Meraup keuntungan hingga Rp 700 juta | PT Rifan Financindo Berjangka
Rusdi berperan memasukkan tusuk gigi, dan mengganjal mesin ATM. Sedangkan Mulyadi melakukan penipuan dengan modus menukarkan kartu ATM milik korban yang telah diincar.
Sementara Irfan memiliki tugasa mengintip PIN ATM korban, dan Firmansyah mengamati situasi.
Kepala Unit Krimum Polres Metro Jakarta Barat Ajun Komisaris Rulian Sauri mengatakan, mereka merupakan spesialis pembobol kartu ATM, dan telah beraksi di beberapa wilayah.
Aksi mereka terhenti setelah ditangkap oleh Tim Unit Krimum Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat di tiga tempat berbeda pada hari Jumat hingga Minggu (6-9/4/2018).
Dari keterangan yang dihimpun Warta Kota, mereka menjalankan aksi dengan bermodalkan tusuk gigi untuk mengganjal mesin ATM sehingga kartu ATM tidak bisa dipakai.
Mulyadi (40), Rusdi Bawono (37), Firmansyah (29), dan Irfan Maulana (39) bisa meraup keuntungan hingga Rp 700 juta.
Keuntungan yang mereka dapat bukan berasal dari usaha tetapi dengan cara membobol mesin anjungan tunai mandiri (ATM) minimarket. Paling tidak ada 36 lokasi minimarket yang telah mereka bobol.
Dari keterangan mereka, polisi menangkap Firmansyah di Jalan Jembatan Besi, Sabtu (7/4/2018).
Polisi mengembangkan lagi, dan menangkap Irfan di Kampung Caringin RT 01 RW 02 Kelurahan Cisoka, Minggu (8/4/2018).
"Keempat pelaku kami lumpuhkan dengan tembakan ke kakinya karena melawan saat akan ditangkap," katanya.
Rulian mengatakan, penangkapan pertama kali di kamar 105 hotel di kawasan Penjaringan. Di sana polisi menangkap Mulyadi dan Rusdi pada Jumat (6/4/2018).
Saat akan ditangkap, mereka kami lumpuhkan dengan menembak timah panas ke kaki akibat melawan petugas. Mereka berhasil raup uang sekitar Rp 700 Juta," kata Rulian Sauri, Selasa (10/4/2018).
Kasus ini terungkap, kata Rulian, setelah polisi melakukan patroli saber di wilayahnya, dan mendapatkan informasi mengenai keberadaan pelaku pembobolan ATM.
"Mereka kami tangkap beda hari dan beda lokasi. Ada di Penjaringan, Jakarta Utara. Tersangka lain di Jalan Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat. Pelaku berikutnya di sekitar wilayah Kampung Caringin, Tangerang," kata Rulian.
Puluhan Kali Beraksi, Sindikat Pengganjal Mesin ATM Raup Rp 700 Juta | PT Rifan Financindo Berjangka
Berbekal infomasi itu, polisi akhirnya berhasil meringkus M. Firmansyah di rumahnya di kawasan Tambora, Jakarta Barat. Juga Irfan Maulana (29) di Kampung Caringin, Cisoka, Tangerang. Keduanya pun senasib merasakan timah panas dengan dua rekannya yang ditangkap sebelumnya. Sebab, mencoba melarikan diri saat hendak ditangkap polisi.
"Tersangka Firmansyah kami tangkap Sabtu 7 April 2018, dan keesokan harinya kami berhasil menangkap tersangka Irfan," ucap Rulian.
Selanjutnya, para tersangka yang telah berhasil diamanakan kembali di lakukan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan itu diketahui bahwa sindikat bobol ATM itu telah berulangkali melancarkan aksinya di berbagai kawasan Jakarta Barat.
"Komplotan ini sudah puluhan kali beraksi di beberapa wilayah. Dari pemeriksaan komplotan ini telah berhasil mengambil uang lebih Rp 700 juta," kata Rulian.
Rulian menjelaskan, penangkapan sindikat pembobolan ATM itu bermula saat polisi mendapat laporan terkait kasus tersebut. Dari informasi itu, polisi segera mendalami dan mengebangkannya. Hasilnya, polisi mengamakan dua tersangka yaitu Mulyadi dan Rusdi Bawono. Keduanya diamankan pada Jumat, 6 April 2018 di Hotel Golden Sky Kamar Nomor 105 Penjaringan, Jakarta Utara.
“Kedua pelaku yang berperan sebagai pengganjal lubang ATM dan menukar kartu ATM itu kami tindak tegas karena melakukan perlawanan,” kata Rulian.
