(IHSG) menguat tipis di awal sesi perdagangan saham | PT Rifan Financindo Berjangka
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang variasi pada perdagangan saham awal pekan ini. Rilis laporan keuangan emiten masih pengaruhi laju IHSG.
Analis PT Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi menuturkan, IHSG cenderung variasi dengan mencoba menguat tertahan. IHSG akan bergerak di kisaran 6.460-6.550.
"IHSG secara teknikal membentuk pola dengan konsolidasi positif. Indikator stochastic terkonsolidasi pada area dekat oversold dengan crossling line mengarah pada pergerakan positif," jelas dia, dalam ulasannya.
Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan IHSG dapat menguat didorong kuatnya harga komoditas dan masih berlangsungnya rilis laporan keuangan emiten. William menambahkan, faktor fundamental Indonesia yang masih stabil juga menambah daya tarik bagi investor. "IHSG akan bergerak di kisaran 6.413-6.602," kata William.
Sementara itu, saham-saham yang tergelincir antara lain saham TPIA susut 7,12 persen ke posisi Rp 6.200 per saham, saham PSDN melemah 6,93 persen ke posisi Rp 430 per saham, dan saham PCAR merosot 5,56 persen ke posisi Rp 2.040 per saham.
Bursa saham Asia pun bervariasi pada awal pekan ini. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,22 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,87 persen, indeks saham Shanghai mendaki 0,25 persen dan indeks saham Taiwan menanjak 0,73 persen. Indeks saham Singapura melemah 0,01 persen di posisi 3.377.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham sama-sama menguat dan melemah. Sektor saham industri dasar melemah 1,27 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur tergelincir 0,28 persen. Sementara itu, sektor saham konstruksi naik 0,89 persen dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar menanjak 0,80 persen dan sektor saham aneka industri naik 0,80 persen.
Saham-saham yang catatkan penguatan terbesar antara lain saham IBFN melonjak 22,41 persen ke posisi Rp 142, saham BGTG mendaki 19,54 persen ke posisi Rp 208 per saham, dan saham BBHI naik 9,57 persen ke posisi Rp 252 per saham.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 18.180 kali dengan volume perdagangan saham 728,6 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 305,8 miliar. Investor asing melakukan aksi jual Rp 51,40 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di posisi Rp 13.609.
Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis di awal sesi perdagangan saham. Investor asing pun masih melakukan aksi jual.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (12/2/2018), IHSG naik tipis 2,52 poin atau 0,04 persen ke posisi 6.508,05. IHSG masih menguat terbatas pada pembukaan pukul 09.00 WIB. IHSG mendaki 1,9 poin atau 0,03 persen ke posisi 6.507,44. Indeks saham LQ45 menguat 0,05 persen ke posisi 1.098,14. Sebagian besar indeks saham acuan menguat kecuali indeks saham DBX susut 0,61 persen ke posisi 998,01.
Pada Senin pagi, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.515,51 dan terendah 6.503,61. Ada sebanyak 161 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. Sedangkan 29 saham melemah dan 79 saham lainnya diam di tempat.
Bursa Saham Global Kembali Pengaruhi Pergerakan IHSG | PT Rifan Financindo Berjangka
Aksi jual dari bursa sa ham global yang membuat pergerakan se jum - lah saham melemah merupakan efek psi - kologis dari pelaku pasar ter imbas dari pelemahan bursa saham lainnya. Asing mencatatkan nett sell sebesar Rp5,39 triliun dari pekan sebelumnya nett sell Rp4,24 triliun. Maraknya aksi jual membuat posisi transaksi asing menjadi nett sell karam hingga pekan kemarin membuat nilai transaksi asing tercatat bersih Rp4,79 triliun di bawah sebelumnya yang masih nett buy Rp597,98 miliar (YTD). Kepala Divisi Komunikasi Per usa - haan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Oskar Herliansyah menjelaskan, sejak dimulainya era swastanisasi bursa efek pada 13 Juli 1992 silam, pasar modal Indonesia telah mengalami per tum - buhan yang signifikan.
“Nilai kapitalisasi pasar BEI telah tumbuh 29.555% menjadi Rp7.235,83 triliun dari Rp24,4 triliun pada lebih dari 25 tahun yang lalu,” ujar dia. NilaikapitalisasipasarBEIsaat inijuga telahmelampauitotalasetper bank anper November 2017 sebesar Rp7.222 triliun. Laju IHSG sepanjang swastanisasi bursa efek juga men ca tat kan persentase per - tum buhan paling tinggi dibandingkan dengan bursa negara lain, yakni 2.272% menjadi6.505,52poinperakhirpekanini dari level pada 13 Juli 1992 silam sebesar 274,24 poin.
