PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) menunggu penetapan lokasi di Kubu Tambahan | PT Rifan Financindo Berjangka
Pihaknya tidak mengetahui kenapa Kemenhub tidak memberikan penetapan penlok Bandara Internasional Bali Utara ini. Padahal, BIBU sudah pegang surat Gubernur Bali Nomor 600/3481/Sekret kepada Presiden perihal Laporan Penetapan Lokasi Bandara Bali Utara dan surat Presiden melalui Menteri Sekertaris Negara Nomor B-1033/M.Sesneg/D-1/HK.04.02/11/2017 kepada Menteri Perhubungan.
"Kami sudah mengajukan surat penetapan penlok ke Kemenhub dua kali. Di era Menhub Jonan sampai Pak Budi sudah diajukan, tapi belum keluar surtanya. Kami tidak tahu apa salah, karena syarat penlok sudah dipenuhi," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Director PT BIBU I Made Mangku mengungkapkan, rencana pembangunan BIBU sudah dilakukan sejak 2009 sampai 2017 belum ada realisasi. Pasalnya, belum ada penetapan lokasi (Penlok) dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Kalau ditanya apa kendala kita, cuma satu sampai hari ini semua proses sudah dilakukan sesuai PM 2014 tentang Tata Cara Pengajuan Penlok. Tapi sampai hari ini kami belum mendapatkan rekomendasi dari Kemenhub yaitu Penlok," tuturnya.
Kalau ditetapkan target, perhitungan meleset semua. Di Bandara Kertajati, kami diberikan waktu 2-3 tahun sejak persetujuan membangun dikeluarkan, jadi penlok keluar mudah-mudahan maka diikuti dengan cepat detail desain, kemudian di-aprove Kemenhub setelah itu izin bangun, setelah itu bisa 2-3 tahun baru bisa selesai," tuturnya, di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (22/2/2018).
PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) menunggu penetapan lokasi di Kubu Tambahan, Kabupaten Buleleng, dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Jika penetapan lokasi keluar tahun ini, maka diproyeksikan pembangunan selesai paling lama 3 tahun atau 2021.
Chairman PT BIBU Iwan Erwanto mengatakan, pembangunan bandara memang membutuhkan waktu panjang, seperti halnya Bandara Kualanamu yang sekarang sudah mulai beroperasi.
Bandara Internasional Bali Utara Akan Dibangun di Atas Laut? | PT Rifan Financindo Berjangka
Bandara baru juga nanti akan mendorong percepatan dan pemerataan pembangunan di Bali utara, serta memperluas akses penerbangan. Lokasi yang dipilih yaitu kawasan garis pantai Kutambahan, dengan rencana pembangunan bandara seluas 1060 hektar, 4100 meter runaway dengan fasilitas tambahan yaitu 30 gedung.
"Kalau penlok (penetapan lokasi) sudah keluar proses pembangunan ini akan lebih cepat. Bandara ini akan di bangun di land extension (pulau buatan) yang akan dibangun di garis pantai, 8 meter di atas permukaan laut, jadi cukup aman," katanya.
Secara umum Pulau Bali terbagi menjadi dua wilayah, yaitu selatan dan utara. Untuk wilayah Bali Selatan yang sudah diakomodasi oleh Bandara Internasional Ngurah Rai yang sudah begitu padat, maka dari itu PT BIBU akan membuat bandara di kawasan Bali Utara untuk memfasilitasi wilayah parwisata di Bali Utara.
Dirinya menjelaskan, perkiraan biaya yang untuk membangun bandara ini yaitu mencapai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 27 triliun (kurs Rp 13.500/US$) dengan status proyek yang saat ini masih terkendala masalah penetapan lokasi (penlok) yang belum dikeluarkan secara resmi dari kementerian perhubungan.
