Penumpang pesawat Lion Air Frantinus Nirigi akhirnya mengaku menyebutkan kata-kata bom | PT Rifan Financindo Berjangka
Secara terpisah, Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Erma Suryani Ranik, ternyata ikut memantau kasus ini. Atas andilnya, Frantinus kini mendapatkan pengacara untuk mendampingi kasusnya. Walau begitu, Erma menegaskan, tetap menghormati proses hukum yang berlaku. "Saya hanya bantu siapkan pengacara, apakah dia bersalah atau tidak biar nanti putusan Pengadilan yang menentukan,"katanya.
Dia mengimbau agar semua dapat mengambil pelajaran dari peristiwa ini. "Keselamatan penerbangan tugas kita bersama menjaganya. Jangan dianggap enteng. Apalagi dijadikan bahan bercanda," kata dia.
Tempo belum mendapat keterangan dari pihak Lion Air soal keterangan pramugari yang ikut diperiksa polisi dalam kasus ini.
Fran menyatakan, tidak ada kepanikan saat pengumuman pertama. Namun, pramugari kembali memberikan pengumuman kedua. “Penumpang dimohon keluar, karena ada bahan yang bisa meledak. Nah, ini yang bikin penumpang panik dan ada yang buka jendela darurat,” kata Theo.
Dua pramugari Lion Air juga harus menjalani pemeriksaan keterangan saksi akibat peristiwa yang menjadi sorotan banyak pihak ini. Theo mengatakan, pramugari justru yang membuat para penumpang panik. Hal ini juga meluruskan informasi yang beredar sebelumnya, bahwa Frantinus berteriak di dalam kabin pesawat, menyatakan dirinya membawa bom.
Pramugari tersebut sempat menegur Fran dengan serius. "Kamu tidak boleh bercanda ada bom di dalam pesawat," katanya kepada Fran. Fran lantas menyadari kesalahannya, dia meminta maaf dan menundukkan kepala.
Sejurus kemudian, Fran dipanggil ke Garbarata pesawat untuk diperiksa. Petugas mendapati tas Fran berisi tiga laptop. Tidak mendapati barang-barang mencurigakan, Fran kemudian disuruh kembali ke tempat duduk.
“Saat itu tidak ada kekacauan sama sekali,” kata Theo. Namun, selang beberapa menit kemudian berdasarkan pengakuan Frantinus, ia mendengar pengumuman di pengeras suara agar seluruh penumpang keluar pesawat melewati pintu utama.
Theo mengatakan kliennya itu kesal karena pramugari Lion Air itu tak hati-hati saat menyimpan tasnya ke dalam bagasi kabin. Padahal saat itu di dalam tas Frantinus terdapat tiga unit komputer jinjing atau laptop.
Frantinus menurut Theo mengaku sebagai penumpang terakhir yang masuk ke pesawat. Ia duduk di kursi 2c. Saat itu, bagasi kabin sudah penuh. Tas Frantinus sarat muatan, sehingga tidak diperbolehkan diletakkan di bawah kursi atau dipangku, sesuai aturan penerbangan. Pramugari pun memasukkan tas Fran ke kabin. Gerakannya yang kasar membuat pria itu tersulut emosi pula, dan terlontarlah kata-kata bom.
Penumpang pesawat Lion Air Frantinus Nirigi akhirnya mengaku menyebutkan kata-kata bom kepada pramugari pesawat Lion Air JT 687 rute Pontianak-Jakarta. Tetapi, Frantinus mengatakan melakukan hal itu karena terprovokasi sikap pramugari yang cenderung tak ramah.
“(Fran) Memang ada melontarkan kata-kata ‘awas jangan kasar-kasar menyimpan tasnya. Ada bom’ kepada salah satu pramugari,” ungkap Theo Kristoporus Kamayo, yang menjadi kuasa hukum Frantinus di Pontianak, Selasa 29 Mei 2018.
Menurut Theo, saat dijenguk kondisi Frantinus Nirigi dalam keadaan baik. "Namun agak tegang," kata Theo.
Dengar Ada Bom, Saya Panik dan Terjun dari Sayap Pesawat | PT Rifan Financindo Berjangka
Karena merasa panik, pintu darurat yang ada didalam pesawat itu dibuka bukan atas instruksi dari pramugari, tetapi inisiatif penumpang, sehingga penumpang melompat dari pintu darurat dan menimbulkan masalah yaitu tujuh orang yang dibawa ke rumah sakit," ujar Bernard saat ditemui di Bandara Supadio, Senin malam.
