(TLKM) berhasil membukukan kinerja yang cukup memuaskan | PT Rifan Financindo Berjangka
Di sisi infrastruktur, untuk melengkapi sistem jaringan kabel laut Indonesia-Timur Tengah-Eropa Barat (SEA-ME-WE5) dan Indonesia-Amerika Serikat (SEA-US), Telkom juga sedang membangun kabel laut Indonesia Global Gateway (IGG) dari Dumai ke Manado yang akan menghubungkan SEA-ME-WE5 dan SEA-US yang diharapkan dapat beroperasi pada pertengahan tahun 2018 ini. Saat ini Telkom juga dalam proses membangun Satelit Telkom-4 yang progressnya telah mencapai 75% dan diharapkan dapat meluncur pada pertengahantahun 2018.
“Pembangunan kabel laut Indonesia Global Gateway (IGG) dari Dumai ke Manado yang akan menghubungkan kabel laut SEA-ME-WE5 dan SEA-US akan memperkuat jaringan Telkom untuk menjadikan Telkom sebagai global digital hub,” pungkas Alex.
Sepanjang tahun lalu, belanja modal TLKM mencapai Rp 33,2 triliun. Belanja modal tersebut sebagian besar digunakan untuk membangun BTS 3G/4G guna memperkuat bisnis selular, jaringan akses fiber optic untuk meningkatkan penetrasi IndiHome, infrastruktur backbone fiber optic termasuk termasuk satelit untuk memperkuat bisnis broadband dan layanan digital.
Pada bisnis fixedline, Telkom terus mengembangkan layanan fixed broadband IndiHome yang menunjukan hasil yang positif. Pada akhir tahun 2017 pelanggan Indihome mencapai hampir 3 juta pelanggan, tumbuh sebesar 82,6% dari tahun sebelumnya. Dari sisi pendapatan, sepanjang tahun 2017 IndiHome mencatatkan pendapatan sebesar Rp 8,2 triliun, tumbuh 48,1% dibanding tahun 2016.
Kinerja Telkom yang baik di tahun ini juga didukung oleh segmen bisnis enterprise yang mencatatkan pendapatan sebesar Rp 19,1 triliun di tahun 2017, tumbuh sebesar 21,0% dibanding tahun 2016. Bisnis di segmen enterprise ini diharapkan akan terus berkembang seiring dengan peningkatan tren digitalisasi korporasi, instansi-instansi pemerintahan, dan UKM di Indonesia.
“Bisnis digital ini berkontribusi sebesar 42,3% dari total pendapatan Telkomsel, meningkat dari 36,9% pada tahun 2016,” kata Alex dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Kamis (15/3).
Telkomsel fokus pada pembangunan ekosistem digital dengan membentuk portofolio layanan digital yang mencakup layanan digital lifestyle, mobile financial services, digital banking dan digital advertising.
Untuk meningkatkan kinerja, Telkomsel membangun 31.672 BTS selama tahun 2017 yang seluruhnya merupakan BTS 3G/4G. Sampai dengan akhir tahun 2017 total BTS Telkomsel yang on-air tercatat 160.705 unit. Dari total ini, sekitar 70% merupakan BTS 3G/4G. Sedangkan untuk layanan 4G Telkomsel, saat ini telah hadir di 490 kota di seluruh Indonesia.
Anak usaha Telkom, yaitu Telkomsel mencatat pendapatan Rp 93,2 triliun atau tumbuh sebesar 7,5% dan dengan EBITDA dan net income tumbuh masing-masing sebesar 7,7% dan 7,8% dibandingkan tahun 2016. EBITDA margin dan net income margin sedikit meningkat masing-masing menjadi 57,5% dan 32,6%,
Bisnis legacy selular yaitu voice dan SMS Telkomsel turun sepanjang tahun lalu. Hingga akhir tahun lalu, Telkomsel mencatat 196,3 juta pelanggan.
Pertumbuhan Telkomsel didukung oleh bisnis digital yang meningkat sebesar 28,7% dari tahun 2016 seiring dengan semakin tingginya pengguna smartphone dan meningkatnya konsumsi data pelanggan Telkomsel. Pendapatan tersebut didominasi oleh bisnis data yang naik sebesar 28,2% dan layanan digital yang naik sebesar 33,6% dari tahun 2016.
Direktur Utama Telkom, Alex J. Sinaga mengatakan, kontribusi pendapatan data, internet & IT Service yang semakin besar menunjukkan Telkom sudah berjalan pada jalur yang tepat untuk menjadi digital telecommunication company.
