Rupiah bisa ikut melemah hari ini | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang
Analis Samuel Sekuritas Rangga Cipta sebelumnya memprediksikan gerak rupiah berpeluang melemah pada perdagangan hari ini.
"Rupiah bisa ikut melemah hari ini walaupun pelemahan dolar index semalam bisa mencegah pelemahan signifikan," ungkap analis Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, dalam hasil risetnya.
Menurutnya, terkoreksinya pelemahan indeks saham global di akhir pekan juga berpeluang mencegah aliran keluar dana asing dari indeks harga saham gabungan (IHSG) yang dapat menekan rupiah walaupun kenaikan imbal hasil global bisa memicu aksi jual surat utang negara (SUN).
Tak beberapa lama kemudian, gerak rupiah terus menguat dan mendarat di posisi Rp13.155 per USD. Posisi rupiah tersebut setelah sebelumnya mengalami pelemahan hingga 81 poin atau setara 0,61 persen.
Perdagangan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini terpantau menguat. Rupiah menguat tipis dibanding perdagangan kemarin.
Posisi rupiah berdasarkan data Bloomberg, Selasa, 13 September, dibuka menguat ke posisi Rp13.181 per USD jika dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya yang ditutup ke level Rp13.236 per USD.
Sementara itu, pergerakan rupiah berdasarkan data Yahoo Finance terpantau menguat ke posisi Rp13.164 per USD. Mata uang Garuda ini tercatat menguat hingg 68 poin atau setara 0,51 persen.
Hati-hati Rupiah Masih Dibayangi Sentimen Global | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang
Analis NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, laju rupiah gagal melanjutkan penguatannya pada akhir pekan lalu, di mana adanya sentimen negatif yang datang dari Korea Utara, sehingga membuat para pelaku pasar melakukan aksi profit taking.
Perdagangan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pekan ini masih dihantui oleh sentimen negatif dari global di mana membuat para pelaku pasar melakukan aksi ambil untung atau profit taking.
Reza menjelaskan, adanya efek uji nuklir di perbatasan Korea utara dan Korea selatan sebesar 10 kilo ton membuat mata uang Asia, terutama Won langsung melemah dan membuat laju dolar menguat terbatas di akhir pekan.
"Laju dolar AS terlihat bergerak flat terhadap mata uang Eropa seperti EUR, dan GBP," tuturnya.
Sementara itu, Reza melanjutkan, laju dolar menguat cukup kuat terhadap Yen dan rupiah. Sebab, belum adanya sentimen positif dari dalam negeri membuat laju rupiah rentan terhadap berbagai sentimen yang mendukung penguatan laju dolar AS.
Reza mengimbau, investor berhati-hati mengingat pergerakan rupiah terhadap dolar menguat cukup tajam di pekan lalu.
Kini rupiah menguji level support (target batas bawah) Rp 13.126 dan resistance (target batas atas) Rp13.069 per dolar AS," ujarnya di Jakarta, Selasa, 13 September 2016.
Rupiah Menari di Atas Buruknya Data AS | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang
Sentimen dari rilis data-data ekonomi AS yang belum sepenuhnya stabil memberikan kesempatan bagi sejumlah mata uang non dolar AS kembali menguat, termasuk Rupiah. "Akan tetapi, penguatan rupiah tersebut belumlah cukup kuat jika tidak diimbangi sentimen dari dalam negeri," ucap dia.
Diharapkan, laju rupiah dapat menemukan momentumnya untuk pergerakan positif dengan dukungan sentimen dari dalam negeri di pekan depan. Cermati berbagai sentimen.
Laju rupiah masih mencoba bertahan di atas target area support 13.265. Arah berikutnya, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah berpeluang melaju dalam kisaran support dan resisten 13.255-13.050.
Dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencatatkan kinerja positif sering dengan penguatan berbagai mata uang lain terhadap dolar AS. Buruknya data ekonomi AS menjadi salah satu pemcunya.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam sepekan terakhir ditransaksikan menguat 172 poin (1,29%) ke posisi 13.089 pada pekan yang berakhir Jumat (9/9/2016) dibandingkan akhir pekan sebelumnya di angka 13.261 pada Jumat (2/9/2016).
"Rupiah kembali menguat di tengah minimnya sentimen positif sepanjang pekan kemarin," kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM di Jakarta, Senin (12/9/2016).
Laju dolar AS mulai berbalik menguat tipis yang tergambarkan pada USD Index yang menguat. Berbeda dari keadaan tersebut, laju Yen terhadap dolar AS mampu menguat tajam setelah kembali munculnya sentimen akan keragu-raguan BoJ untuk memberikan suatu stimulus secara agresif dalam pertemuan BoJ di bulan depan.
Jelang pertemuan ECB, pergerakan mata uang dunia cenderung menguat terbatas seiring para pelaku pasar yang cenderung fokus dalam pertemuan ECB. Sementara itu, Yen cenderung menguat disebabkan adanya statement Gubernur BoJ yang akan terus fokus terhadap suku bunga negatif.
Kekecewaan terhadap data tenaga kerja AS yang berada di bawah ekspektasi membuat pelaku pasar melakukan aksi jual terhadap dolar AS dan lebih memilih untuk memegang mata uang lainnya. "Terkhusus mata uang emerging market setelah harga minyak dunia kembali mampu menguat di awal pekan," ujarnya.
Tak heran, indeks dolar AS melemah dan berdampak pada pelemahan dolar AS itu sendiri. "Pelemahan tersebut juga disebabkan oleh ketidakpastian kebijakan serta stimulus Bank of Japan (BoJ), mengantarkan Yen bergerak menguat sekaligus keluar dari tren sideways-nya," papar dia.
Sementara itu, laju EUR dan GBP juga bergerak menguat memanfaatkan momentum pelemahan dolar AS itu sendiri. "Akan tetapi, minimnya sentimen positif di dalam negeri membuat laju rupiah cenderung bergerak konsolidasi cenderung melemah," ucapnya.