Bunga kredit secara rata-rata masih ada di kisaran dua digit | PT Rifan Financindo Berjangka
Diprediksi dalam kurun waktu 1-3 bulan ke depan bank akan merespons dengan menaikkan bunga kredit di kisaran 0,25% hingga 0,3% lagi bisa jadi 11,5% hingga 12% secara rata-rata," ujar dia.
Pada 17 Mei 2018 BI telah menggelar RDG dan menaikkan suku bunga acuan menjadi 4,5% dari sebelumnya 4,25%. Sementara itu, untuk suku bunga deposit facility juga naik menjadi 3,75% dan suku bunga lending facility naik menjadi 5,25%.
Kebijakan tersebut ditempuh sebagai bagian bauran kebijakan BI untuk menjaga stabilitas perekonomian di tengah berlanjutnya peningkatan ketidakpastian pasar keuangan dunia dan penurunan likuiditas global. BI juga melanjutkan upaya stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai fundamentalnya dengan menjaga mekanisme pasar.
"Kalau BI naikkan lagi 25 bps efeknya ke bunga kredit perbankan bisa lebih mahal. Apalagi sensitivitas kenaikan bunga acuan BI lebih tinggi ke bunga kredit dibanding saat bunga acuan turun," kata Bhima saat dihubungi detikFinance, Senin (28/5/2018).
Dia menjelaskan, kenaikan bunga acuan tersebut dikhawatirkan akan mengganggu pertumbuhan kredit perbankan. Berdasarkan data BI rata-rata suku bunga deposito tercatat 5,84% dan bunga kredit 11,2%.
Sedangkan pertumbuhan kredit pada Maret 2018 tercatat sebesar 8,5% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 8,2%.
Untuk penyesuaian bunga tersebut, industri perbankan membutuhkan waktu sekitar satu hingga tiga bulan.
Bunga kredit secara rata-rata masih ada di kisaran dua digit. Berdasarkan data uang beredar BI bunga kredit masih di kisaran 11,2% mengalami penurunan 9 basis poin dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya.
Apakah penurunan ini akan berlanjut? Atau bye-bye bunga kredit rendah?
Pada 30 Mei mendatang Bank Indonesia (BI) akan menggelar rapat dewan gubernur (RDG) tambahan. BI telah memberikan sinyal untuk menaikkan suku bunga acuan. Padahal beberapa waktu lalu BI baru saja menaikkan suku bunga acuannya atau BI 7 Days Reverse Repo Rate sebanyak 25 basis poin (bps) menjadi 4,5%.
Kenaikan bunga acuan disebut akan menghentikan laju penurunan suku bunga kredit perbankan nasional. Ekonom INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan jika memang BI menaikkan kembali bunga acuan maka akan mempengaruhi harga bunga kredit.
Bank Indonesia Diperkirakan Kembali Naikkan Suku Bunga | PT Rifan Financindo Berjangka
Ekonom Permata Bank, Josua Pardede juga memprediksi kenaikan suku bunga acuan. "Kalau saya lihat dari beberapa pernyataan terakhir Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo seperti dalam rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), saya lihat suku bunga acuan akan dinaikkan 25 bps menjadi 4,75 persen dalam rangka menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dalam jangka pendek," kata Josua.
Menurutnya, langkah tersebut juga untuk mengantisipasi dampak kenaikan suku bunga AS Fed Fund Rate pada Juni. Sebab, pada saat rapat FOMC tersebut bersamaan dengan libur Idul Fitri dan RDG selanjutnya digelar akhir Juni.
"Ini langkah preemtive antisipatif sebelum The Fed menaikan suku bunga biambil langkah preventif untuk rupiah," ujar Josua.
Dalam tiga tahun terakhir kebijakan BI sudah sangat pro-pertumbuhan, tapi demand side dari kreditnya memang belum tumbuh kuat jadi persoalannya sebenarnya bukan di sisi moneter," ujarnya.
Dia mengatakan, dua hari terakhir nilai tukar rupiah dalam tren menguat. Menurutnya, pasar mengantisipasi kemungkinan kenaikan suku bunga acuan pada RDG tambahan. "Ke depannya kemungkinan kenaikan suku bunga acua bisa saja kembali terjadi tergantung perkembangan data eksternal dan domestik," ujarnya.
Para ekonom memprediksi hasil RDG bulanan tambahan tersebut akan menaikkan suku bunga acuan BI 7-day reserve repo rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen. Sebelumnya, pada RDG Bulanan Mei 2018, BI telah menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 4,5 persen.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual, mengatakan, kenaikan suku bunga lanjutan masih diperlukan untuk stabilisasi ekonomi. "Ekspektasi saya masih akan ada kenaikan 25 bps lagi pada RDG tambahan tersebut," kata David saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (29/5).
David menilai BI saat ini akan lebih mengutamakan kebijakan pro-stabilitas untuk stabilisasi dan menyeimbangkan neraca transaksi berjalan (current account).
Bank Indonesia diprediksi kembali menaikkan suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan tambahan pada Rabu (30/5). Rapat tersebut akan membahas kondisi ekonomi dan moneter terkini serta prospek ke depan.
Jika BI Naikkan Bunga Acuan, Bunga Kredit BCA akan Naik | PT Rifan Financindo Berjangka
"Kalau misalnya bunga deposito naik terus ya bunga kredit harus naik. Biaya dananya kan mahal. Kalau itu naik kredit naik. Kalau bunga dana enggak naik, bunga deposito naik kecil cuman 0,25%, tabungannya tidak naik, ya kredit jadi tidak naik," ujarnya
Belum lama ini BI telah menaikkan suku bunga BI 7 days repo rate menjadi 4,5%. BI juga memberikan sinyal akan kembali menaikkan suku bunga. Bahkan BI menambah jadwal Rapat Dewan Gubernur (RDG) untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan, pada Rabu (30/5/2018).
Seiring dengan itu maka bunga kredit juga akan terkerek naik.
"Tergantung, kalau BI minggu depan naikkan lagi rate, kemungkinan semua bank naikkan. Kalau deposito naik, tabungan naik, ya otomatis rugi dong bank. Makanya kredit dinaikkan juga. Sekarang kita belum naikkan," tuturnya di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Senin (28/5/2018).
Meski begitu BCA masih belum menentukan berapa kenaikan bunga deposito dan kredit. BCA masih akan membahasnya dalam rapat direksi.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) akan menaikkan suku bunga kreditnya. Langkah ini dilakukan jika Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan, BI 7 days repo rate.
Direktur Bank BCA, Suwignyo Budiman mengatakan, pada kenaikan BI 7 days repo rate kemarin 25 bps menjadi 4,5% pihaknya belum menaikkan suku bunga kreditnya, namun jika BI menaikkan suku bunga kreditnya. maka bunga deposito akan terdorong naik.