Kini Indonesia bisa dipandang dalam hal menentukan kebijakan internet | PT Rifan Financindo Berjangka
Indonesia yang diwakili oleh APJII menjadi satu dari 6 NIR di bawah naungan APNIC. Dewan ini beranggotakan 15 orang dari kelima RIR yang bertanggung jawab membantu merumuskan kebijakan internet global.
NRO Number Council juga akan berkoordinasi dan memberikan masukan kepada The Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) melalui The Address Supporting Organization (ASO).
"Lalu kita dorong menjadi policy regional kemudian global. Indonesia bisa memberi masukan kebijakan itu. Sekarang ada orang Indonesia di situ kita bisa kawal lebih baik lah," ujar Henri.
NRO merupakan lembaga koordinasi yang memayungi lima Regional Internet Registries (RIR) di dunia yakni AFRINIC untuk kawasan Afrika, ARIN (Amerika Utara), LACNIC (Amerika Selatan), RIPE NCC (Eropa), dan APNIC (Asia Pasifik).
"Yang mau didorong, biasanya cyber crime, yang sekarang banyak kita hadapi, jadi penanganan cyber crime, attack dan sebagainya," ujar Henri di Hotel Lemo, Serpong, Tangerang, Rabu 10 Januari 2018.
Henri yakin masukannya bisa berpengaruh. Dia mengatakan akan meyakinkan global dengan memberikan data-data valid. Misalnya, dengan jumlah pengguna internet lebih dari 130 juta, banyak pengalaman yang sudah dihadapi oleh Indonesia, misalnya kasus kejahatan siber. bagaimana Indonesia mengatasinya.
Henri mengungkapkan, prioritas utama dalam membantu merumuskan kebijakan internet global yakni kejahatan yang melalui dunia maya.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia atau APJII, Henri Kasyfi Soemartono mulai 1 Januari 2018, ditunjuk menjadi anggota NRO Number Council.
Kini Indonesia bisa dipandang dalam hal menentukan kebijakan internet. Sebab, utusan dari Indonesia ditunjuk menjadi anggota The Number Resource Organization Number Council (NRO NC). NRO Number Council bertugas merumuskan kebijakan internet global.
Internet Semakin Murah, Pengguna Terus Bertambah | PT Rifan Financindo Berjangka
Selain perangkat mobile, jenis layanan internet yang paling sering digunakan oleh masyarakat Indonesia, yaitu internet rumah 13,3 persen (17,7 juta), fasilitas internet kantor 11,2 persen (14,9 juta), fasilitas internet kampus 2,2 persen (2,9 juta), warnet 1,6 persen (2,1 juta), dan internet cafe 0,9 persen (1,2 juta).
Dari 132,7 juta pengguna internet itu, di antaranya berasal dari kaum pria dengan 52,5 persen dan sisanya wanita dengan 47,5 persen. Selain itu, ditemukan jenis layanan internet melalui perangkat mobile masih mendominasi dengan persentase 69,9 persen atau 92,8 juta pengguna.
"Akses internet masih banyak di mobile, kecuali angkanya. Tren nggak beda karena nggak ada terobosan teknologi. Namun, setelah ada satelit itu mungkin ada perbedaan karena sekarang nggak ada internetan di rumah pakai satelit karena mahal, tapi nanti jadi murah," tuturnya.
Sebelumnya, APJII telah mengeluarkan hasil survei penetrasi pengguna internet Indonesia mencapai 132,7 juta dari total populasi penduduk sebesar 256,2 juta jiwa pada 2016. Pada survei terakhir yang diungkap APJII tahun 2014, ada pertumbuhan penetrasi pengguna internet 51,8 persen dari 88 juta menjadi 132,7 juta pada saat ini.
Menurut Henri, tren pengguna internet di Indonesia yang akan dirilis, tidak akan mengalami perubahan besar dari sebelumnya, kecuali dari pertumbuhan penggunanya.
"Saat ini, lagi proses surveinya, lagi dijalankan, jadi datanya belum final. Kita sekarang belum bisa keluarkan angkanya," ucap Henri yang baru saja terpilih sebagai anggota organisasi peregister internet dunia, The Number Resource Organization Number Council (NRO NC).
"Akhir bulan ini, hasil survei akan dirilis. Angka (pengguna internet Indonesia) akan lebih tinggi, kalau turun nanti kita bingung," ujar Sekjen APJII Henri Kasyfi di Hotel Lemo, Tangerang Selatan, Rabu (11/1/2018).
Henri tak bisa menyebutkan berapa angka pasti peningkatan penetrasi internet di Tanah Air. Sebab, ia beralasan bahwa pihaknya masih melakukan proses pendataan soal pengguna internet untuk periode 2017 tersebut.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) berencana untuk mengeluarkan hasil survei terbaru mengenai jumlah pengguna internet di Indonesia di sepanjang 2017.
Masalah Hoax Akan Jadi Program Inti Miss Internet Indonesia 2018 | PT Rifan Financindo Berjangka
"Perempuan usia 18-25 dan menyukai teknologi sebagai syarat utama," ujar Marta D Silalahi, Principal Jingga PR and Media Firm yang bertindak selaku co-promotor untuk kegiatan Miss Internet Indonesia 2018.
Pencarian finalis Miss Internet perwakilan APJII akan dihelat di 12 kota wilayah APJII dalam kurun waktu dua bulan.
Caranya mudah. Para pendaftar yang memenuhi syarat hanya perlu membuat vlog.
Syarat-syarat mengikuti seleksi Miss Internet Indonesia juga cukup mudah.
Seleksi penyisihan Miss Internet Indonesia 2018 akan sepenuhnya menggunakan metode online.
Miss Internet Indonesia 2017 Marsya Gusman mengatakan tugasnya selama ini cukup menantang.
Dia menjadi jembatan antara pemerintah dan pelaku bisnis internet serta para pengguna bagaimana berinternet yang baik.
Peserta Miss Internet Indonesia 2018 yang akan diseleksi di sejumlah wilayah Indonesia tidak hanya dipilih berdasarkan kecantikan semata namun yang terpenting mereka juga harus memiliki pengetahuan tentang teknologi digital seperti bagaimana mengelola blogging, membuat vlog yang kreatif dan sebagainya.
"Dunia internet di Indonesia sekarang ini banyak kekhawatiran soal hoax dan disalahgunakan. Ini akan menjadi program inti Miss Internet, baik bagi juara nasional maupun seluruh finalis nantinya," kata dia.
Untuk kesekian kalinya, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) kembali mengadakan pagelaran pemilihan Miss Internet Indonesia.
Ketua Umum APJII Jamalul lzza pada konferensi pers di Hotel Lemo, Gading Serpong, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang , Rabu (10/1/2018), mengatakan pemilihan Miss Internet terbilang unik dibandingkan kontes pemilihan putri serupa yang sering digelar.