GoPro menyatakan menyerah di bisnis drone setelah laporan pendapatan Q4 2017 yang menurun drastis | PT Rifan Financindo Berjangka
Sementara itu, kabar menyerahnya GoPro di bisnis aerial sebenarnya sudah santer terdengar dalam beberapa bulan terakhir. Puncaknya, GoPro dikabarkan akan merumahkan sekitar 200 hingga 300 karyawan pada awal 2018 ini.
Dalam sebuah pernyataan seperti dilansir The Verge, CEO Nicholas Woodman mengatakan GoPro tengah berupaya menunjukkan komitmennya untuk mengubah lanskap bisnis perusahaan di 2018. Woodman menyebut strategi untuk menggabungkan piranti lunak dan piranti keras jadi salah satu strategi perusahaan untuk menekan biaya operasional dan meningkatkan profitabilitas.
"Faktor-faktor ini membuat GoPro tidak bsa mempertahankan bisnis divisi aerial dan akan menghentikan bisnis ini," ungkap firma perusahaan dalam sebuah pernyataan.
Meskipun telah menghentikan penjualan drone Karma, GoPro memastikan akan tetap memberikan dukungan dan layanan terhadap pemilik perangkat tersebut.
Dalam laporan pendapatan, GoPro mencatatkan pendapatan pada kuartal keempat 2017 hanya sebesar US$340 juta atau merosot dari perkiraan sebesar US$470 juta. Angka itu bahkan menjadi pendapatan paling rendah perusahaan mulai go public pada 2014 lalu.
Drone Karma pertama kali diungkap pada akhir 2016 dengan harga US$799. Tak berselang lama, pada November 2016 GoPro harus menarik semua unit drone Karma karena bermasalah saat sedang mengudara.
Meskipun kontribusi penjualan drone Karma sebagai 'nomor dua terbesar', namun pangsa pasarnya tak mampu bersaing dengan produk besutan kompetitor. Margin bisnis aerial disebut sangat kompetitif.
Kompetisi yang kian ketat dan kesulitan mengantongi profit menjadi alasan utamanya.
Kabar mengejutkan ini diumumkan bersamaan dengan dirilisnya laporan pendapatan perusahaan. GoPro menyebut penjualan drone Karma tidak sesuai dengan ekspektasi.
Persaingan bisnis kamera drone yang kian sengit tak mampu membuat GoPro bertahan. GoPro secara resmi mengumumkan bahwa perusahaan menyerah di bisnis drone.
GoPro Keluar dari Bisnis Drone Setelah PHK Ratusan Karyawan | PT Rifan Financindo Berjangka
“Roadmap hardware dan software baru perusahaan yang dikombinasikan dengan biaya operasional yang rendah akan memungkinkan GoPro kembali tumbuh,” ujarnya. Demikian seperti dilansir The Verge, Selasa (9/1/2018).
Pencapaian ini juga menjadi keuangan terburuk perusahaan sejak GoPro mendeklarasikan untuk go public pada 2014. Demi mengatasi hal itu, GoPro memangkas harga kamera Hero 6 menjadi USD399. Sebelumnya, kamera itu dibanderol seharga USD499.
Nicholas Woodman menyatakan akan mengubah bisnis perusahaan di tahun ini.
“Faktor-faktor ini membuat pasar drone tak dapat dipertahankan dan GoPro akan keluar dari pasar setelah menjual persediaan Karma yang tersisa,” kata GoPro dalam sebuah pernyataan.
Dalam laporannya, GoPro mencatat pendapatan kuartal keempat 2017 sekira USD340 juta. Ini merupakan jumlah dengan penurunan yang besar ketimbang kuartal yang sama di 2016, bahkan lebih rendah dari perkiraan awal.
GoPro kemudian merugi senilai USD373 juta pada 2016, meski mencatat pendapatan yang meningkat pada 2017. Dalam laporan pendapatannya kali ini, GoPro mengatakan bahwa meski Karma mencapai posisi pasar kedua pada 2017, perangkat itu menghadapi tantangan di pasar yang sangat kompetitif.
GoPro juga menuduh aturan yang membatasi drone di Eropa dan AS mengurangi total pasar yang ditargetkan perusahaan di masa mendatang.
Sebelumnya GoPro juga telah mem-PHK ratusan karyawan dan mengurangi gaji CEO-nya Nicholas Woodman, demi mengelola keuangan perusahaan yang tengah krisis.
Drone Karma pertama kali diperkenalkan pada akhir 2016, namun produk tersebut tak sempurna baik dari sisi produk maupun penjualan. Drone Karma bahkan pernah mengalami kendala hingga terjatuh saat diterbangkan.
Keputusan itu disampaikan GoPro dalam laporan pendapatan perusahaan hari ini (9/1). GoPro juga mengungkapkan tak akan lagi menjual drone Karma, dan penjualan sebelumnya menjadi penjualan terakhir untuk Karma.
Keputusan itu disampaikan GoPro dalam laporan pendapatan perusahaan hari ini (9/1). GoPro juga mengungkapkan tak akan lagi menjual drone Karma, dan penjualan sebelumnya menjadi penjualan terakhir untuk Karma.
GoPro Mundur dari Bisnis Drone | PT Rifan Financindo Berjangka
Melalui surat yang diterima oleh karyawan yang terancam PHK, GoPro menjelaskan, pemutusan hubungan kerja ini merupakan bagian dari restruktur bisnis. Tujuannya untuk menyelaraskan sumber daya dengan bisnis.
Meski pemberitahuan PHK telah diumumkan melalui surat, karyawan-karyawan yang terdampak masih akan bekerja hingga menerima gaji pada 16 Februari 2017.
"GoPro akan melanjutkan layanan dan dukungan untuk konsumen GoPro," tulis perusahaan dalam keterangannya.
Sebelumnya, GoPro juga dilaporkan telah merumahkan sejumlah besar karyawannya yang berada di bisnis drone.
Menurut GoPro, keputusan ini juga diambil karena kebijakan baru di Eropa dan Amerika Serikat secara tak langsung mengurangi jumlah permintaan drone. Faktor tersebut membuat GoPro keluar dari bisnis pesawat nirawak, setelah menjual inventaris Karma yang tersisa.
Dikutip dari The Verge, Selasa (9/1/2018), pengumuman keluarnya GoPro dari bisnis drone ini diumumkan bersamaan dengan keluarnya laporan keuangan. Karena itu, Karma merupakan produk terakhir dari lini bisnis drone besutan GoPro.
Padahal, dalam laporan keuangan, perusahaan mengakui Karma berhasil berada dalam posisi kedua bisnis drone pada 2017. Namun, persaingan di pasar drone yang begitu kompetitif membuat perusahaan memutuskan untuk mundur dari bisnis pesawat nirawak.
GoPro baru saja mengumumkan langkah yang mengejutkan pekan ini. Perusahaan itu memutuskan untuk menutup lini bisnis drone-nya karena pasar pesawat nirawak yang dianggap terlalu kompetitif.