Data Nasabah Diduga Bocor, Ini Penjelasan BRI | PT Rifan Financindo Berjangka
Bambang bilang nasabah harus lebih berhati-hati dalam melakukan pendaftaran akun atau ketika bertransaksi pada situs e-commerce. "Apalagi ketika transaksi harus mencantumkan data pribadi," kata Bambang. Selain itu, BRI berharap agar nasabah tidak menggunakan WiFi publik untuk koneksi data internet.
Nasabah juga diminta hati-hati ketika melakukan swipe kedua kalinya di keyboard komputer maupun mesin cash register kasir.
Diharapkan, nasabah juga melakukan pengkinian anti virus perangkat komputer, serta tidak menginformasikan kerahasiaaan data kepada orang lain atau yang mengatasnamakan BRI.
Terkait dengan hal ini, Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan BRI Bambang Tribaroto mengatakan, bank tidak pernah memberikan data nasabah kepada siapapun melalui media apapun.
"Bank BRI tidak pernah meminta data rahasia nasabah seperti 3 digit angka di belakang kartu atau one time password melalui telepon, sms atau email," kata Bambang kepada Kontan.co.id, Senin (5/3/2018).
Kebocoran data nasabah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya melalui transaksi online, penggunaan kartu kredit saat melakukan transaksi di mesin EDC serta melalui social engineering.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memberikan penjelasan terkait dugaan bocornya data nasabahnya. Seorang nasabah BRI mengingatkan nasabah lainnya berhati-hati karena data pribadi miliknya sempat diketahui oknum penipu, seperti ditulisnya pada surat pembaca Kontan, Senin (5/3/2018).
Kasus bocornya data pribadi nasabah BRI ini agak unik lantaran oknum mengetahu cukup detail, seperti nama, nomor rekening, nomor kartu ATM, masa berlaku kartu, dan nama ibu kandung. Dugaan bocornya data nasabah ini diketahui setelah seorang nasabah BRI bernama Yuli Purwanto ditelpon orang yang mengatasnamakan BRI.
Awalnya Yuli percaya bahwa penelepon adalah customer service Bank BRI. Sampai Yuli curiga bahwa penelepon menanyakan 3 digit angka dibelakang kartu ATM. Tiga angka ini adalah kode khusus untuk verifikasi saat transaksi kartu kredit yang sifatnya rahasia.
Kredit konsumsi tumbuh di tahun politik | PT Rifan Financindo Berjangka
Tardi, Direktur Konsumer PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, dari sisi permintaan, kredit konsumsi masih menjanjikan, sebab jurang persediaan dan ketersediaan rumah atau backlog perumahan masih cukup besar. Selain itu, permintaan kendaraan bermotor meskipun flat namun tetap ada.
Sementara PT Bank CIMB Niaga Tbk tahun ini akan konsisten di bisnis ritel konsumer serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). "Bisnis KPR, KTA dan kartu kredit tahun ini diprediksi tumbuh 15%," kata Lani Darmawan, Direktur Konsumer CIMB Niaga akhir pekan lalu. Namun memang biasanya pada kuartal I, permintaan kredit konsumsi masih agak rendah.
Kredit konsumer BRI paling besar di sumbang oleh segmen kredit berbasis gaji dan kredit pemilikan rumah (KPR). Masing-masing menyumbang porsi 76,8% dan 19,3% dari totla penyaluran kredit konsumsi.
Anggoro Eko Cahyo, Direktur Konsumer PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), melihat beberapa event besar seperti Asian Gams dan IMF World Bank Summit di Bali, menjadi di antara faktor pertumbuhan kredit konsumsi. Selain itu, belanja pemerintah yang naik dan pesta Pilkada di 171 daerah juga menjadi sentimen positif kredit konsumsi di tahun ini. Bisnis yang mendukung pertumbuhan kredit konsumsi tahun ini di antaranya properti dan otomotif.
"Meskipun banyak kekhawatiran dengan adanya tahun politik, namun masih akan ada banyak kesempatan yang bisa diraih untuk segmen bisnis konsumer," jelas Handayani Handayani, Direktur Konsumer BRI, Senin (5/3).