Sebelum dibawa ke rumah sakit, sambung Bernard, para penumpang yang mengalami luka tersebut sempat mendapat pertolongan pertama dari petugas kesehatan di Bandara Supadio.
Akibat peristiwa tersebut, Iyan mengalami cidera pada kaki kanannya. Iyan pun sempat dirawat bersama sejumlah korban lainnya di ruang UGD. Sebelumnya, sebanyak tujuh penumpang terpaksa harus dilarikan ke Rumah Sakit TNI AU Dr Mohammad Sutomo akibat melompat dari pintu darurat pesawat Lion Air JT 687 dalam peristiwa yang terjadi di Bandara Supadio, Kubu Raya, Senin (28/5/2018).
Peristiwa kepanikan penumpang tersebut berawal dari adanya gurauan berupa ancaman bom di dalam pesawat oleh FN, salah satu penumpang tujuan Pontianak-Jakarta itu. Manager Operasional Bandara Supadio Bernard Munthe mengungkapkan peristiwa tersebut menyebabkan 7 orang mengalami luka.
Salah satu penumpang yang menjadi korban Iyan Wijaya mengatakan, dirinya nekat melompat dari sayap pesawat begitu mendengar kabar ada bom di pesawat. “Saya panik juga dan ikut terjun dari sayap, sampai kaki saya terkilir," ujarnya saat ditemui di rumah sakit, Senin malam.
"Saya enggak dengar langsung orang yang bilang ada bawa bom itu. Hanya ada penumpang lain yang bilang ada bom, jadi saya juga panik," tambahnya. Iyan yang duduk di kursi 19D menggambarkan suasana di dalam pesawat ketika itu benar-benar panik. “Ada orang yang buka pintu darurat, terpaksa keluar lewat situ,” katanya.
Suasana kepanikan dan mencekam sempat dialami para penumpang pesawat Lion Air JT687 tujuan Pontianak-Jakarta di Bandara Internasional Supadio, Kubu Raya, Senin (28/5/2018). Berawal dari adanya kabar salah satu penumpang yang membawa bom didalam tas bawaannya, para penumpang lainnya pun panik. Mereka kemudian membuka pintu darurat pesawat yang mengarah kebagian sayap. Dalam video yang beredar, terlihat suasana kepanikan para penumpang ini ketika keluar dari sayap pesawat.
Bahkan, kepanikan semakin menjadi ketika mereka melompat dari sayap untuk menyelamatkan diri sembari membawa barang masing-masing. Dalam peristiwa kepanikan tersebut, tujuh orang penumpang terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit TNI AU Dr Mohammad Sutomo untuk mendapatkan perawatan.
Insiden Teriakan Bom di Pesawat, Ini Komentar Warga Pontianak | PT Rifan Financindo Berjangka
Bisa mengganggu penerbangan, apalagi gara-gara panik ada penumpang yang terluka, kan ini jelas tidak baik, kalau mau bercanda carilah candaan yang tepat yang bikin senang orang," ujarnya.
Warga lainnya, Joshua meminta polisi menindak penumpang yang bersangkutan dengan sanksi yang setimpal atas perbuatannya.
"Saya dengar ada penumpang yang sampai terluka, apa ini tidak merugikan, kalau saya disitu (dalam pesawat) juga pasti akan marah," ungkapnya.
Menurut Thomas, segala candaan yang berkaitan dengan 'bom' akhir-akhir ini memang sangat sensitif dan bisa menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat.
Terlebih, candaan ini dilakukan di dalam pesawat yang sudah akan lepas landas.
"Dia kan sudah berpendidikan, seharusnya dia paham dengan situasi dan kondisi di Indonesia saat ini bagaimana, negara kita beberapa kali dirundung teror bom beberapa waktu terakhir," kata Thomas kepada Tribun, Selasa (29/5/2018).
Warga Kota Pontianak turut memberikan respon atas insiden tertundanya penerbangan pesawat Lion Air JT687 akibat ulah seorang penumpang yang meneriakkan adanya bom dalam tubuh pesawat di Bandara Supadio Pontianak, Senin (28/5/2018) malam.
Menurut seorang warga, Thomas, perbuatan seperti ini sangat tidak pantas dilakukan, apalagi mengingat status penumpang yang bersangkutan adalah seorang sarjana.