Usai menangkap kedua pelaku, polisi yang melakukan pemeriksaan mendapatkan informasi mengenai identitas kedua pelaku lainnya yang berperan sebagai pengintip nomor pin ATM korban dan pengawas situasi.
Sindikat pengganjal mesin anjungan tunai mandiri atau ATM yang kerap beroperasi di bagian barat Jakarta dibekuk jajaran Polres Metro Jakarta Barat. Sindikat yang terdiri atas empat anggota itu antara lain bernama M. Firmansyah (30), Mulyadi (40), Rusdi Bawono (37) dan Irfan Maulana (29). Mereka telah puluhan kali beraksi hingga bisa meraup uang dari para korbannya hingga Rp 700 juta.
“Para pelaku ditangkap di lokasi berbeda. Mereka harus merasakan timah panas lantaran mencoba melawan saat hendak ditangkap,” kata Kanit Krimum Polres Metro Jakarta Barat, Ajun Komisaris Rulian Sauri, di Jakarta, pada Selasa, 10 April 2018.
WADUHH !!! Ratusan Jemaah ATM Belum Dapat Kepastian Pulang ke Tanah Air | PT Rifan Financindo Berjangka
“Habis pertemuan, nggak lama masuk manifes untuk 150 orang. Alhamdulillah, saya termasuk di kloter itu. Nah, sisanya belum tahu, masih simpang siur. Kalau kami berangkatnya besok pagi (hari ini),” terangnya.
P mengatakan, saat mendengar kabar penundaan kepulangan, ratusan jemaah yang menginap di hotel yang sama geger. Mereka lantas menghubungi keluarganya di Balikpapan untuk meminta kepastian. Istri P sendiri sempat mendatangi kantor ATM yang berada di Gunung Malang, hanya saja manajemen ATM tidak di tempat. Hanya satu orang karyawan ATM yang menemui istrinya. Beruntung, P masuk dalam daftar kepulangan di pagi hari ini.
“Ini saya OTW ke bandara, Mas. Sempat geger kemarin itu satu hotel karena ditunda. Saya suruh istri saya untuk tanyakan ke kantor, manajemen nggak ada. Cuman satu orang aja yang hadapin. Mereka masih berusaha walaupun telat. Yang penting saya sampai dulu di tanah air,” pungkas dia.
Saat dikonfirmasi kepada Manajer Operasional ATM, Zulfikar, media ini tak mendapatkan respons. Pesan WA dibaca, tanpa adanya balasan.
Sempat tidak mendapatkan respons saat menghubungi pihak travel, akhirnya para jemaah mendapatkan sedikit kabar baik setelah melakukan pertemuan dengan perwakilan pihak travel yang bersama rombongannya.
Hasil pertemuan itu, para jemaah mendapatkan kepastian keberangkatan pada hari ini (10/4). Hanya saja hanya 150 jemaah saja yang mendapatkan tiket pesawat. Sisanya masih menunggu lagi.
Namun, beredar kabar, kloter kedua akan diberangkatkan pada hari yang sama namun jam keberangkatan masih belum diketahui.
Media ini mendapatkan kabar dari salah seorang jemaah berinisial P. Dia mengungkapkan, ratusan jemaah tak bisa pulang kembali ke Balikpapan lantaran tidak mendapatkan pesawat. Jadwal kepulangan seharusnya pada Minggu (8/4) lalu, namun diundur dan belum ada kepastian hingga kemarin (9/4) terkait keberangkatan.
“Seharusnya pulang kemarin Minggu, tapi sampai Senin ini belum dapat pesawat nah,” katanya melalui pesan WhatsApp(WA).
Menurut istri para jemaah serta keluarga yang berada di Balikpapan, lanjut P, tiket kepulangan sejatinya telah ada. Hanya saja pihak ATM diduga belum membayarkannya. Merasa gelisah dan ragu, akhirnya 30 jemaah berinisiatif pulang sendiri dengan dibiayai oleh pengusaha asal Palu.
“Kemarin ada jemaah yang pulang sekitar 30-an dari Palu. Mereka pulang pun infonya dibelikan pengusaha batu asal Palu, yang kebetulan masih ada hubungan kerabat,” ujarnya.
Para jemaah mulai mengkhawatirkan biaya hotel dan makan di Tanah Suci. Namun, menurut P, pihak travel masih menanggung biaya inap dan makan hingga kemarin.
Sebanyak 290 jemaah umrah Arafah Tamasya Mandiri (ATM) tak bisa kembali pulang ke tanah air. Pasalnya, jadwal kepulangan diundur hingga waktu yang belum diputuskan. Ratusan jemaah ini terpaksa kembali menginap di Hotel Firdaus Al Umroh dan menunggu kepastian dari pihak travel terkait kepulangan mereka.