Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyentil PT Pertamina (Persero) yang malas melakukan eksplorasi minyak dan gas | PT Rifan Financindo Berjangka
Sebelumnya diberitakan, hampir semua cadangan migas berukuran besar di Indonesia merupakan hasil eksplorasi perusahaan asing. Mulai dari Minas dan Duri, Attaka, Arun, Natuna D-Alpha, Handil, Tunu, hingga Abadi ditemukan oleh perusahaan migas asing.
Sementara cadangan migas terbesar yang pernah ditemukan oleh PT Pertamina (Persero) adalah Jatibarang pada 1967 alias 51 tahun lalu.
"Discovery cadangan migas ukuran besar di Indonesia semuanya oleh perusahaan asing, kecuali Jatibarang (1967) yang discovery oleh Pertamina," kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunaryadi.
Untuk menggiatkan eksplorasi migas, Jokowi memerintahkan Menteri ESDM Ignasius Jonan untuk menyederhanakan perizinan dan memberi kemudahan-kemudahan untuk kegiatan eksplorasi migas.
"Saya perintahkan tahun yang lalu Menteri ESDM memangkas sebanyak-banyaknya regulasi, peraturan yang ada di Kementerian ESDM. Sudah dipangkas 186 peraturan yang membuat ruwet, bertele-tele kalau mau investasi di bidang ini. Yang kita harapkan ini bisa lebih menyederhanakan, bisa lebih memudahkan sehingga investasi lebih banyak masuk ke negara kita Indonesia," ujarnya.
Sebenarnya masih banyak cadangan migas yang tersimpan di perut bumi Indonesia. SKK Migas mencatat, hingga awal 2018 terdapat 128 cekungan di seluruh Indonesia yang berpotensi memiliki kandungan hidrokarbon. Adapun hidrokarbon merupakan senyawa migas.
Dari 128 cekungan tersebut, sebanyak 74 cekungan hingga saat ini masih belum dieksplorasi untuk kemudian dimanfaatkan hasil migasnya. Padahal jika dieksplorasi, Indonesia dapat memiliki cadangan migas baru.
BUMN perminyakan itu, kata Jokowi, terakhir kali menemukan cadangan migas besar pada era 1970-an. Setelah itu sampai sekarang, Pertamina malas mencari cadangan migas.
"Yang sering membuat saya geleng-geleng kepala, di industri migas ini, sebagai contoh misalnya Pertamina. Informasi yang saya terima sejak tahun 1970-an tidak pernah melakukan eksplorasi dalam jumlah yang besar sampai saat ini. Yang ada eksplorasi yang kecil-kecil. Ini ada apa?," kata Jokowi dalam acara IPA Convex 2018 di Jakarta Convention Center, Rabu (2/5).
Dalam sambutannya saat membuka acara Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) 2018 pagi ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyentil PT Pertamina (Persero) yang malas melakukan eksplorasi minyak dan gas (migas).
Regulasi Perizinan di Sektor Migas Masih Berbelit | PT Rifan Financindo Berjangka
Jokowi juga menuturkan, para KKKS bisa menyampaikan masukan mereka tentang sistem kontrak bagi hasil gross split yang baru diterapkan di Indonesia menggantikan skema cost recovery. Sebab, bulan ini pemerintah akan meluncurkan Online Single Submission atau peraturan izin satu pintu.
“Sampaikan saja termasuk gross split, apa yang harus dibenahi.
Bulan ini kami akan buka Online Single Submission. Jadi tidak usah muter-muter dari kementerian lain ke kementerian lain. Dari dirjen ke dirjen lain, dan gubernur ke bupati. Mudah-mudahan bulan ini akan rampung dari pusat ke daerah dengan sistem ini,” jelasnya.
Kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di sektor migas yang pagi ini datag ke IPA Convex 2018, Jokowi menegaskan agar mereka menyampaikan apa saja regulasi perizinan yang masih menghambat investasi mereka. Hal itu, kata dia, bisa disampaikan dalam forum yang berlangsung 3 hari ini atau langsung ke dirinya.
“Saya ingin dibicarakan di forum ini apa regulasi yg masih berbelit-belit. Sampaikan saja ke Menteri ESDM (Ignasius Jonan). Kalau enggak sanggup, sampaikan langsung ke saya,” jelasnya.
Presiden Joko Widodo pagi ini membuka acara pertemuan tahunan pengusaha minyak dan gas dalam Indonesian Petroleoum Association (IPA) Convex 2018. Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan regulasi peraturan dan perizinan di sektor migas dalam negeri masih kurang kondusif.
Menurut dia, meskipun kementerian saat ini sudah mengurangi sebanyak 186 regulasi peraturan dan perizinan, di mana baru 14 perizinan di hulu yang baru disederhanakan, Jokowi menilai regulisasinya masih berbelit-belit.
“Regulasi perizinan harus dipangkas. Jangan lagi berbelit-belit,” kata Jokowi dalam sambutanya di IPA Convex 2018 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (2/5).
Jokowi Geleng Kepala Lihat Kinerja Pertamina Selama 70 Tahun | PT Rifan Financindo Berjangka
Tapi khusus yang hulu, seperti disampaikan Pak Ronal ada 14. Yang kita harapkan ini bisa lebih menyederhanakan, bisa lebih memudahkan sehingga investasi lebih banyak masuk ke negara kita Indonesia," kata Jokowi.
Seusai acara Jokowi menerangkan kata 'eksplorasi kecil-kecilan Pertamina' yang dimaksud. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengharapkan produksi yang dihasilkan Pertamina meningkat setiap tahunnya.
"Karena sudah sekian tahun tidak ada eksplorasi besar yang kita lihat, sampai kita menurun, menurun, menurun. Kita semakin lama importnya semakin banyak," jata Jokowi.
"Kalau saya melihat begini, lho kok eksplorasi nggak naik tapi semakin menurun. Ini pasti ada apa-apanya. Itu saya perintahkan utk menyederhanakan prosedur perizinan di ESDM atau SKK Migas juga sama," tutur Jokowi menambahkan.
Presiden Joko Widodo menilai PT. Pertamina selama 70 tahun terakhir tidak pernah melakukan eksplorasi migas dalam jumlah yang besar sampai saat ini. Hal ini membuat Kepala Negara mengaku geleng-geleng kepala.
"Yang ada eksplorasi yang kecil-kecil. Ini ada apa?. Oleh sebab itu saya perintahkan tahun yang lalu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral memangkas sebanyak-banyaknya regulasi, peraturan yang ada di Kementerian ESDM," ujar Jokowi dalam sambutannya pada acara pembukaan The 42nd Indonesia Petroleum Association (IPA) Convention and Exhibition, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (2/5/2017).
Jokowi menerangkan, perintahnya sudah ditindaklanjuti oleh Menteri ESDM. Sejauh ini sudah ada sekitar 186 peraturan yang membuat ruwet, bertele-tele untuk investasi, sudah dipangkas.