Posted by PT. Rifan Financindo Berjangka News on Selasa, 16 Agustus 2016
PT Rifan Financindo Berjangka - Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September bertambah USD1,25 menjadi USD45,74 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober melonjak USD1,38 ditutup pada USD48,35 per barel di London ICE Futures Exchange.
Harga minyak naik untuk hari ketiga berturut-turut pada Senin (Selasa pagi WIB), didorong meningkatnya spekulasi atas tindakan potensial produsen untuk mendukung harga di tengah melimpahnya pasokan global.
Minyak AS telah berbalik naik lebih dari 10 persen sejak penutupan di bawah 40 dolar AS per barel dan jatuh ke dalam pasar bearish pada awal bulan ini.
Rusia, salah satu produsen minyak terkemuka dunia, bukan anggota OPEC tetapi telah membuka konsultasi dengan kelompok tentang upaya-upaya untuk mengatasi harga minyak mentah yang lemah.
Produsen Minyak Akan Bertemu Bulan Depan | Rifan Financindo
Sementara itu, jumlah rig yang beroperasi di ladang minyak AS naik untuk minggu ketujuh berturut-turut, meningkat 15 rig menjadi total 396 rig pada pekan lalu, perusahaan jasa ladang minyak AS Baker Hughes mengatakan pada Jumat.
Menteri Energi Rusia Alexander Novak memicu harapan bahwa negara-negara penghasil minyak bisa mengambil tindakan untuk menstabilkan harga, mengatakan kepada sebuah koran Saudi, Asharq al-Awsat, bahwa negaranya sedang berkonsultasi dengan Arab Saudi dan produsen lainnya untuk mencapai stabilitas pasar, menurut laporan media, Senin.
Pernyataan itu menyusul komentar pekan lalu dari menteri minyak Arab Saudi, yang mengatakan pertemuan produsen minyak bulan depan bisa menghasilkan kesepakatan tentang stabilisasi harga. Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan mengadakan pertemuan informal di Aljazair menjelang akhir September.
WTI Diperdagangkan Di Atas US$45/Barel | Rifanfinancindo
Harga minyak mentah diperdagangkan di atas US$45 per barel di tengah spekulasi bahwa produsen minyak mentah akan memulai kembali pembicaraan untuk menstabilkan harga.
Harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman September diperdagangkan melemah 0,26% atau 12 sen ke US$45,62 per barel pada pukul 07.24 WIB. WTI sebelumnya ditutup menguat US$1,25 ke US$45,74 per barel pada hari Senin, tertinggi sejak 15 Juli 2016.
Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Oktober menguat US$1,38 atau 2,9% ke level US$48,35 per barel pada penutupan perdagangan di ICE Futures Europe Exchange pada hari Senin, tertinggi sejak 12 Juli 2016.
Seperti yang dikutip Bloomberg dari Saudi Press Agency, Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih mengatakan pekan lalu bahwa pembicaraan dengan anggota Organisasi Negara Pengekspor Miniyak (OPEC) dan produsen lainnya dapat berujung ke upaya menstabilkan pasar.
"Ini adalah alasan yang ditunggu pasar untuk membeli dengan harga murah," kata Sarah Emerson, managing director ESAI Energy Inc kepada Bloomberg
"Seperti mendekati level US$50, akshi beli akan mereda. Orang-orang akan bertanya-tanya tentang fakta bahwa tidak ada yang telah disepakati dan pertemuan masih belum terlaksana," lanjutnya.
Sementara itu, Menteri Energi Rusia mengatakan negaranya membukan kesempatan berdiskusi untuk pembekuan produksi jika diperlukan.
Harga minyak mentah dunia mencapai posisi tertinggi dalam lima minggu terakhir, dipicu rencana produsen utama minyak untuk menahan pasokan di tengah membajirnya minyak di pasaran.
Dilansir dari Reuters, Selasa 16 Agustus 2016, harga minyak mentah Brent ditutup naik US$1,38, atau 2,9 persen menjadi US$48,35 per barel. Sejak 12 Juli Brent telah naik sekitar 10 persen secara kumulatif dalam tiga sesi terakhir.
Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik US$1.25, atau 2,8 persen, di level US$45,74 per barel.
Secara terpisah, sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan jumlah persediaan minyak mentah AS telah turun minggu lalu.
Menteri Energi Rusia Alexander Novak memicu harapan pada hari Senin bahwa negara-negara penghasil minyak bisa mengambil tindakan untuk menstabilkan harga.
Harga minyak terus menguat pasca Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan non-anggota dan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan bertemu di sela-sela Forum Energi Internasional di Algeria pada 26-28 September.
"Sementara kita melihat sangat sedikit kemungkinan aktualisasi produksi OPEC dibatasi," kata Jim Ritterbusch, Konsultan Minyak Ritterbusch & Associates dari Chicago. Analis lain skeptis bahwa reli akan berlanjut.