Harga minyak dunia berakhir naik tipis | PT Rifan Financindo Berjangka
"Ketegangan yang memanas antara Barat dan Rusia meningkatkan potensi penurunan arus perdagangan dan aktivitas ekonomi, yang akan mengurangi pertumbuhan permintaan energi," kata John Kilduff, mitra pada manajer investasi Again Capital di New York.
Harga-harga didukung pada pagi hari oleh sebuah kenaikan di Wall Street, namun saham-saham AS mundur untuk sepanjang hari. Dow Jones Industrial Average masih naik sekitar 0,5%, namun S&P 500 sedikit lebih rendah. Baru-baru ini, minyak mentah berjangka telah bergerak selaras dengan ekuitas.
OPEC dan produsen lainnya yang dipimpin oleh Rusia mulai mengurangi pasokan pada Januari 2017 untuk menghapus kelebihan pasokan minyak mentah global yang telah menumpuk sejak 2014. Namun langkah ini agak diimbangi dengan melonjaknya produksi minyak mentah AS.
Harga-harga minyak melambung setelah Amerika Serikat mengumumkan sanksi baru terhadap individu dan kelompok Rusia, termasuk dinas intelijen Moskow dan sebuah organisasi propaganda Rusia.
Kenaikan yang tak henti-hentinya dalam produksi minyak mentah AS telah membayangi pasar, karena produksi mencapai rekor lain minggu lalu di 10,38 juta barel per hari.
OPEC pada Rabu (14/3/2018) menaikkan perkiraannya untuk pasokan minyak non-anggota tahun ini hampir dua kali lipat pertumbuhan yang diprediksi empat bulan lalu.
Meningkatnya permintaan minyak global, seiring dengan pengurangan pasokan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), telah membantu menjaga harga minyak di atas USD60 per barel.
"IEA mengatakan permintaan minyak mentah global akan meningkat tahun ini, sehingga menenangkan para investor," kata Phillip Streible, analis pasar senior pada RJO Futures di Chicago.
Namun, IEA juga mencatat pasokan sedang meningkat, sehingga membatasi kenaikan harga minyak mentah. IEA percaya pasokan non-OPEC, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, akan tumbuh sebesar 1,8 juta barel per hari tahun ini, sementara permintaan akan tumbuh sekitar 1,5 juta barel per hari.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk penyerahan Mei naik USD0,23 menjadi ditutup pada USD65,12 per barel di London ICE Futures Exchange.
Harga minyak dunia berakhir naik tipis dalam perdagangan berfluktuasi pada Kamis (Jumat pagi WIB), setelah Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan permintaan minyak global diperkirakan akan meningkat tahun ini, namun memperingatkan bahwa pasokan tumbuh lebih cepat.
Harga-harga minyak mencatat kenaikan untuk hari kedua berturut-turut, dengan patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April naik USD0,23 menjadi menetap di USD61,19 per barel di New York Mercantile Exchange.
Permintaan Global Diramal Naik, Harga Minyak Dunia Menanjak | PT Rifan Financindo Berjangka
Harga minyak mentah sempat memantul setelah AS mengumumkan sanksi baru melawan kelompok maupun individu dari Rusia, termasuk badan intelejen MOscow dan organisasi propaganda Rusia.
"Naiknya tensi antara Barat (AS) dan Rusia meningkatkan potensi berkurannya aliran dagang dan aktivitas ekonomi yang bakal mengurangi pertumbuhan permintaan," ujar partner Manajer Investasi Again Capital John Kilduff di New York.
Harga minyak terdongkrak pada pagi hari oleh kenaikan di pasar saham Wall Street namun indeks saham sepanjang hari melemah. Indeks rata-rata Dow Jones masih naik sekitar 0,5 persen tetapi indeks S&P merosot. Sebagai catatan, harga minyak mentah berjangka baru-baru ini bergerak beriringan dengan pergerakan pasar modal.
Kenaikan tanpa henti produksi minyak mentah AS telah diperhatikan oleh pasar seiring dengan produksi minyak AS yang kembali mencetak rekor di level 10,38 juta bph pekan lalu.
Pada Rabu lalu, OPEC meningkatkan proyeksinya tehadap pasokan dari negara non-OPEC tahun ini hampir dua kali lipat pertumbuhannya dibandingkan proyeksi empat bulan lalu.
OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia, mulai memangkas produksinya sebesar 1,8 juta bph mulai Januari 2017 demi mengendalikan kelebihan pasokan global yang terjadi sejak 2014. Kebijakan ini sedikit bisa diimbangi oleh kenaikan produksi minyak mentah AS.
Ahli Strategi Pasar RJO Futures Phillip Streible menilai pernyataan IEA soal potensi kenaikan permintaan global tahun ini meyakinkan investor.
Kendati demikian, IEA juga memperhatikan bahwa peningkatan pasokan membatasi kenaikan harga minyak mentah. Lembaga yang berkantor pusat di Paris, Perancis, itu meyakini pasokan dari negara non-OPEC, dipimpin oleh AS, bakal melonjak 1,8 juta barel per hari (bph) tahun ini. Sementara, permintaan hanya bakal mekar di kisaran 1,5 juta bph.
Dilansir dari Reuters Jumat (16/3), harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) naik US$0,23 atau 0,4 persen menjadi US$61,19 per barel. Kenaikan sebesar US$0,23 juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka Brent.
Melonjaknya permintaan global bersamaan dengan pembatasan produksi yang dilakukan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah membantu harga minyak tetap berada di atas US$60 per barel.
Harga minyak dunia kembali menanjak dalam perdagangan yang penuh gejolak pada Kamis (15/3), waktu Amerika Serikat (AS). Hal itu terjadi setelah Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan bahwa permintaan minyak mentah global bakal naik tahun ini. Namun, IEA juga memperingatkan soal pasokan yang laju pertumbuhannya lebih cepat.
Harga minyak menguat 0,82% dalam tiga hari terakhir | PT Rifan Financindo Berjangka
Meredanya tekanan pasar saham pada perdagangan Kamis malam menyebabkan harga minyak naik tipis. Tapi, bayang-bayang penambahan pasokan minyak mentah dari Amerika Serikat (AS) terus menekan harga.
Harga minyak juga merangkak naik setelah AS mengumumkan sanksi baru terhadap individu dan kelompok Rusia, termasuk layanan intelijen dan organisasi propaganda Rusia. "Kenaikan tensi antara Barat dan Rusia menyebabkan potensi penurunan perdagangan dan aktivitas ekonomi. Hal ini bisa menekan pertumbuhan permintaan energi," kata John Kilduff, partner di investment manager Again Capital kepada Reuters.
Sementara itu, harga minyak brent untuk pengiriman Mei 2018 di ICE Futures terkoreksi 3 sen menjadi US$ 65,08 per barel. Sepekan ini, harga minyak brent cenderung naik.
Tapi, sama dengan WTI, harga minyak acuan ini pun masih lebih rendah ketimbang penutupan perdagangan pekan lalu pada US$ 65,49 per barel.
Harga minyak terus mendaki hingga akhir pekan. Jumat (16/3) pukul 8.09 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2018 di New York Mercantile Exchange naik tipis ke US$ 61,21 per barel.
Dalam tiga hari kenaikan, harga minyak WTI menguat 0,82%. Tapi, harga minyak pagi ini masih lebih rendah ketimbang sepekan lalu. Jumat pekan lalu, harga minyak light crude ini berada di US$ 62,04 per barel.