Operasional Director PT BIBU Tulus Pranowo, menjelaskan rencana mengenai pembangunan bandara baru di lepas pantai Bali di kawasan Utara. Hal tersebut dilakukan karena adanya peningkatan permintaan transportasi udara ng tidak sebanding dengan kapasitas yang sudah padat di Bandara Ngurah Rai.
"Mungkin nggak airport itu dibangun di darat, seperti apa yang kami kaji beberapa yang di darat itu kecil sekali kemungkinan 600 hektar saja. (Karena) ada 33 pure yang 21 situs, jalan raya pemukiman dan sawah (digeser) untuk itu di BIBU kecil kemungkinan (dibangun di darat). Jadi konsepnya kita akan membangun di lepas pantai," katanya dalam pemaparan rencana Pembangunan BIBU, di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (22/2/2018).
Karena keterbatasan lahan, rencana pembangunan Bandara Internasional di utara Bali akan dibangun di lepas pantai alias di atas laut. Lalu dimana lokasinya?
Presiden Director PT Bandara Internasional Bali Utara (PT BIBU) Panji Sakti menjelaskan rencanannya lokasi proyek yang tadinya akan ada di 19 kilometer ke arah timur di wilayah Ibu Kota Buleleng Singaraja, Bali Utara ini akan pindah ke lepas pantai karena adanya keterbatasan lahan. Rencanannya bandara ini akan dibangun di lepas pantai di kawasan Bali Utara.
Bandara internasional Bali Utara akan dibangun dengan skema offshore | PT Rifan Financindo Berjangka
"Sudah banyak contoh mengenai pembangunan di laut. Ini memiliki nilai sendiri di Bali. Pemilihan di pantai sebagai nilai investasi wilayah kabupaten dan provinsi dalam pembangunan bandar udara," jelas Freddy.
"Dapat dikerjakan lebih cepat. Dari aspek penerbangan sendiri tidak ada permasalahan. Dikarenakan lokasi berjarak 140 km dari bandara Ngurah Rai. Tidak akan mengganggu kebisingan. Jadi risiko kemungkinan pesawat jatuh di pemukiman kecil. Ini nilai keuntungan yang besar bila proyek ini berjalan di Bali," tandasnya.
Project Strategic Advisor PT BIBU, Freddy Numberi juga mengatakan, pembangunan Bandara Internasional di Bali merupakan hal yang strategis bagi pengembangan Bali ke depan. Di samping itu, proyek tersebut juga sebagai upaya mendorong percepatan dan pemerataan pembangunan di Bali Utara.
Selain itu, proyek pembangunan ini akan menambah nilai tambah sendiri di Bali Utara, menciptakan lapangan pekerjaan, dan menjadi pengembangan teknologi baru di Indonesia. Dia meyakini, proses pengerjaannya dapat dilakukan dengan cepat dan tidak akan mengganggu pemukiman masyarakat Kabupaten Buleleng.
"Proyek BIBU tidak memungkinkan untuk berada di darat. Sebab banyak hal-hal yang akan menjadi pertimbangan. Di radius 600 hektar ada 33 pure ada 21 situs-situs sejarah, ada jalan raya, pemukiman, yang harus dipindahkan. Kecil kemungkinan bandara itu bisa dibangun di darat. Akhirnya kita rancang dibangun di lepas pantai," kata Mangku di Hotel borobudur, Jakarta Pusat, Kamis, (22/2).
Pembangunan ini diharapkan mampu meningkatkan destinasi wisata di Kabupaten Buleleng. Sebab, selama ini sektor pariwisata di Bali Utara masih tertinggal dibandingkan Bali Selatan. Padahal, destinasi wisata di Bali Utara tak kalah menarik dibandingkan Bali Selatan.
Presiden Direktur PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) Panji Sakti, Made Mangku mengatakan, pembangunan bandara di Kabupaten Buleleng akan dilakukan di sekitar 19 kilometer arah timur dari Ibu Kota Kabupaten Buleleng di Singaraja. Rencananya, proyek ini nantinya akan dibangun di lepas pantai (Offshore).