Pelabuhan Tanjung Priok kini mulai disinggahi kapal kontainer berukuran besar |PT Rifan Financindo Berjangka
Budi juga menjelaskan, agar harganya lebih murah pembayaran tidan dihitung dari jumlah muatan yang dibawa melainkan seberapa besar luas yang digunakan kapal saat bersandar.
Untuk kapal-kapal berukuran besar juga akan diberikan insentif khusus.
"Kita menghitungnya progresif. Artinya tidak berdasarkan jumlah daripada TEUs-nya, tetapi berapa space yang dia pakai," kata Budi Karya.
Pihaknya juga akan meningkatkan prasarana kualitas pelabuhan yang dijamin bakal meningkatkan ketertarikan pemilik kapal mengangkut barang dari Indonesia.
"Semua prasarananya bagus. Itu dulu. Makanya saya push sekali apa yang ada di Priok ini. selalu saya katakan, lebih murah, lebih mudah, lebih transparan, dan lebih cepat," ungkap Budi Karya.
Antara lain, dengan menekan biaya di pelabuhan agar lebih murah. Pihaknya juga mengupayakan transparansi biaya dan proses bongkar muat serta kemudahan di urusan perizinan.
"Satu, pasti murah, yang kedua pasti transparan. Tiga, pasti mudah," ungkap Budi Karya Sumadi, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (16/5/2018).
Pelabuhan Tanjung Priok kini mulai disinggahi kapal kontainer berukuran besar seperti kapal kontainer yang dioperasikan CMA CGM berkapasitas 10.000 TEUs.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, ke depan akan ada beberapa upaya untuk mendorong agar semakin banyak kapal kontainer besar merapat ke pelabuhan di Indonesia.
Jurus Menhub agar Banyak Kapal Besar Bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok | PT Rifan Financindo Berjangka
"Yang kedua pastinya harus transparan. Dan yang ketiga pasti mudah," ucapnya.
Selain ketiga jurus itu lanjut Budi, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana sarana dan pra sarananya yang harus bagus. Oleh karena itu, dirinya terus melakukan upaya upaya perbaikan terhadap pelabuhan-pelabuhan termasuk Priok agar kapal berukuran besar bisa bersandar.
"Terus semua prasarananya harus bahu. Itu dulu. Nah kalau itu sudah tercapai, maka skala ekonomi yang lain akan dengan sendirinya terbangun. Makanya saya push sekali apa yang ada di Priok ini. Selalu saya katakan, lebih murah, lebih mudah, lebih transparan dan lebih cepat. Dengan menciptakan kondisi seperti ini otomatis tertarik," jelasnya.
Lusiana lanjut Budi, langkah yang perlu dilakukan untuk mengundang kapal kapal besar agar bersandar di Tanjung Priok adalah transparan. Maksudnya adalah dari sisi biaya dan regulasi pihak otoritas pelabuhan dalam hal ini PT IPC Pelindo II (Persero) tidak perlu melakukan pungutan pungutan tambahan.
Kemudian lanjut Budi, langkah ketiga yakni harus mudah. Maksudnya adalah dari sisi perizinan harus mudah dan tidak bertele-tele.
Agar lebih banyak kapal besar yang bersandar pertama pasti harus murah," ujarnya saat ditemui di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/5/2018).
Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan insentif. Artinya semakin besar kapal yang bersandar sudah maka semakin besar pula insentif yang diberikan.
"Ya ini kan satu, kita menghitungnya progresif. Artinya tidak berdasarkan jumlah dari pada teusnya tetap berpakaian space yang dia pakai. Nanti PNPB-nya juga gitu. Bukan karena dia besar jadi mahal malah kalau dia besar kita kasih insentif," jelasnya.
Kementerian Perhubungan terus mendorong agar kapal-kapal berukuran besar bisa bersandar di perairan Indonesia dalam hal ini Pelabuhan Tanjung Priok. Terakhir adalah kapal berukuran 10.000 teus bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok dan membawa ekspor barang manufaktur Indonesia ke Amerika Serikat.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, setidaknya ada tiga jurus utama yang perlu dilakukan agar lebih banyak lagi kapal berukuran besar yang bersandar di Indonesia. Langkah pertama adalah murah.
Jokowi Lepas Ekspor Indonesia dengan Kapal Besar di Tanjung Priok | PT Rifan Financindo Berjangka
Hal itu dilihat dari surplus neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat dalam dua tahun terakhir. Dito menyebutkan, nilai surplus pada 2016 mencapai USD 8,47 miliar. Sedangkan pada 2017 mencapai USD 9,44 miliar.
"Khusus untuk ekspor, total ekspor non migas sebesar USD 15,68 miliar pada 2016. Sedangkan untuk 2017 meningkat menjadi USD 17,14 miliar," kata Dito.
Dito juga menyoroti rute direct call yang dilayani oleh Kapal MV. CMA CGM. Menurutnya, kapal ini menawarkan ocean freight yang lebih kompetitif dan waktu pengiriman yang cepat, yakni 24 hari untuk rute Jakarta-Los Angeles.
Waktu pengiriman tersebut lebih cepat ketimbang kompetitor yang mencapai lebih dari 30 hari. "Hal ini akan membuat daya saing produk ekspor Indonesia di Amerika Serikat," ucap politikus Partai Golkar itu.
Dan di saat yang bersamaan, peningkatan ekspor seperti sekarang akan terus kita tingkatkan sehingga akan menguatkan pertumbuhan ekonomi kita," kata Jokowi.
Ekspor produk industri ke AS ini disambut baik kalangan DPR. Wakil Ketua Komisi VI DPR, Dito Ganinduto yang turut hadir dalam acara pelepasan ekspor ini melihat peluang besar bagi para eksportir untuk memperkenalkan dan menjual produk dalam negeri ke berbagai negara di dunia.
"Bukan bahan mentah, tetapi sudah bahan-bahan produksi, produk-produk industri yang kita harapkan ini akan meningkatkan ekspor kita," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Jokowi menyatakan, ekspor ke Amerika Serikat hari ini adalah penanda Indonesia memiliki peran strategis dalam geoekonomi di Indo Pasifik. Sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, lanjut Jokowi, Indonesia sedang terus bergerak untuk menjadikan kawasan Indo Pasifik sebagai salah satu sumber utama pertumbuhan ekonomi, pusat perdagangan, dan industri dunia.
Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan, ekspor menggunakan kapal berkapasitas besar dengan rute direct call ini sangat efisien dan akan menurunkan biaya logistik.
"Tadi sudah disampaikan oleh Dirut Pelindo bahwa setiap kontainer menghemat biaya sekitar USD300. Dan ini akan memberikan daya saing produk-produk kita terhadap produk-produk dari negara lain," kata Jokowi.
Jokowi menuturkan, komoditas yang dikirim pada ekspor kali ini terdiri dari 50% sepatu, 15% garmen, 10% produk karet, ban dan turunannya, alat-alat elektronik 10%, dan produk lainnya 15%.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melepas ekspor produk-produk Indonesia dengan kapal kontainer ukuran besar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (15/5/2018).
Ekspor yang dilakukan hari ini menggunakan Kapal MV. CMA CGM Tage berkapasitas 10 ribu TEUs dan berbobot 95.263 GT (Gross Tonnage). Kapal ini memiliki layanan Java-America Express (JAX) yang rutin melayani rute Pelabuhan Tanjung Priok ke West Coast (Los Angeles dan Oakland) Amerika Serikat (direct call).