Go-Jek, berencana ekspansi ke negara lain di wilayah Asia Tenggara dalam beberapa pekan ke depan | PT Rifan Financindo Berjangka
Beberapa nama yang turut dalam pendanaan itu adalah Alphabet Google, Meituan-Dianping, Temasek, Astra, dan Grup Djarum.
Rencana ekspansi ini terendus berbarengan dengan kesepakatan Uber menjual bisnisnya di Asia Tenggara ke Grab. Konsolidasi tersebut bisa jadi memberikan tekanan ke Go-Jek. Dalam e-mail terbatas tersebut, Nadiem Makarim juga menyinggung perihal penggabungan Grab dan Uber di Asia Tenggara. Ia mengatakan kesepakatan dua kompetitor kuat tersebut justru menjadi kesempatan yang baik bagi Go-Jek.
“Makin sedikit pemain artinya makin mulus jalan untuk melanjutkan dan memperdalam dominasi pasar oleh Go-Jek,” begitu tulis Nadiem dalam e-mail, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Kamis (29/3/2018), dari Reuters. Sejak layanannya dirilis pertama kali delapan tahun lalu, Go-Jek telah berkembang pesat dan merajai pasar Tanah Air.
Layanan tersebut bisa dibilang mengubah kebiasaan hidup masyarakat modern. Potensi bisnis Go-Jek pun dilirik investor lokal dan global.
Baru-baru ini, Go-Jek mengumumkan suntikan dana dengan total 1,2 miliar dollar AS (Rp 16 triliun) yang dipimpin perusahaan asal China, Tencent.
Layanan ride-sharing dan pembayaran digital, Go-Jek, berencana ekspansi ke negara lain di wilayah Asia Tenggara dalam beberapa pekan ke depan. Setidaknya begitu menurut e-mail internal perusahaan yang bocor ke Reuters.
Hingga pertengahan tahun ini, berdasarkan e-mail tersebut, Go-Jek bakal mengepakkan sayapnya ke tiga negara di Asia Tenggara. Jika benar, ini merupakan langkah besar setelah bertahun-tahun Go-Jek hanya beroperasi di Indonesia.
“Persiapan berjalan lancar dan dalam beberapa pekan ke depan, peluncuran negara pertama kami (di luar Indonesia) akan diumumkan. Ini akan diikuti tiga negara Asia Tenggara lain hingga pertengahan tahun 2018,” kata CEO Go-Jek, Nadiem Makarim, dalam bocoran e-mail yang beredar. Tak dijabarkan lebih detail, negara mana saja yang menjadi target ekspansi.
Akan tetapi, eksekutif Go-Jek lainnya sebelumnya pernah mengumbar rencana untuk ekspansi ke Filipina tahun ini.
Pemerintah Usul Tarif Ojek Online Rp2.000 Per Km | PT Rifan Financindo Berjangka
Seperti diberitakan sebelumnya, ribuan pengemudi ojek online berdemo pada Selasa 27 Maret 2018 di depan Istana Negara. Mereka menuntut kenaikan tarif lantaran tarif saat ini dinilai terlalu rendah yang hanya berada di kisaran Rp1.600 per Km. Pendemo menuntut tarif ojek online dinaikkan menjadi Rp2.500 per Km.
Merespons aksi ribuan mitra kerjanya, perusahaan transportasi online Gojek dan Grab menyetujui tuntutan pengemudi mereka untuk menaikkan standar tarif perjalanan. Pihak pemerintah yang diwakili Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko ikut membantu memediasi dalam persoalan ini.
Menurut Moeldoko, perusahaan-perusahaan online itu akan melakukan penyesuaian usai para aksi unjuk rasa di Istana Negara, Selasa, pekan lalu.
Kemenhub memiliki perhitungan harga tarif pokok ojek online sekitar Rp1.400-1.500. Dengan keuntungan dan jasanya sehingga tarifnya menjadi Rp2.000. Namun Rp2.000 itu harus bersih, jangan dipotong menjadi Rp1.600 atau berapa," kata Budi seperti dikutip dalam keterangan resmi yang diterima VIVA, Rabu malam, 28 Maret 2018.
Menurut Budi, patokan tarif ini bisa dijadikan modal bagi perusahaan aplikasi ojek online untuk secara internal melakukan perhitungan dan segera mengambil keputusan. Ia berharap, Senin pekan depan sudah ada keputusan dari pihak perusahaan berbasis aplikasi online terkait.
"Senin (2 April 2018) nanti harapan kita sudah ada keputusan dari pihak perusahaan,” jelas Menhub.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi optimis dengan besaran tarif Rp2.000 per km ini akan menguntungkan semua pihak. Baik dari sisi perusahaan aplikasi online maupun bagi pengendara ojek online.
Pemerintah mengusulkan tarif untuk ojek online sebesar Rp2.000 per Kilometer (Km). Pertimbangan besaran tarif ini disebut sudah termasuk dari keuntungan dan biaya jasa.
Hal ini berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan soal harga tarif pokok yang pantas untuk ojek online adalah di kisaran Rp1.400-1.500 per km.
Konsumen Ingin Tarif Ojek Daring Diatur | PT Rifan Financindo Berjangka
Begitu juga dengan Anita Nur Fitriany (25 tahun), yang merasa ojek daring memerlukan regulasi karena sangat berkaitan dengan tarif dan trasnportasi. "Perusahaan aplikasi seharusnya tidak bisa mematok tarif transportasi begitu saja. Termasuk regulasi dari Kominfo," tutur Anita.
Meskipun begitu, Anita merasa untuk tarif saat ini yang dikenakan kepada konsumen belum terlampau mahal. Jika ada kenaikan, menurut Anita yang sehari-harinya menggunakan ojek daring Grab, hal tersebut masih terbilang mahal karena tidak sampai 50 persen dari harga biasanya.
Pengemudi ojek daring merasa saat ini tarif yang mereka terima semakin rendah. Meskipun melakukan demo, pada akhirnya para pengemudi ojek daring sudah melakukan mediasi dengan Kementerian Perhubungan, Kementerian Komunikai dan Informatika, serta presiden Joko Widodo untuk membahas hal tersebut lebih lanjut.
ejalan dengan hal tersebut, Eci Putriani (26 tahun) sebagai pengguna ojek daring Gojek juga menginginkan ada pengaturan tarif. "Saya merasa sekarang tarifnya semakin mahal. Kalau dulu pembayaran pakai Gopay lebih murah tapi sekarang dengan pembayaran tunai bedanya hanya seribu rupiah saja," kata Eci kepada Republika, Rabu (28/3).
Untuk itu ia merasa perlu pengaturan tarif ojek daring dilakukan agar aplikator tidak seenaknya merubah tarif. Eci menilai, salah satu alasan mengapa masyarakat memilih ojek daring karena selama ini tarifnya lebih murah dibandingkan ojek konvensional.
Selain itu, Eci juga mengharapkan ojek daring juga diberikan aturan yang sama seperti taksi daring. Eci merasa sebagai konsumen dirinya perlu terlindungi baik secara keamanan dan kenyamanan saat menggunakan ojek daring.
Pengemudi ojek daring melakukan aksi demo untuk meminta pemerintah juga mengatur tarif yang diberlakukan aplikator. Sebab, pengemudi ojek daring mulai merasa tarif yang diberlakukan semakin murah.