Pemerintah mewajibkan seluruh pedagang beras pasar tradisional menjual beras jenis medium dari Bulog | PT Rifan Financindo Berjangka
Ruang lingkup MoU ini, menurut Enggar, meliputi koordinasi kegiatan dalam bidang pertukaran data dan informasi, penegakan hukum, pengawasan, pengamanan dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia. MoU tersebut juga mencakup kegiatan penegakan hukum di seluruh sub-bidang termasuk perdagangan berjangka komoditas maupun distribusi barang pokok dan penting.
"Pelaksanaan penandatanganan Mou bertujuan untuk mewujudkan kerja sama yang sinergis antara Kementerian Perdagangan dan Polri dalam pelaksanaan kegiatan penegakan hukum, pengawasan, dan pengamanan di bidang perdagangan," terang Enggar.
Adapun pada hari ini, Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kepolisian Republik Indonesia menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang Penegakan Hukum, Pengawasan, dan Pengamanan Perdagangan. MoU tersebut merupakan perpanjangan dari kesepakatan kerja sama yang ditandatangani pada 4 Januari 2013 dan telah berakhir pada 4 Januari 2018 lalu.
Bagi Enggar yang terpenting adalah ketersediaan beras tersebut cukup di pasar sehingga jangan ada kekhawatiran.
"Pokoknya kami tugasnya penetrasi harga dulu, kami semuanya ada. Berapapun kebutuhannya kami gelontorkan karena ini segera dikawal.oleh polisi. Tidak ada khawatir berapapun kebutuhannya saya gelontorin," ujar Enggar.
Enggar menambahkan, nantinya pedagang yang menjual beras bulog tersebut akan diberikan margin harga yang cukup agar tetap menguntungkan pedagang.
"Itu bersoal karena dia (pedagang beras) mau mengambil dengan margin yang lebih," imbuhnya.
Enggar pun menegaskan, pedagang yang menghindar atau enggan menjual beras Bulog tersebut akan diperkarakan.
Saat ini, menurut dia, pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta terkait kewajiban penjualan beras bulog tersebut. Kebijakan tersebut, menurut Enggar, akan dikawal oleh satuan tugas (satgas) pangan
Beras dengan kualitas medium dari Bulog tersebut, kata Enggar, harus dijual di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). Hal tersebut dilakukan untuk meredam kenaikan harga beras, terutama di daerah yang kenaikannya cukup besar.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, seluruh pedagang beras pasar tradisional wajib menjual beras jenis medium dari Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) mulai besok (9/1).
"Sebagian sebenernya sudah mulai, tapi mulai besok, harus sudah mulai rata semuanya, seluruh pasar-pasar tradisional sudah masuk beras Bulog," ujar Enggar di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (8/1).
Bulog Siapkan 950.000 Ton Beras untuk Operasi Pasar | PT Rifan Financindo Berjangka
Kemudian tertinggi ada di wilayah Papua Barat mencapai Rp 14.250 per kilogram atau melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp Rp 10.250 per kilogram.
Selain itu, terendah ada di Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai Rp 9.650 per kilogram, namun juga melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp Rp 9.450 per kilogram.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) harga rata-rata beras kualitas medium I di Jakarta telah mencapai Rp 13.600 per kilogram atau melewati batas Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp 9.450 per kilogram.
Saat ini, Bulog bersama dengan Perpadi dan Satgas Pangan tengah bergerak melakukan operasi pasar beras di seluruh Indonesia guna meredam harga beras yang alami kenaikan.
"Stok itu sendiri terus bergerak artinya ada yang kita lepas ada yang kita masukan atau beli, kami usahakan stoknya terus terjaga meskipun permintaan lapangan cukup besar sekarang permintaan cukup besar dan cenderung sangat besar," ucapnya.
"Stok itu sendiri terus bergerak artinya ada yang kita lepas ada yang kita masukan atau beli, kami usahakan stoknya terus terjaga meskipun permintaan lapangan cukup besar sekarang permintaan cukup besar dan cenderung sangat besar," ucapnya.
Direktur Utama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik ( Bulog) Djarot Kusumayakti mengatakan, pihaknya tekah menyiapkan stok beras sebanyak 950.000 ton untuk operasi pasar beras tahun 2018.
Djarot mengatakan, dalam operasi pasar ini dirinya tidak lagi secara mendiri melainkan bersama tim dengan melibatkan pelaku usaha swasta.