Sepanjang 2017, BRI telah menyalurkan kredit konsumer hingga Rp 114,60 triliun atau tumbuh 14,40%. Dari sisi kualitas kredit pun, bisnis konsumer BRI masih terpantau baik dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) sebesar 1%.
Agar mencapai target pertumbuhan, Bank Permata sudah menerapkan beberapa strategi. Pertama, inovasi produk berkelanjutan.
Kedua, peningkatan kemudahan dan kecepatan proses kredit. Ketigam peningkatan akses nasabah melalui e-channel PermataMobile dan PermataNet.
Sementara, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menargetkan pertumbuhan kredit konsumsi sekitar 23%–25% di tahun ini. Sekadar informasi, pada tahun 2017 kredit konsumsi BRI tumbuh 14,4%.
Kredit konsumsi termasuk paling diandalkan bank untuk mendongkrak penyaluran pinjaman. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penyaluran kredit konsumsi perbankan per Desember 2017 sebesar Rp 1.335,40 triliun. Nilai tersebut tumbuh 11,04% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.202,63 triliun.
PT Bank Permata Tbk optimistis pada tahun ini kredit konsumsi bisa tumbuh 15% secara tahunan atau year on year (yoy). Bianto Surodjo, Direktur Ritel Bank Permata mengatakan, pertumbuhan kredit konsumsi akan berasal dari beberapa bisnis, di antaranya kredit kepemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB), kredit tanpa agunan (KTA) dan juga kartu kredit.
Perluas Layanan Perbankan, BRI Gandeng Go-Pay | PT Rifan Financindo Berjangka
“Kerja sama antara fintech, seperti Go-Pay, dan perbankan adalah cara paling tepat untuk memberikan akses layanan keuangan kepada jutaan keluarga yang hingga kini masih belum terjangkau oleh bank,” ujarnya.
Aldi menambahkan, melalui kerja sama itu, bukan hanya pengguna Go-Pay yang bisa merasakan manfaatnya, melainkan juga mitra dan merchant yang ada dalam ekosistem Go-Jek.
“Di sisi pengguna Go-Pay, mereka bisa semakin mudah melakukan pembayaran elektronik untuk tagihan Bank BRI. Sementara mitra dan merchant bisa memiliki kemudahan akses untuk produk dan layanan Bank BRI,” kata Aldi.
Pada tahap pertama, kolaborasi kedua perusahaan ini melingkupi kemudahan bagi masyarakat melakukan pembayaran elektronik tagihan Bank BRI (e-government dan e-billing) serta akses pada layanan dan produk Bank BRI bagi mitra dan merchant yang ada dalam ekosistem Go-Jek, termasuk karyawan Go-Pay dan Go-Jek.
Aldi Haryopratomo, CEO Go-Pay, menyambut baik kerja sama tersebut. Dia yakin, lewat kolaborasi yang kuat antara penyedia jasa keuangan, perbankan, dan financial technology (fintech), jangkauan ke masyarakat yang belum mengakses layanan perbankan (unbanked communities) menjadi lebih luas.
Kerja sama ini diharapkan mampu meningkatkan penetrasi produk dan layanan perbankan BRI di seluruh lapisan masyarakat. BRI melihat inovasi teknologi sebagai sebuah peluang untuk menjangkau lebih banyak masyarakat mengakses produk dan layanan perbankan. Kami optimistis sinergi ini mampu memberikan added value bagi kedua pihak yang terlibat,” kata Sis Apik di Innovation Centre, Kantor Pusat Bank BRI, Jakarta, Senin, 5 Maret 2018.
Direktur Hubungan Kelembagaan Bank BRI Sis Apik Wijayanto mengatakan sinergi Bank BRI dengan Go-Pay diharapkan mampu memberikan kontribusi untuk akselerasi inklusi dan literasi keuangan di Indonesia.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjalin kerja sama dengan penyedia jasa uang elektronik milik Go-Jek, Go-Pay, dalam rangka memperluas layanan perbankan yang dimiliki perseroan.