Sejumlah bank syariah yang terdapat di Tanah Air sebenarnya perlu didorong agar lebih optimal | PT Rifan Financindo Berjangka
Ekonomi syariah sebenarnya sudah ada namun beberapa memang terdapat nilai lokal Indonesia seperti manusianya kalau dilihat pasti bisa karena tataran ekonomi Indonesia menganut prinsip dari koperasi," tutur Nailul.
Ia menyatakan tantangan penerapan ekonomi syariah terletak pada sektor penting seperti perdagangan yang menyerap banyak tenaga kerja dan pendorong perekonomian.
Ia juga optimistis sistem ekonomi syariah dapat diterapkan di Indonesia karena mayoritas rakyat beragama muslim sehingga menjadi kekuatan.
Selain itu, pendidikan sumber daya manusia yang mengelola ekonomi syariah harus berbasis syariah namun perguruan tinggi atau universitas negeri di Indonesia masih kurang mengajarkan ilmu ekonomi Islam sehingga bisa menggulirkan program pertukaran pelajar dengan Malaysia yang telah banyak mengajarkan ekonomi syariah.
Politisi Partai Golkar itu meyakini persoalan yang menimpa bank syariah seperti Muamalat sebenarnya dapat diatasi karena tidak ada masalah terkait likuiditasnya.
Untuk itu, ujar dia, pihaknya mendorong lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat membuat kebijakan guna membuka peluang bank itu bisa lebih besar posisinya daripada saat ini.
Sementara itu, ekonom INDEF Nailul Huda mendukung upaya pemerintah Indonesia menggerakkan ekonomi syariah dengan memajukan sumber daya manusia (SDM).
Sejumlah bank syariah yang terdapat di Tanah Air sebenarnya perlu didorong agar lebih optimal dalam berkontribusi memajukan pertumbuhan ekonomi nasional, kata anggota Komisi XI DPR RI Misbakhun.
"Ini perlu didorong, karena sistem syariah bukan untuk orang Islam saja. Semua bisa melakukan," kata Misbakhun di Jakarta, Rabu (11/4/2018)
Sri Mulyani Masih Pikir-pikir Pemerintah Beli Bank Muamalat | PT Rifan Financindo Berjangka
Menurut saya ini adalah momentum untuk bisa kalau ada lokal investor apalagi kalau bisa masuk dari pemerintah gitu ya karena momentumnya sangat tepat," kata Achmad.
Achmad mengungkapkan sejauh ini sudah ada BUMN yang menunjukkan ketertarikannya untuk menanamkan modal. Namun belum ada satu pun yang mengajukan diri secara terang-terangan. Menurutnya, bank syariah yang merupakan anak perusahaan BUMN juga bisa masuk ke dalam penyertaan modal Bank Muamalat.
"Sekarang bisa masuk ke penguatan modal, kemudian kita bisa ekspansi. Karena bagaimanapun Bank Muamalat unik lah dibanding dengan bank syariah lain pun. Segmennya itu khas gitu ya. Jadi saya punya confident (rasa percaya diri), ketika penguatan modalnya selesai maka ekspansinya akan lebih mudah lagi," ujarnya.
Saat ini, Bank Muamalat membutuhkan sekitar Rp 4,5 triliun untuk penguatan modal. Angka tersebut bisa saja berubah disesuaikan dengan rencana ekspansi bisnis apa saja yang akan dilakukan.
Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia, Achmad Kusna Permana sebelumnya mengatakan Bank Muamalat memiliki potensi yang sangat besar di industri perbankan syariah, namun potensi tersebut belum tergali karena tidak cukupnya modal yang dimiliki. Sehingga, dia mengajak para investor lokal serta pemerintah untuk menanam modal di Bank Muamalat.
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati masih akan mengkaji kemungkinan pemerintah akan mengambilalih Bank Muamalat. Hal tersebut akan disesuaikan dengan aturan perbankan yang telah ditetapkan oleh undang-undang (UU)
"Saya lihat saja dulu deh persoalannya apa, UU mengatakan seperti apa. Kan kita sudah ada UU mengenai perbankan, UU mengenai jaring pengaman sistem keuangan. Jadi kita lihat saja dan kebutuhan Bank Muamalat seperti apa," ujarnya di Gedung DPR-MPR, Jakarta, Rabu (11/4/2018).
OJK Sebut Banyak Investor Tertarik Tambah Modal Bank Muamalat, Tapi.. | PT Rifan Financindo Berjangka
Wimboh menambahkan kalau OJK telah meminta bagi para calon investor untuk datang ke pemegang saham pengendali Bank Muamalat, yaitu Islamic Development Bank (IDB) yang memiliki saham sebesar 32,74 persen. Namun, sampai saat ini belum ada satupun investor tersebut yang datang ke IDB dan mengajukan permohonan untuk menambah modal Bank Muamalat. "Jadi kami minta semua investor yang tertarik datang ke pemegang saham pengendali.
Lantas, kami mensyaratkan setiap investor yang dibawa harus ada escrow (rekening penampung sementara). Setelah escrow ada, prosesnya adalah karena ini bank publik harus mematuhi asas transparansi dengan men-disclose soal investor tersebut dalam RUPS," papar Wimboh.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyebutkan bahwa banyak investor yang tertarik untuk menambah permodalan Bank Muamalat. Namun, belum ada langkah konkret dari para calon investor tersebut untuk bisa terlibat dalam penambahan modal bank syariah pertama di Indonesia tersebut.
"Kalau kita lihat yang ingin masuk ke bank ini banyak. Karena bank ini basisnya dananya bagus, dana murahnya sustain. Namun, mereka baru sebatas bicara saja. Belum ada yang mendekati langsung ke pemegang saham pengendali," jelas Wimboh kepada awak media selepas Raker dengan Komisi XI DPR RI di Gedung Nusantara I, Jakarta, Rabu (11/4/2018).
Rifan Financindo