Sementara itu beban operasional dan pemeliharaan meningkat sebesar 17,1% seiring dengan pembangunan infrastruktur broadband yang agresif di segmen backbone, mobile dan fixed line.
Pertumbuhan layanan data, internet & IT Service meningkat seiring dengan semakin tingginya penggunaan smartphone, bertambahnya pelanggan IndiHome secara signifikan dan meningkatnya layanan ICT Solution untuk pelanggan korporasi.
. Sepanjang tahun 2017, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) berhasil membukukan kinerja yang cukup memuaskan. Pendapatan usaha sebesar Rp 128,3 triliun atau tumbuh sebesar 10,2% dibanding tahun 2016. Sedangkan EBITDA tumbuh 8,6% menjadi Rp 64,6 triliun dan laba bersih naik 14,4% menjadi Rp 22,1 triliun.
Dari sisi profitabilitas, margin laba bersih meningkat 0,6% menjadi 17,3%. Pertumbuhan pendapatan TLKM terutama dikontribusi oleh pendapatan dari segmen data, internet & IT Service yang tumbuh sebesar 28,7%. Segmen ini berkontribusi sebesar 43,2% terhadap total pendapatan TLKM, meningkat dari 37,0% pada tahun 2016.
Telkom Cetak Laba Bersih Rp 22 Triliun pada 2017 | PT Rifan Financindo Berjangka
Perseroan membukukan kenaikan beban operasi, pemeliharaan dan jasa telekomunikasi menjadi Rp 36,60 triliun pada 2017. Diikuti kenaikan beban penyusutan dan amortisasi menjadi Rp 20,44 triliun. Beban umum dan administrasi juga naik menjadi Rp 5,26 triliun. Diikuti beban pemasaran meningkat jadi Rp 5,268 triliun pada 2017. Akan tetapi, beban karyawan menurun jadi Rp 13,52 triliun pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 13,61 triliun.
Hal itu mendorong laba usaha tumbuh 12,08 persen menjadi Rp 43,93 triliun pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 39,19 triliun. Dengan melihat kondisi itu, laba bersih per saham naik menjadi 223,55 pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya 196,19.
Total liabilitas perseroan naik menjadi Rp 86,35 triliun pada 2017. Liabilitas tumbuh 16,58 persen dari periode 2016 sebesar Rp 74,06 triliun. Ekuitas perseroan naik menjadi Rp 112,13 triliun pada 2017. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk kantongi kas Rp 25,14 triliun.
Perseroan mencatatkan laba selisih kurs Rp 51 miliar pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 52 miliar. Perseroan juga catatkan kenaikan penghasilan lain-lain dari Rp 750 miliar pada 2016 menjadi Rp 1,03 triliun pada 2017.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau disebut Telkom mencatatkan kinerja positif sepanjang 2017. Ini didorong pertumbuhan laba dan pendapatan perseroan.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 14,43 persen menjadi Rp 22,14 triliun pada 2017. Pada 2016, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk raup laba Rp 19,35 triliun.
Pertumbuhan laba itu didorong pendapatan naik 10,24 persen. Perseroan membukukan pendapatan Rp 128,25 triliun pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 116,33 triliun.
Tumbuh 14,4%, Laba PT Telkom di 2017 Capai Rp 22,15 Triliun | PT Rifan Financindo Berjangka
Salah satu beban perseroan yang berkurang yaitu beban interkoneksi yang pada tahun lalu tercatat Rp 2,98 triliun, turun 7,7% dari tahun sebelumnya Rp 3,22 triliun. Sedangkan total ekuitas perusahaan mengalami kenaikan menjadi Rp 112,13 triliun dari Rp 105,54 triliun.
Namun kas perusahaan pada 31 Desember 2017 turun dari Rp 29,76 triliun menjadi Rp 25,14 triliun. Sementara itu aset perusahaan justru naik menjadi Rp 198,48 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 179,61 triliun.
Liabilitas perusahaan mengalami kenaikan menjadi Rp 86,35 triliun dari Rp 74,06 triliun. Beban perseroan yang cukup meningkat yaitu biaya operasional, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi sebesar Rp 36,6 triliun, naik 15,3% (yoy).
Dikutip dari keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan ke bursa, hingga akhir Desember 2017, pendapatan perusahaan meningkat 10,24% menjadi Rp 128,25 triliun dibandingkan pendapatan setahun sebelumnya sebesar Rp 116,33 triliun.
Perusahaan telekomunikasi milik negara, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom, sepanjang 2017 lalu mencatatkan laba bersih Rp 22,15 triliun. Dibandingkan tahun buku 2016, laba bersih emiten berkode TLMK itu naik 14.41% dari Rp 19,35 triliun.