Persentase pertumbuhan IHSG me - lampaui bursa Thailand sebesar 104%, Malaysia 190%, Singapura 132%, Je - pang 37%, Amerika Serikat (Indeks Dow Jones) 692%, serta Inggris 165%. Dari sisi outstanding obligasi di BEI juga mengalami pertumbuhan selama lebih dari 25 tahun terakhir sebesar 315% menjadi Rp2.487 triliun dari Rp598,7 triliun pada 1992 silam.
Sepekan kemarin, pergerakan IHSG lebih memilih untuk berada di zona me - rah seiring maraknya aksi jual setelah terimbas aksi sell off di bursa saham AS, karena kekhawatiran akan kenaikan suku bunga The Fed yang diperkirakan cenderung agresif di bawah Powell se - telah menggantikan Yellen. Pergerakan IHSG sempat cenderung variatif. Kem - bali maraknya aksi jual sempat mem - bawa IHSG ke jurang pelemahan se be - lum akhirnya mampu kembali menguat dengan dukungan aksi beli dan imbas penguatan kembali bursa saham Asia. Masih terdepresiasinya rupiah yang diikuti aksi jual asing menjadi sentimen negatif menyeret laju IHSG ke zona me - rah.
Bahkan sentimen positif dari lem - baga pemeringkat Japan Credit Rating Agency, Ltd yang meningkatkan pe ring - kat utang (Sovereign Credit Ra ting/SCR) Indonesia dari BBB- dengan prospek po - sitif menjadi BBB dengan prospek stabil sempat tidak dihiraukan pelaku pasar. Karena itu, laju IHSG mengakhiri pe - kan kemarin di zona merah. Tampaknya aksi jual masih terjadi seiring imbas pelemahan bursa saham global, masih melemahnya rupiah, dan berlanjutnya aksi jual asing.
“Ada - pun high level index yang diraih men ca - pai 6.612 di bawah level sebelumnya di posisi 6.686 dan level terendah dicapai mencapai 6.426 dari sebelumnya 6.522,” ujarnya. Menurut Reza, pelemahan di bursa saham AS pada pekan sebelumnya mem bawa petaka bagi pergerakan bur - sa saham Asia karena rata-rata cen de - rung terkoreksi. Laju IHSG yang se be - lum nya pada akhir pekan lalu menguat terkena aksi ambil untung. “Di sisi lain, rilis angka pertumbuhan ekonomi dari BPS tampaknya kurang kuat meng ang - kat IHSG,” kata dia.
Sementara itu, VP Research De part - ment Indosurya Sekuritas, William Surya Wijaya mengatakan, untuk awal pekan ini indeks akan berada di kisaran 6.413 hingga 6.602. Kekuatan naik IHSG saat ini terlihat ditopang oleh beberapa faktor, seperti stabilnya nilai tukar dan masih kuatnya harga komoditas.
“Selain itu, masih berlangsungnya rilis kinerja beberapa emiten yang su - dah terlansir baik dan beberapa emiten yang masih akan rilis disinyalir juga akan cukup baik,” kata William. Menurutnya, faktor pendukung lain adalah masih kuatnya fundamental perekonomian Indonesia yang terlansir dan menunjukkan kondisi dalam ke - ada an stabil. Dengan begitu, hal ter se - but menambah daya tarik bagi investor yang akan memulai langkah investasi pada awal tahun ini.
Analis senior dari PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada mengatakan, per - gerakan IHSG pada pekan ini di per - kirakan akan berada di kisaran level support 6.415-6.448 dan resisten 6.545- 6.567. Jika dibandingkan pekan sebe - lum nya terjadi koreksi di level support 6.578-6.588 dan resisten 6.655-6.695.
“Pergerakan IHSG masih cenderung ter kena koreksi seiring masih ma rak nya aksi jual, meskipun dari dalam ne geri cenderung positif terkecuali per ge rakan harga obligasi dan rupiah yang masih melemah,” kata Reza di Jakarta, kemarin. Menurut dia, posisi IHSG juga masih di persimpangan. Karena jika ada sen ti - men negatif dari kondisi bursa saham global dan ekonomi global terutama di AS, maka akan mudah kembali me lemah.
