PT Surya Citra Media Tbk. memastikan isu yang menyebut perseroan bakal mencaplok PT Intermedia Capital Tbk. tidak benar | PT Rifan Financindo Berjangka
Untuk itu, emiten dengan kode saham SCMA tersebut menempuh penerbitan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sebesar 1,46 miliar saham atau 10% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan.
Dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, akuisisi, kerja sama dengan perusahaan konten dan media, serta memperkuat struktur permodalan perseroan.
[Ada] isu kami mau caplok grup sebelah [ANTV], itu nggak benar,” ungkap Sutanto, merespons kabar yang menyebut SCMA akan membeli 10% saham MDIA.
Sutanto menyampaikan perseroan memang memiliki beberapa rencana strategis untuk ekspansi dan akuisisi namun proses tersebut masih terus berjalan. Sejauh ini, perseroan ingin memperkuat bisnis konten stasiun TV SCTV.
Manejemen PT Surya Citra Media Tbk. memastikan isu yang menyebut perseroan bakal mencaplok PT Intermedia Capital Tbk. tidak benar. Perseroan memang tengah menjajaki beberapa akuisisi namun belum ada rencana untuk mencaplok stasiun TV milik grup VIVA tersebut.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama PT Surya Citra Media Tbk. Sutanto Hartono usai menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di SCTV Tower pada Selasa (20/2/2018). Sutanto menyebut tidak memiliki rencana menjadi pemegang saham PT Intermedia Capital Tbk., emiten yang mengoperasikan stasiun TV ANTV.
Perusahaan Pemilik SCTV Cari Investor Strategis | PT Rifan Financindo Berjangka
Harga pelaksanaan PMT-HMETD adalah sekurang-kurangnya sebesar Rp 2.466 per saham mengikuti harga rata-rata penutupan perdagangan saham perseroan dari tanggal 5 Desember sampai tanggal 11 Januari 2018. Namun, Sutanto mengaku belum menargetkan berapa dana yang akan didapat dari penawaran ini.
“Belum ada target khusus, we see as we go along, opportunity-nya ke mana,” pungkasnya.
PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) adalah perusahaan yang bergerak dalam industri media berbasis konten. Perusahaan ini memiliki stasiun televisi SCTV dan Indosiar serta satu stasiun televisi berjaringan lokal yaitu O Channel.
“Secara umum karena kita perusahaan Tbk, kita secara reguler melakukan pertemuan dengan investor-investor. Penjajakan sudah on going, tapi belum diskusi yang spesifik,” lanjutnya.
Penawaran saham dengan jumlah tersebut, akan dilakukan secara bertahap, mengikuti kebutuhan perusahaan dan nilai yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Sementara closing private placement ini adalah 2 tahun sejak penawaran.
Dengan adanya persetujuan dari pemegang saham ini, apabila ada opportunity untuk melakukan akuisisi, perusahaan bisa bergerak cepat. Ini akan memudahkan perusahaan di saat momentum investasi tersebut tiba.
Meskipun belum bisa menjelaskan perusahaan mana yang akan diakuisisi, namun ia mengakui bahwa rencana tersebut selalu ada. Akusisi ini tidak akan jauh-jauh dari bisnis utama perusahaan yakni platform televisi dan digital content.
Selain itu, ia mengaku telah menjajaki beberapa investor strategis yang tertarik menjadi pemegang saham baru di SCMA. Namun, pembicaraan belum dilakukan secara detail mengenai aksi ini.
Jika penawaran saham melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) merupakan hak yang melekat pada para pemegang saham lama dan didahulukan untuk bisa membeli saham baru, maka berbeda dengan dengan private placement ini, yaitu pemegang saham yang ada tidak diberikan hak untuk menambah kepemilikan sahamnya. Sebaliknya, akan ada pemegang saham baru yang akan menjadi salah satu pemegang saham terbesar.
Menurut Direktur Utama SCMA Sutanto Hartono, tujuan dari penawaran saham ini adalah untuk menambah modal dalam mempersiapkan perusahaan untuk beberapa potensi ekspansi. Karena, menurutnya, pengembangan bisnis perusahaan memang sangat diperlukan.
“Investasinya bisa berupa pengembangan usaha, akuisisi perusahaan lain, atau penambahan capex (capital expenditure). Namun kami belum bisa memastikan dengan detail bentuk ekspansinya,” terang dia.
Para pemegang saham SCMA menyetujui rencana perseroan untuk melakukan PMT-HMETD dalam jumlah sebanyak-banyaknya 1,462 miliar lembar saham atau 10% dari modal yang ditetapkan perseroan. Hal ini merupakan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar perseroan di SCTV Tower, Jakarta, Senin (20/2).
PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) tengah mencari investor strategis untuk menjadi pemegang saham baru di perseroan. Aksi korporasi pemilik stasiun televisi SCTV tersebut dilakukan melalui private placement atau Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMT-HMETD).
SCTV optimistis pertahankan rating puncak | PT Rifan Financindo Berjangka
"Kami sih cukup yakin back to back ketiga sinetron yang ada saat ini sudah cukup kuat. Ini akan punya kekuatan di periode yang cukup lama," lanjutnya.
Menurut Sutanto, saat ini capaian kedua stasiun televisi miliknya cukup baik, apalagi keduanya selalu mengenalkan program-program baru. Untuk Indosiar dirinya mengatakan segmen dangdut masih menjadi segmen terkuat, sedangkan SCTV masih andalkan sinetron dan FTV.
"Kami sangat yakin puncaki rating karena sinetron yang kami tayangkan saat ini cukup mendominasi di prime time," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (20/2).
Saat ini, SCTV memiliki tiga sinetron yang tayang di jam prime time dan sukses memikat hati penonton. Ini akan menjadi katalis terus meningkatkan audience share miliknya, ditambah lagi masyaa tayang sinetron yang ditayangkan masih cukup panjang.
PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) sumringah terkait riset audience share Nielsen yang menempatkan SCTV di puncak pimpinan dalam dua bulan terkahir. Perusahaan sukses menggusur RCTI milik PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) yang sejak lama nangkring di puncak.
Sutanto Hartono, Direktur Utama SCMA mengatakan pihaknya akan mempertahankan rating di puncak dengan mengedepankan program-program yang inovatif.