Hal tidak mengenakkan harus dialami CEO dan Pendiri Facebook Mark Zuckerberg | PT Rifan Financindo Berjangka
Adanya kontroversi ini juga membuat banyak analis menilai bahwa Facebook perlu menerbitkan aturan baru terkait data pengguna. Karena jika dibiarkan, beberapa pengguna telah memutuskan untuk tidak menggunakan facebook lagi. Hal ini akan berimbas pada keamanan dan citra platform media sosial ini di mata masyarakat.
Saham perusahaan yang didirikan oleh Mark Zuckerberg ini jatuh 7 persen atau senilai USD 37 miliar setara dengan Rp 509 miliar. Ini merupakan kejatuhan terbesar Facebook selama empat tahun terakhir.
Meski begitu, hal ini nampaknya tidak berpengaruh pada kondisi Facebook secara keseluruhan. Facebook masih menjadi perusahaan paling bernilai di Amerika.
Dilaporkan CNBC, Selasa (21/3/2018), masalah yang tengah dihadapi oleh Facebook ini bermula saat platform media sosial tersebut ditengarai bekerja sama dengan firma analisa data dan mengungkap data privasi pengguna. Hal ini semakin parah saat diketahui bahwa firma data yang bekerja sama dengan Facebook tersebut memiliki hubungan dengan Trump.
Hal tidak mengenakkan harus dialami CEO dan Pendiri Facebook Mark Zuckerberg. Pada senin waktu setempat, saham perusahaan yang dipimpinnya anjlok 7 persen dan membuat harta miliarder ini turut tergerus sebanyak USD 6,06 miliar atau setara Rp 83,3 triliun.
Untuk sementara posisi taipan teknologi satu ini pun harus tergelincir di daftar orang terkaya dunia. Jika sebelumnya Mark Zuckerberg bertengger di posisi 4, kini ia harus rela turun menduduki peringkat 6.
Terungkap Misi Mark Zuckerberg Ciptakan Facebook Kala Remaja | PT Rifan Financindo Berjangka
14 tahun kemudian, Facebook semakin besar. Tak hanya siswa di kampus Harvard tapi hampir semua warga dunia rela memberikan data pribadi mereka di Facebook. Totalnya, data 2,2 miliar warga di seluruh dunia ada di Facebook.
Inilah yang kemudian dikhawatirkan negara-negara di dunia, bahwa data warga mereka tidak lagi aman karena secara sukarela mereka memberikan data-data pribadi mereka sendiri tanpa diminta.
Perusahaan analisis data Inggris, Cambridge Analytica, dituduh memanen data sekitar 50 juta profil pengguna Facebook tanpa sepengetahuan mereka untuk membantunya merancang perangkat lunak untuk memprediksi dan mempengaruhi pemilih di kotak suara pada pemilu.
Zuckerberg: Ya, jika kamu butuh info tentang siapa saja di Harvard, tanya aku saja. Saya punya lebih dari 4.000 alamat email, foto, alamat rumah, dan akun jejaring sosial mereka.
Teman: Apa? Bagaimana bisa seperti itu?
Zuckerberg: Saya juga tak tahu kenapa. Mereka mempercayai saya. Dasar (orang-orang) payah!
Rekaman percakapan di tahun 2004 ini pernah menjadi pemberitaan hangat di 2010. Ini menunjukkan bahwa sejak awal Zuckerberg memang tidak pernah menghargai privasi para penggunanya. Bahkan dari hari pertama mendirikan Facebook, Zuckerberg mengerti kekuatan yang dimiliki dari informasi pribadi penggunanya.
Awalnya Zuckerberg memang membuat Facebook agar semua temannya di Harvard bisa saling terhubung. Berikut percakapan Zuckerberg dengan temannya itu, seperti yang dilansir Wiki Quote dari Business Insider.
Sudah menjadi pengetahuan publik jika Mark Zuckerberg menciptakan Facebook saat berusia 19 tahun di kamar asramanya di Harvard. Namun tidak ada yang mengetahui apa sebenarnya maksud dari niat Zuckerberg menciptakan sosial media itu.
Dilansir melalui NZ Herald, sebuah percakapan beredar yang diduga terjadi antara Zuckerberg dengan teman kampusnya. Percakapan di layanan pesan instan jadul itu mengungkapkan betapa Zuckerberg tidak percaya akan kenyataan bahwa hampir semua siswa Harvard rela memberikan data pribadinya ke Facebook.
Facebook Krisis, Duit Zuckerberg Lenyap Rp 123 Triliun | PT Rifan Financindo Berjangka
Melalui perusahaannya bernama Global Science Research berkolaborasi dengan Cambridge Analytica, pada awalnya ratusan ribu user dibayar untuk melakukan tes kepribadian di Facebook dan setuju data mereka dikumpulkan untuk kepentingan akademis.
Namun aplikasi itu ternyata juga mengambil data teman-teman Facebook peserta tes, sehingga akumulasinya mencapai puluhan juta data. Kemudian ternyata juga, tujuannya bukan untuk akademis.
Sejauh ini, Zuck belum mengeluarkan komentar apa-apa terhadap kasus besar yang menimpa Facebook. Seperti diberitakan sebelumnya, terkuak kalau data sekitar 50 juta pengguna Facebook diangkut oleh perusahaan bernama Cambridge Analytica untuk memenangkan kampanye Donald Trump.
Cambridge Analytica adalah perusahaan yang menjalankan operasi pengolahan data untuk kampanye Donald Trump pada Pilpres AS 2016. Mereka mendapat banyak pujian karena sukses mengarahkan kampanye Trump pada pemilihnya secara efektif, lebih efektif ketimbang pesaingnya yaitu Hillary Clinton.
Namun belakangan terkuak kalau perusahaan itu mungkin melakukan kecurangan dalam informasi yang dibocorkan whistleblower bernama Robert Mercer, mantan pegawai Cambridge Analytica. Ia mengatakan data jutaan individual pemakai Facebook dikoleksi melalui aplikasi thisisyourdigitalife, buatan akademisi Cambridge University bernama Aleksandr Kogan.
Skandal kebocoran data yang menimpa sekitar 50 juta pengguna Facebook makin berakibat runyam pada sang pendiri dan CEO, Mark Zuckerberg. Kekayaannya anjlok drastis seiring menurunnya harga saham Facebook.
Seperti dikutip dari CNBC, harta Zuck sudah terpangkas sekitar USD 9,1 miliar atau di kisaran Rp 123 triliun dalam 48 jam saja.
Suami Priscilla Chan itu, yang memiliki 400 juta saham Facebook, menurun kekayaannya dari USD 75 miliar menjadi USD 66 miliar. Posisinya pun turun dari awalnya manusia terkaya nomor 4 di dunia.