Tahun Ini Beras Tak Akan Ada Impor | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Agung Hendriadi mengatakan, ketersediaan beras hingga akhir tahun diperkirakan 43,69 juta ton. Sementara kebutuhan nasional mencapai 32,3 juta ton.
"Jadi diperkiraan neraca domestik beras surplus 11,38 juta ton, bahkan ada kelebihan sekitar 20 juta ton. Itu dengan asumsi ditambah stok awal, termasuk stok di Bulog dan hasil panen sampai hari ini sebesar 8,8 juta ton," kata Agung di Jakarta, Selasa (23/8/2016).
Tahun ini, Kementerian Pertanian (Kementan) menjamin produksi beras berlimpah. Kementerian yang dipimpin Amran Sulaiman ini, mengklaim surplus beras 11,38 juta ton. Artinya, tak akan ada impor.
Sementara untuk jagung, kata Agung, ada kelebihan pasokan 2,1 juta ton, gula pasir 339,4 ribu ton (secara kumulatif), minyak goreng 18,5 juta ton, bawang merah 131,8 ribu ton, dan cabai besar 226,4 ribu ton. Pasokan cabai rawit juga surplus 188 ribu ton, daging ayam ras surplus 1,59 juta ton dan telur ayam ras 1,436 juta ton menurut Kementerian Pertanian.
Meskipun demikian, mantan Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian itu menegaskan, ketersediaan 11 komoditas pangan strategis secara umum aman untuk memenuhi permintaan masyarakat hingga akhir tahun. "Jadi dari semua komoditas secara umum sampai akhir tahun ada dua komoditas yang defisit. Kedelai 42 persen dan daging sapi 33 persen, yang lainnya memenuhi," ujarnya
Pengecualian daging sapi, lanjut Agung, ada defisit 220 ribu ton. Karena, ketersediaan daging sapi hingga 2016 diperkirakan hanya 441,8 ribu ton. Sedangkan permintaan nasional mencapai 662,3 ribu ton. Kedelai juga diperkirakan defisit 1,09 juta ton sebab ketersediaan hingga akhir tahun hanya 1,5 juta ton sementara permintaan sampai 2,59 juta ton.
Stok 11 Komoditas Strategis Ini Dijamin Aman Hingga Akhir 2016 | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo
Kementerian Pertanian mencatat 9 komoditas surplus pada pengujung tahun, mencakup beras, jagung, kedelai, gula kristal putih, minyak goreng, bawang merah, cabai besar, cabai rawit, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
Beras diperkirakan melimpah pada akhir tahun. Produksi diperkirakan 43,7 juta ton, sedangkan kebutuhan hanya 32,3 juta ton. Ditambah dengan stok awal tahun 8,9 juta ton, surplus beras diperkirakan mencapai 20,3 juta ton.
"Kami ingin menunjukkan barangnya itu ada," ujar Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Agung Hendriadi, Selasa (23/8/2016).
Stok 11 komoditas pangan strategis dinyatakan aman hingga akhir tahun, kecuali daging sapi dan kedelai. Daging sapi defisit sampai dengan 33% dari kebutuhan, sedangkan kedelai 42%.
Sementara itu, meskipun defisit pada Januari dan Mei-Juli, jagung diklaim bakal kelebihan produksi 3,6 juta ton karena produksi yang tinggi pada semester II/2016. Dengan demikian, ketersediaan jagung Agustus-Desember dijanjikan aman.
Begitu pula dengan gula kristal putih yang menurut prognosa surplus 339.400 ton. Secara total, produksi tahun ini masih defisit 477.200 ton atau 16% dari kebutuhan. Namun, kekurangan itu dapat dipenuhi dari stok awal tahun sebanyak 816.600 ton.
"Stok awal 2016 merupakan stok GKP (gula kristal putih) di gudang PG (pabrik gula) per 31 Desember berdasarkan laporan dari PTPN. Stok itu belum termasuk stok di pedagang eceran, minimarket, dan hipermarket," jelas Agung.
