(BUMN) Rini Soemarno buka suara atas viralnya rekaman pembicaraan dengan Direktur Utama PT PLN | PT Rifan Financindo Berjangka
"Iya dipotong-potong bikinnya sepertinya Pak Sofyan yang minta dan saya yang minta. Padahal kita selalu dan kemarin sebelum rapat kita jelaskan kita selalu berjuang untuk BUMN bagaimana BUMN agar lebih baik ke depan sehingga BUMN bisa survive 100 tahun ke depan itu komitmen kita sebagai seluruh direksi BUMN," jelas Rini.
"Dan saya bertanggungjawab kepada seluruh direksi BUMN dan direksi BUMN juga bertanggung jawab kepada saya," tutupnya.
Rini pun melanjutkan, pihaknya ingin BUMN mendapat yang terbaik. Namun, obrolan tersebut justru ditampilkan tidak sesuai dengan konteks pembicaraan.
"Saya katakan BUMN pokoknya harus dapatkan yang terbaik dapat saham tapikan diambil out of context gituakhirnya," ungkap Rini.
Rini menduga, rekaman tersebut sengaja dipotong-potong. Padahal, dia ingin memperjuangkan BUMN supaya terus bertahan ke depannya.
"Pak Sofyan (Direktur Utama PLN) sudah jelas kalau itu adalah apa namanya kapan ya saya juga udah nggak ingat kapan pembicaraan. Saya dengan Pak Sofyan membicarakan mengenai ada proposal untuk apa namanya storage gas yang kemudian minta offtake dari Pertamina tapi kemudian minta offtake juga dari PLN
berartikan kita menjadi punya risiko," jelas Rini di Karanganyar, Jawa Tengah, Sabtu (29/4/2018).
Rini mengaku, pihaknya tak mengingat kapan pembicaraan itu dilakukan. Namun, Rini mengatakan, pembicaraan tersebut terkait pembangunan penyimpanan (storage) gas.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno buka suara atas viralnya rekaman pembicaraan dengan Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir. Rekaman tersebut, kata dia, tidak terkait bagi-bagi fee proyek.
Presiden PKS desak Jokowi usut rekaman pembagian jatah Menteri Rini dan bos PLN | PT Rifan Financindo Berjangka
Dalam rekaman yang beredar, Sohibul menangkap bahwa ada semacam upaya pengelolaan lebih mengutamakan salah satu pihak. Oleh karena itu, dia menilai perilaku tersebut tidak profesional dan etis. "Saya kira ini benar-benar disetop. Dan saya kira kalau Pak Jokowi melihat ini sebagai sebuah persoalan besar, saya kira ini harus diusut," kata dia.
Baik Kementerian BUMN dan PLN sama-sama membantah rekaman itu berkaitan dengan bagi-bagi jatah yang melibatkan keluarga menteri BUMN. Bahkan, Kementerian BUMN dan PLN sama-sama akan membawa masalah tersebut ke ranah hukum.
"Prinsipnya, saya kira persoalan Pertamina, PLN, persoalan sektor yang menguasai hajat hidup orang banyak tentu harus bener-benar dikelola dengan penuh profesionalisme. Jangan basisnya itu adalah nepotisme dan sebagainya," kata Sohibul Iman usai kampanye untuk Sudrajat-Ahmad Syaikhu di Bekasi, Minggu (29/4).
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman, ikut mengomentari soal rekaman Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Sumarno dengan bos Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sofyan Basir. Rekaman itu dikait-kaitkan dengan 'bagi-bagi jatah' proyek Pertamina dan PLN.
Ketua MPR minta Menteri Rini dan bos PLN jelaskan rekaman pembagian jatah | PT Rifan Financindo Berjangka
Dalam diskusi tersebut, baik Menteri BUMN Rini Soemarno maupun Dirut PLN Sofyan Basir memiliki tujuan yang sama, yaitu memastikan bahwa investasi tersebut memberikan manfaat maksimal bagi PLN dan negara, bukan sebaliknya untuk membebani PLN.
"Kami tegaskan kembali bahwa pembicaraan utuh tersebut isinya sejalan dengan tugas Menteri BUMN untuk memastikan bahwa seluruh BUMN dijalankan dengan dasar Good Corporate Governance (GCG)," kata Imam dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (29/4).
Terkait dengan penyebaran dan pengeditan rekaman pembicaraan yang jelas dilakukan dengan tujuan untuk menyebarkan informasi yang salah dan menyesatkan kepada masyarakat, Kementerian BUMN akan mengambil upaya hukum untuk mengungkap pembuat serta penyebar informasi menyesatkan tersebut.
"Terangkan (kepada publik), jelaskan apa yang terjadi. Kasih rekaman utuh seperti apa," ujar dia.
Sebelumnya, sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro mengatakan, memang benar bahwa Menteri BUMN Rini Soemarno dan Dirut PLN Sofyan Basir melakukan diskusi mengenai rencana investasi proyek penyediaan energi yang melibatkan PLN dan Pertamina.
"Saya kira Bu Rini dan Pak Sofyan harus menjelaskan ini seterang-terangnya agar enggak ada salah paham, enggak ada fitnah, salah persepsi atau dugaan-dugaan," kata Zulkifli saat ditemui Perpustakaan Nasional Jakarta Pusat, Minggu (29/4).
Ketua Umum PAN itu meminta agar rekaman percakapan antara Rini Soemarno dan Sofyan Basir dapat diputar secara utuh dan diperdengarkan kepada publik. Kendati begitu, Zulkifli menyerahkan masalah tersebut kepada Komisi VI DPR untuk menindaklanjutinya.
Ketua MPR Zulkifli Hasan meminta Menteri BUMN Rini Soemarno dan Dirut PLN Sofyan Basir menjelaskan kepada publik soal rekaman percakapan heboh di media sosial. Dalam rekaman tersebut dikaitkan dengan pembagian jatah proyek Pertamina dan PLN.