(IHSG) diramalkan melanjutkan pelemahan pada awal pekan ini | PT Rifan Financindo Berjangka
Belum lagi, sejumlah saham berkapitalisasi besar (big capitalization/big cap) juga sedang tertekan akibat pelemahan IHSG dan perdagangan yang lebih singkat. Untuk hari ini, Frederik meramalkan IHSG berada dalam rentang support 5.751 dan resistance 5.891.
"Kami menyarankan pelaku pasar untuk mengincar saham-saham middle caps," pungkas Frederik.
Sebagai informasi, sepanjang pekan lalu IHSG terkoreksi 2,14 persen ke level 5.792. Dengan begitu, nilai kapitalisasi pasar ikut melemah 1,97 persen menjadi Rp6.448 triliun.
Sementara itu, kondisi yang berbeda justru terlihat pada bursa saham Wall Street. Tiga indeks utamanya menguat pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (4/5).
Bila dirinci, Dow Jones naik 1,39 persen, S&P500 naik 1,28 persen, dan Nasdaq Composite naik 1,71 persen.
Tak hanya khawatir soal rencana kenaikan suku bunga The Fed, pelaku pasar juga mengkhawatirkan kebijakan Bank Indonesia (BI) akan terpengaruh kondisi dari The Fed.
"Tapi diharapkan BI tetap mempertahankan suku bunga, kalau pun menaikan dan rupiah menguat. Itu hanya bersifat penguatan sementara saja, karena masih ada kekhawatiran dari The Fed," papar Lucky.
Maka itu, ia meramalkan IHSG pada pekan ini masih berada di area sekitar 5.700 sebagai level support-nya. Sementara, IHSG tetap berpeluang bergerak ke level 5.858.
Di sisi lain, Analis Artha Sekuritas Frederik Rasali menilai IHSG juga masih terkena sentimen negatif dari perang dagang antara AS dan China.
"Pertemuan kedua belah pihak belum menemui titik temu," terang Frederik dalam risetnya.
"Pertumbuhan ekonomi masih di kisaran sama. Tidak memberikan sinyak untuk menaikkan IHSG dalam jangka pendek, jadi sentimennya netral," terang dia.
Pada kuartal pertama tahun lalu, pertumbuhan ekonomi tercatat berada di kisaran 5,01 persen. Sedangkan pada kuartal IV lalu, pertumbuhan ekonomi tercatat berada di kisaran 5,19 persen.
Di sisi lain, Lucky menilai pelemahan nilai tukar rupiah masih akan menjadi sentimen negatif bagi laju IHSG. Pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (4/5), nilai tukar rupiah ditutup turun enam poin atau 0,04 persen menjadi Rp13.945 per dolar Amerika Serikat (AS).
"Rupiah juga masih melemah, pelaku pasar juga khawatir soal kenaikan suku bunga The Fed," sambung Lucky.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramalkan melanjutkan pelemahan pada awal pekan ini, Senin (7/5). Data pertumbuhan ekonomi yang bakal dirilis pada hari ini diperkirakan tak akan mampu mengangkat IHSG.
"IHSG sementara masih akan negatif, belum ada sentimen baru," ucap Analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo kepada CNNIndonesia.com.
Lucky memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal I yang akan diumumkan hari ini masih akan berada di kisaran yang sama. Dengan kondisi tersebut, menurut dia, sentimen pertumbuhan ekonomi akan bersifat netral pada IHSG.
IHSG Masih Dibayangi Kekhawatiran | PT Rifan Financindo Berjangka
CARS: Trading buy selama dapat bertahan di atas 1.835. Support 1.830-1.835 Resisten 1.865-1.870
MARK: Trading buy selama dapat bertahan di atas 1.690. Support 1.680-1.690 Resisten 1.710-1.715.
HOKI: Maintain buy selama dapat bertahan di atas 635. Support 625-635 Resisten 665-685
UNVR: Maintain buy selama dapat bertahan di atas 45.200. Support 45.075-45.200 Resisten45.500-45.750
"Adanya penguatan USD dan harga minyak mentah dunia dikhawatirkan pelaku pasar mengganggu APBN Indonesia sehingga pelaku pasar lebih memilih keluar pasar," ujarnya.
Adapun saham-saham pilihan Binaartha Sekuritas antara lain:
UNTR: Maintain buy selama dapat bertahan di atas 33.400. Support 33.300-33.400 Resisten 33.750-33.900
"Namun demikian, diharapkan kekhawatiran berlebihan tersebut dapat berkurang sehingga pelaku pasar dapat memanfaatkan pelemahan yang ada untuk kembali masuk sehingga IHSG pun akan tertahan pelemahannya," kata dia dalam riset tertulis, Senin (7/5/2018).
Reza mengatakan, kekhawatiran dan kepanikan berlebihan pelaku pasar terhadap potensi pelemahan Rupiah yang mendekati level psikologis Rp14.000 per USD membuat IHSG kembali longsor ke zona merah. Ditambah dengan pergerakan bursa saham Asia yang variatif melemah terimbas pergerakan bursa saham AS yang kembali melemah di mana pelaku pasar lebih memperhatikan proses negosiasi perdagangan antara AS dan Tiongkok dan khawatir tidak adanya titik temu di antara keduanya.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ini diperkirakan belum bisa bangkit dari zona merah. Diperkirakan IHSG akan berada di kisaran support 5.754-5.768 dan resisten 5.812-5.823.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, masih adanya kekhawatiran berlebihan membuat IHSG masih dalam tren penurunannya. Pergerakan sejumlah bursa saham Asia pun juga belum cukup mendukung.
Ada Peluang "Rebound", IHSG Masih Dibayangi Koreksi | PT Rifan Financindo Berjangka
Adapun William Surya Wijaya, Vice President Research Departemen Indosurya Bersinar Sekuritas menyatakan, pola pergerakan IHSG masih terlihat sedang menguji support level. Indeks berusaha menggapai resistance level, potensi menguat masih terlihat dari pola gerak IHSG. Hal itu ditopang oleh kondisi pekonomian yang masih stabil ditengah pelemahan market global dan nilai tukar rupiah. Dia merekomendasikan saham-saham seperti BBCA, BBNI, BJTM, BBRI, AKRA, TLKM, HMSP, ICBP, ADHI, WSBP, EXCL, WSBP, SRIL. “IHSG berpotensi mengalami technical rebound dengan range 5.760 - 6.002,” ujarnya.
Indeks pada hari ini diprediksi masih rawan melanjutkan pelemahan dengan range pergerakan indeks 5.740-5.800 . “Sementara langkah wait and see lebih disarankan sampai indeks mampu kembali bergerak di atas level 6030,” kata Hendri.
Hendri Widiantoro, Analis Erdikha Elit Sekuritas menyatakan, indeks pada akhir perdagangan minggu lalu ditutup melemah menembus level support minor 5.838 disertai dengan volume distribusi yang cukup signifikan. "Terdapat sinyal buy di areal oversold. Bill William nampak menunjukan fase akselerasi walaupun momentum yang masih di areal negatif," sebutnya dalam riset.
Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG) pada perdagangan Senin (7/5/2018) diperkirakan masih dibayangi pelemahan, setelah pekan lalu indeks berkubang di zona negatif. Pada perdagangan Jumat (4/5/2018) lalu, IHSG ditutup melorot 1,13 persen. Indeks berada pada level 5.792,34 setelah pada penutupan sebelumnya berada pada level 5.858,73. Pada perdagangan Jumat, asing keluar sebanyak Rp 842,51 miliar.