Harga beras mencapai 'rekor nasional', pemerintah jamin stok cukup | PT Rifan Financindo Berjangka
Meski begitu Kementan akan meminta bantuan satgas pangan Polri untuk menyelidiki kemungkinan adanya spekulan yang menimbun beras.
Sebelumnya, kementerian perdagangan telah melakukan operasi pasar untuk mengendalikan harga sejak Oktober 2017 lalu, namun harga beras tetap naik.
Gatot menyebutkan kenaikan harga beras bervariasi di sejumlah daerah dan tidak terlalu melonjak. Dia menyatakan kenaikan harga beras juga diakibatkan publikasi yang salah sehingga menyebabkan dapat kepanikan konsumen.
"Sesungguhnya publikasilah yang menyebabkan adanya over hitting terhadap harga pangan khususnya beras, itu yang menyebabkan orang berburu berbondong-bondong," jelas Gatot.
Namun, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Gatot Irianto, memastikan produksi beras tidak berkurang dan stok di bulog masih sebesar 1 juta ton cukup sampai panen raya pada Februari mendatang, sehingga pemerintah tidak akan melakukan impor.
"Beras yang ada di beras bulog itu cukup untuk lebih dari tiga bulan. Artinya sebentar lagi kan panen raya sehingga tak ada argumen sedikitpun kita harga beras naik,"
Dia menyebutkan musim panen dimulai pada akhir Januari atau Februari dan membutuhkan proses sebelum beras mencapai pasar kemudian ke konsumen.
"Jadi yang perlu dilakukan adalah menambah stok atau menambah paling tidak untuk sekitar Februari, ya sumbernya hanya dua dari dalam negeri atau impor," jelas Dwi.
Dia memperkirakan kurangnya pasokan beras ke pasar akibat menurunnya produksi di tahun lalu. Adapun penurunan produksi disebabkan berbagai gangguan hama antara lain wereng batang coklat.
Dwi memperkirakan gejolak harga beras akan terjadi sampai awal Maret, dan meminta agar pemerintah segera mengantisipasinya.
"Ini jadi warning bersama perlu tindakan yang intensif itu untuk meredam, kalau tidak dilakukan dikhawatirkan akan terjadi panic buying sehingga menyebabkan harga lebih tinggu, dan kondisi ini diperkirakan akan terjadi sampai Februari atau Maret," jelas Dwi.
"Kami ikut memantau dari jaringan di 84 kabupaten/kota, kisaran harga gabah kering panen mencapai Rp5.200-Rp6.000."
"Kalau dikonversi ke kering giling mencapai Rp7.000. Itu naik sekitar 25%, yang kemudian menyebabkan harga beras jenis medium ada yang mencapai Rp 11.000 di Pasar Induk Cipinang. Di pasaran pasti lebih tinggi lagi, itu rekor nasional baru," jelas Dwi yang juga Ketua Umum Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia.
Guru besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas Santosa, menyebutkan kenaikan harga beras mengikuti peningkatan harga gabah di sejumlah daerah.
Kenaikan harga beras juga menyebabkan Sabani, pemilik warung makan di daerah Jakarta Timur kesulitan dalam menentukan harga jual barang dagangannya.
"Saya jual mentah berasnya dan untuk warung. Ya mau nggak mau harus menaikkan harga dan pembeli ya protes juga karena yang naik tak hanya beras tapi telur dan cabai," ungkap Sabani yang ditemui ketika membeli beras di Pasar Induk Beras Cipinang.
"Setiap minggu naik sekitar Rp300, kemudian naik lagi Rp500 dan seterusnya sampai mencapai harga yang sekarang. Itu tertinggi sejak saya berdagang di sini pada 1991 lalu," jelas Uwi, Minggu (07/01).
Uwi menyebutkan kenaikan harga beras ini terjadi karena pasokan dari daerah penghasil padi di Pulau Jawa menurun, antara lain Karawang, Subang dan Indramayu di Jawa Barat.
Di Pasar Induk Beras Cipinang, harga beras jenis medium pada akhir pekan lalu mencapai antara Rp10.500 sampai Rp11.500. Angka ini jauh melebihi harga beras pada awal 2017 sekitar Rp 9.500.
Salah seorang pedagang beras, Uwi, mengatakan kenaikan harga beras secara perlahan sudah terjadi sejak akhir November 2017 lalu dari harga Rp9.500.