Larangan menjual gabah langsung ke pedagang dari luar daerah | PT Rifan Financindo Berjangka
Ia menjelaskan, jika para petani atau pedagang tidak mematuhi aturan tersebut maka gabahnya akan ditahan oleh pihak Kodim 1419 Enrekang.
Itu dikarenakan jika mereka tidak memiliki surat rekomendasi maka mereka akan menjual berasnya bukan kepada Bulog. Sehingga, jumlah stok ketersediaan beras di Sulsel untuk ke depannya tidak bisa diketahui.
"Kita sudah lakukan aturan ini sejak Februari 2018, tapi alhamdulillah selama itu target persediaan beras kita di Bulog selalu maksimal," tuturnya.
"Iya betul memang petani atau pedagang yang ingin menjual gabahnya harus kantongi surat rekomendasi dari pihak Kodim setempat maupun pihak Bulog," kata Kapten Muh Said kepada TribunEnrekang.com, Kamis (15/3/2018).
Menurutnya, aturan diterapkan sehingga persediaan beras ke depan bisa mencukupi di daerah maupun Nasional. Sekaligus hal tersebut demi menjaga ketahanan pangan nasional.
Aturan itu pun juga berlaku bagi pedagang dari luar daerah yang ingin membeli gabah langsung ke petani lokal di Enrekang.
Pasi Intel Kodim 1419 Enrekang, Kapten Muh Said, mengatakan aturan tersebut sesuai instruksi dari pihak Kementerian pertanian Republik Indonesia.
Larangan menjual gabah langsung ke pedagang dari luar daerah ternyata tak hanya terjadi di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Hal tersebut pun ternyata berlaku di Kabupaten Enrekang.
Kodim 1419 Enrekang juga melarang para petani menjual gabahnya langsung ke pedagang dari luar daerah, kecuali mengantongi surat izin atau rekomendasi dari Kodim 1419 Enrekang atau pihak Bulog.
Demi Kesejahterahan Petani Lokal, Kodim 0611 Garut Serap Gabah 100 Ton | PT Rifan Financindo Berjangka
Langkah tersebut diambil oleh karena, sebelumnya Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan Kementrian Pertanian (Kementan) yang memerintahkan agar seluruh kodim menyerap gabah dari petani.
Nantinya, gabah-gabah tersebut diolah oleh Bulog menjadi beras jenis medium dan memiliki harga sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang telah disepakati.
Dandim 0611 Garut, Letkol Inf Asyraf Azis mengatakan, program sergap ini dilakukan untuk membantu pemerintah dalam menjaga ketersedian pangan nasional.
Potensi serap gabah dari petani di Garut sangat banyak," ujarnya.
Jika pasokan gabah berkurang, dipastikan gudang bulog akan dipasok beras yang berasal dari luar negeri (impor).
"Petani harus naik," kata Asyraf.
100 ton gabah tersebut dibeli oleh Kodim 0611 Garut dari sejumlah petani, yang nantinya akan didistribusikan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) kepada masyarakat.
Ia mengatakan, kalau tidak ada penyerapan gabah, dikhawatirkan gabah hasil panen petani lokal akan semakin terpuruk karena sulitnya pendistribusian.
Dandim 0611 Garut, Letkol Inf Asyraf Aziz, mengatakan, saat ini Kodim 0611 Garut merupakan mitra Bulog Sub Divisi Regional Ciamis dalam hal penyerapan gabah petani.
"Kami telah menyerap gabah sebanyak 100 ton dari petani lokal," kata Asyraf di Komplek Pergudangan Sukagalih Bulog Sub Divre, Jalan Cimanuk, Kabupaten Garut, Kamis (15/3/2018).
Komando Distrik Militer (Kodim) 0611 Garut berharap serap gabah dari petani lokal dapat meningkatkan kesejahteraan para petani di Kabaupaten Garut.
Yang terjadi beberapa waktu lalu, para petani lokal kerap kesulitan menjual hasil panen komoditas padi karena tak menentunya harganya jual.
Petani Maros Kesal, TNI halau Hasil Panenan Mereka yang Akan Dibawa ke Sidrap dan Pinrang | PT Rifan Financindo Berjangka
Perwakilan petani, Ibrahim mengaku senang menjual padinya dengan harga tinggi ke pedagang.
Harganya mencapai Rp 4.700 per kilogram sementara Bulog membeli gabah kisaran Rp 4.500 per kilogram.
"Saya petani pak. Kami sampaikan, bahwa biaya yang kami keluarkan selama kami merawat padi sekitar tiga bulan lamanya, sangat banyak. Tapi kenapa saat panen harga gabah dibatasi," katanya.
Padahal ada sejumlah pedagang yang membeli gabah petani dengan mahal dibanding harga Bulog namun TNI justru melarang pedagang tersebut.
Petani kesal lantaran TNI menahan gabah milik pengusaha padi lokal yang akan dibawa ke Pinrang dan Sidrap.
Massa diterima langsung oleh Dandim 1422 Maros, Letkol Kav Mardi Fajarianto di aula Kodim.
Puluhan petani dari Kecamatan Bantimurung dan Simbang mendatangi markas Kodim 1422 di Jalan Ratulangi, Kota Maros, Rabu (14/11/2018).
Mereka datang untuk protes aparat kodim yang melakukan razia pengangkutan gabah.