Untuk itu, diharapkan kondisi IHSG tidak terjadi aksi jual masif agar tidak melemah terlalu dalam. “Tetap cermati berbagai sentimen yang dapat menahan peluang kenaikan IHSG serta waspadai potensi pelemahan akibat aksi ambil untung,” ujarnya. Maraknya aksi jual sepanjang pekan kemarin seiring pelemahan bursa sa - ham global yang diikuti dengan masih berlanjutnya laju rupiah terdepresiasi memberikan sentimen negatif pada IHSG. Pergerakan IHSG pada pekan ke - marin masih melemah dengan pe nu - run an -1,86% atau di bawah dari pekan se belumnya yang turun -0,48%.
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini masih akan dipengaruhi oleh kondisi bursa saham global dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Wall Street Menguat, Bursa Saham Asia Masih Landai | PT Rifan Financindo Berjangka
Yang perlu diperhatikan pula langkah Presiden AS, Donald Trump yang sudah meneken rencana anggaran sekitar US$ 300 miliar dan telah sah menjadi Undang-undang (UU).
Dalam sepekan terakhir, harga minyak stabil setelah terus tenggelam karena kenaikan produksi minyak di AS dan penguatan kurs dolar AS.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS naik tipis 0,29 persen menjadi US$ 59,37 per barel. Sebelumnya harga minyak WTI berada di bawah level US$ 59 per barel, lalu naik untuk pertama kalinya. Harga minyak mentah berjangka Brent naik 0,06 persen di posisi US$ 62,83 per barel. Di pasar uang, indeks dolar AS terhadap mata uang utama lainnya di posisi 90,35. Sedangkan terhadap yen stabil berada di posisi 108,77.
Pasar saham global mengalami kejatuhan mulai awal Februari. Indeks Dow Jones harus kehilangan 666 poin setelah ada laporan data tenaga kerja yang lebih kuat dari perkiraan menyusul kenaikan imbal hasil obligasi AS. Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street mampu naik 330,44 poin atau 1,38 persen ke posisi 24.190 pada akhir pekan lalu. Wall street mampu menguat usai alami penurunan terburuk selama sepekan. Penurunan itu terbesar dalam dua tahun.
"Imbal hasil obligasi kemungkinan akan kembali menguat dan ketidakpastian tidak dapat dihindari," ujar Kepala Ekonom AMP Capital, Shane Oliver.
Indeks saham Australia, ASX 200 tergelincir 0,64 persen karena penurunan pendapatan perusahaan terus berlanjut. Sektor saham energi tercatat merosot 1,06 persen, Santos turun 1,24 persen, dan saham Beach Energy anjlok 3,31 persen.
Saham-saham produsen emas pun tumbang, antara lain Newcrest Mining and Evolution Mining masing-masing turun 1,22 persen dan 3,23 persen. Sektor saham ritel anjlok 4,7 persen.
Sementara itu, bursa saham Jepang tutup karena hari libur nasional.
Bursa saham Asia mengalami tekanan cukup berat pada pekan lalu. Indeks Nikkei Jepang ditutup melemah 2,32 persen pada Jumat pekan lalu. Penurunan tajam dialami indeks Nikkei yang susut 11,38 persen dari level tertinggi 52 mingguan.
Indeks Shanghai jatuh 12,75 persen, indeks Hang Seng Hong Kong anjlok 11,88 persen. Pelemahan tajam itu dipengaruhi sentimen kekhawatiran investor atas kenaikan suku bunga global.
Sedangkan sektor saham industri kapal berguguran. Saham perusahaan pembuat kapal, seperti Samsung Heavy Industries turun turun 1,81 persen, dan saham Hyundai Heavy Industries bergerak di tempat setelah laporan pendapatan perusahaan yang turun pada kuartal IV- 2017.
Mengawali pekan ini, bursa saham Asia bergerak variasi setelah Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Jumat pekan lalu. Laju bursa saham Asia pun terimbas kenaikan tipis harga minyak mentah dunia pasca mencatatkan penurunan beruntun dalam enam hari.
Mengutip CNBC, Jakarta, Senin (12/2/2018), indeks Kospi Korea Selatan dibuka menguat 0,54 persen pada perdagangan saham awal pekan ini. Saham-saham teknologi memimpin, antara lain saham Samsung Elektronics berhasil rebound 1,43 persen, saham SK Hynix menguat 0,82 persen. Disusul sektor saham keuangan terkerek naik.