Irianto.
Beberapa kuliner legendaris yang dihadirkan di festival Kampoeng Legenda ini di antaranya: Toko Oen Semarang, Kupat Tahu Gempol Bandung, Nasi Kapau Bukit Tinggi, dan masih banyak lagi. Salah satunya adalah Bale Raos Keraton Jogjakarta.
"Ini merupakan kesempatan yang yang sangat menarik. Bale Raos merupakan restoran yang berada di Jogjakarta yang menyajikan masakan turun temurun keluarga keraton," ujar Ferry Irianto.
Tidak hanya sajian kuliner, Mal Ciputra juga mrnghadirkan aneka hiburan. Hiburan yang disajikan pastinya juga bertema Nusantara seperti, Tarian Nusantara Bunga Rampai Betawi yang dipadukan dengan kesenian rakyat Ondel-ondel. Selain itu juga ada penampilan Tari Piring dari Sumatera Barat, pertunjukan Konunitas Jazz Kemayoran dan banyak lagi.
Pengunjung juga bisa berpartisipasi dalam Lomba Membuat Video 1 Menit. Anda bisa membuat video dengan durasi 1 menit di media sosial Instagram dengan tema "Kampoeng Legenda di Mal Ciputra Jakarta". Nantinya akan ada 5 pemenang yang dipilih dengan hadiah uang tunai Rp 500.000 dan Voucher senilai Rp 200.000.
JAKARTA – Mal Ciputra Jakarta kembali mengelar acara kuliner bertajuk Kampoeng Legenda. Acara yang dihelat di tahun kedua ini bertujuan untuk melestarikan kuliner legenda Nusantara.
“Kampoeng Legenda ini menjadi rangkaian perayaan hari ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-71 oleh Mal Ciputra dengan mengajak para pengunjung turut melestarikan kuliner legendaris yang hampir punah,” ujar General Manager Mal Ciputra, Ferry Irianto, di Hotel Ciputra Jakarta, Kamis (11/8).
Menurutnya, tak hanya ingin melestarikan kuliner Nusantara, Kampoeng Legenda juga ingin memperkenalkan kuliner-kuliner legenda kepada generasi muda. Kuliner, kata Ferry, merupakan bagian dari kebudayaan yang perlu dijaga kelestariannya hingga nanti.
“Kuliner legenda jangan sampai hanya dinikmati oleh orang-orang jaman dulu, tetapi juga generasi sekarang,” ungkapnya.
Tak hanya bisa mencicipi beragam kuliner, Kampoeng Legenda juga akan menampilkan banyak hiburan dari sejumlah daerah. Pengunjung akan menyaksikan pagelaran tari Bunga Rampai Betawi yang dipadukan dengan kesenian rakyat ondel-ondel, pertunjukan silat betawi, tari Nandak Ganjen dari Yogyakarta, tari Piring dari Sumatra Barat, dan tari Hurai Kataga dari Nusa Tenggara Timur (NTB).
“Bagi pecinta jazz, setiap Jumat akan ada pertunjukan spesial dari Komunitas Jazz Kemayoran,” jelas Ferry.
Kampoeng Legenda akan diramaikan oleh lebih dari 80 kuliner legendaris nusantara. Acara ini dihelat mulai dari 10 Agustus hingga 21 Agustus mendatang di center court Mal Ciputra Jakarta.