Produksi bawang merah selama setahun maupun bulanan dinyatakan cukup. Dengan ketersediaan 1,3 juta ton, sedangkan kebutuhan 1,1 juta ton, bawang merah pada akhir tahun bakal kelebihan 188.700 ton. Kementan menjamin ketersediaan bawang merah hingga Desember aman.
Stok minyak goreng bahkan diperkirakan berlebih 19,1 juta ton. Produksi hingga akhir tahun mencapai 23,7 juta ton, sedangkan kebutuhan hanya 6,1 juta ton. Pada saat yang sama, terdapat stok awal 2016 sebanyak 593.900 ton.
Adapun cabai besar diperkirakan berlebih 226.400 ton, dengan asumsi produksi 1,2 juta ton, sedangkan kebutuhan hanya 983.100 ton. Demikian pula dengan cabai rawit yang surplus 188.000 ton karena kebutuhan hanya 702.300 ton, sedangkan produksi 890.200 ton.
Di sisi lain, produksi kedelai defisit hampir setiap bulan sehingga secara keseluruhan kekurangan kedelai mencapai 1,1 juta ton atau 42% dari kebutuhan. Kebutuhan yang mencapai 2,6 juta ton tidak sanggup dipenuhi dari produksi dalam negeri yang hanya 1,5 juta ton. "Kami mengakui belum bisa (memenuhi kebutuhan)," ujar Agung.
Daging sapi pun diperkirakan tetap defisit hingga akhir tahun. Ketersediaan komoditas itu di dalam negeri hanya 441.800 ton, tetapi kebutuhan mencapai 662.300 ton, sehingga defisit mencapai 220.500 ton.
Kementan pun mengumumkan daging ayam ras dan telur ayam ras bakal surplus masing-masing 1,6 juta ton dan 1,4 juta ton.
Indonesia Diprediksi Surplus Beras 11,38 Juta Ton | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Agung Hendriadi mengungkapkan, ketersediaan beras diperkirakan sebesar 43,69 juta ton hingga akhir tahun, sementara kebutuhan sebesar 32,3 juta ton.
"Jadi diperkiraan neraca domestik beras surplus 11,38 juta ton, bahkan ada kelebihan sekitar 20 juta ton. Itu dengan asumsi ditambah stok awal, termasuk stok di Bulog dan hasil panen sampai hari ini sebesar 8,8 juta ton," ujarnya di Jakarta, Selasa (23/8/2016).
Sementara untuk jagung ada kelebihan pasokan 2,1 juta ton, gula pasir 339,4 ribu ton (secara kumulatif), minyak goreng 18,5 juta ton, bawang merah 131,8 ribu ton, cabai besar 226,4 ribu ton.
Kemudian komoditi kedelai juga diperkirakan mengalami defisit sebesar 1,09 juta ton, sebab ketersediaan hingga akhir tahun sebesar 1,5 juta ton, sementara permintaan sebesar 2,59 juta ton.
Namun, menurut Agung terdapat dua komoditas yang diperkirakan akan mengalami defisit, yakni daging sapi yang diperkirakan mencapai 220 ribu ton, karena ketersediaan daging sapi hingga akhir tahun sebesar 441,8 ribu ton sementara permintaan diperkirakan sebesar 662,3 ribu ton.
Kemudian, cabai rawit surplus 188 ribu ton, daging ayam ras 1,59 juta ton dan telur ayam ras 1,436 juta ton.
Meskipun demikian, mantan Sekretaris Badan Litbang Pertanian itu menegaskan, dari 11 komoditas pangan strategis, secara umum aman untuk memenuhi permintaan masyarakat hingga akhir tahun.
"Jadi dari semua komoditas secara umum sampai akhir tahun ada dua komoditas yang defisit. Kedelai 42 persen dan daging sapi 33 persen, yang lainnya memenuhi," ujarnya.
Kementerian Pertanian memperkirakan ketersediaan beras secara nasional untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri hingga akhir tahun ini akan mengalami surplus atau kelebihan hingga 11,38 juta ton.