Bank Mandiri Mendorong Pertumbuhan Bisnis KPR | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Jakarta STC
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terus mendorong pertumbuhan bisnis kredit kepemilikan rumah (KPR) untuk mendukung masyarakat memiliki hunian yang diinginkan.
Untuk itu, tambahnya, perseroan terus melakukan inovasi produk KPR, seperti melalui program suku bunga efektif 8,5 persen fixed 5 tahun yang ditawarkan sepanjang tahun 2016 ini.
Program ini berlaku untuk Nasabah Utama Bank Mandiri serta Nasabah yang membeli properti melalui Pengembang serta Agen Properti Rekanan Unggulan Bank Mandiri.
Hingga Juli 2016, Bank Mandiri telah menyalurkan KPR sebesar Rp 32,2 triliun, naik 8,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp29,8 triliun. Adapun rasio NPL untuk pembiayaan di segmen ini relatif terjaga baik di kisaran 2 persen.
Direktur Retail Banking Bank Mandiri Tardi menuturkan perseroan tetap optimistis dengan pertumbuhan bisnis di sektor KPR, meskipun persaingan di antara pelaku pasar ini yang semakin ketat
“Ada perkembangan yang positif dari sisi regulasi, yaitu dengan akan diimplementasikannya relaksasi kebijakan pembiayaan KPR, lalu program amnesti pajak yang kami yakini juga akan berdampak positif pada perkembangan ekonomi di Tanah Air. Kami berharap penyaluran KPR kami dapat tumbuh secara signifikan pada tahun ini,” ungkapnya.
Di samping itu, perseroan juga terus memperkuat kerjasama dengan mitra pengembang dan agen penjual, baik secara kualitas maupun kuantitas. Tercatat, sebanyak lebih dari 800 proyek pengembang dan 600 kantor agen penjual saat ini merupakan mitra perseroan dalam bisnis penyaluran KPR.
Sedangkan penguatan kualitas kerjasama, Tardi menambahkan, dilakukan melalui penyelenggaraan seminar properti kepada mitra pengembang serta agen penjual untuk mengetahui perkembangan ekonomi Indonesia terkini, khususnya yang terkait dengan properti.
“Melalui seminar properti ini, kami berharap dapat menumbuhkan optimisme mitra pengembang dan agen perumahan sehingga bisa bersama-sama mengembangkan industri properti nasional,” kata Tardi.
Adapun pembicara dalam event tersebut antara lain Kepala Subdit Perencanaan, Pemeriksaan Ditjen Pajak Kemenkeu Muh. Tunjung Nugroho, pengamat properti Ali Tranghanda, serta ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro.
Juli 2016, Mandiri Salurkan KPR Rp32,2 triliun | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Jakarta STC
"Pertumbuhan kita hingga Juli di atas rata-rata pasar. Hingga akhir tahun, Mandiri targetkan KPR tumbuh di atas rata-rata pasar," kata Direktur Perbankan Ritel Mandiri, Tardi dalam Seminar Properti Bank Mandiri "Relaksasi Amnesty Pajak dan Pembiayaan KPR sebagai Peluang Pertumbuhan Properti" di Jakarta, dikutip dari Antara, Senin (29/8/2016).
Tardi mengklaim, meskipun KPR tumbuh, kualitas kredit perumahan masih terjaga, dengan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) sebesar dua persen.
PT. Bank Mandiri Persero Tbk (BMRI) mencairkan kredit pemilikan rumah (KPR) sebesar Rp32,2 triliun hingga Juli 2016 atau tumbuh 8,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari realisasi pada 2015 di periode yang sama dengan nilai sebesar Rp29,8 triliun.
"Segmen ini risikonya relatif terkendali. NPL tidak lebih dari dua persen, atau malah sejak dulu di kisaran 1,6 persen. Jadi ada perubahan-perubahan apapun segmen ini stabil," kata Tardi.
BMRI juga menawarkan KPR dengan suku bunga efektif 8,5 persen fixed (tetap) untuk lima tahun yang ditawarkan sepanjang 2016 ini. Program ini berlaku untuk Nasabah Utama Bank Mandiri serta Nasabah yang membeli properti melalui Pengembang serta Agen Properti Rekanan Unggulan Bank Mandiri.
Tardi dalam seminar itu, menjelaskan dua faktor pemicu pertumbuhan KPR di sisa tahun adalah relaksasi ketentuan nilai pinjaman dari total aset (loan to value/LTV) perumahan dari Bank Indonesia dari 80 menjadi 85 persen, yang membuat syarat uang muka KPR berkurang menjadi 15 persen dari 20 persen.
"Dengan relaksasi LTV, kami lihat segmen perumahan akan jadi salah satu lokomotif pertumbuhannya Bank Mandiri," tukasnya.
Kemudian, kata Tardi, faktor kedua adalah melimpahnya dana repatriasi amnesti pajak pada kuartal III dan IV 2016. Dia meyakini dana repatriasi akan terserap banyak ke sektor properti, yang memicu melonjaknya permintaan.
"Program amnesti pajak yang kami yakini juga akan berdampak positif pada perkembangan ekonomi. Kami berharap penyaluran KPR kami dapat tumbuh secara signifikan pada tahun ini," ujar Tardi.
Bank Mandiri Dorong Pertumbuhan KPR | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Jakarta STC
Direktur Retail Banking Bank Mandiri Tardi mengatakan, perseroan tetap optimistis dengan pertumbuhan bisnis di sektor KPR, meskipun persaingan di antara pelaku pasar ini yang semakin ketat. Menurut dia, ada perkembangan yang positif dari sisi regulasi, yaitu dengan akan diimplementasikannya relaksasi kebijakan pembiayaan KPR, lalu program amnesti pajak yang Mandiri yakini juga akan berdampak positif pada perkembangan ekonomi di Tanah Air.
"Kami berharap penyaluran KPR kami dapat tumbuh secara signifikan pada tahun ini,” ujar dia saat seminar tax amnesty dan relaksasi pembiayaan KPR sebagai peluang pertumbuhan properti di Jakarta, Senin (29/8/2016).
Bank Mandiri terus mendorong pertumbuhan bisnis kredit kepemilikan rumah (KPR) untuk mendukung masyarakat memiliki hunian yang diinginkan. Tercatat hingga Juli 2016, telah disalurkan KPR sebesar Rp 32,2 triliun atau naik 8,1% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 29,8 triliun. Adapun rasio NPL untuk pembiayaan di segmen ini relatif terjaga baik di kisaran 2%.
Untuk itu, tambahnya, perseroan terus melakukan inovasi produk KPR, seperti melalui program suku bunga efektif 8,5% fixed 5 tahun yang ditawarkan sepanjang tahun 2016 ini. Program ini berlaku untuk Nasabah Utama Bank Mandiri serta Nasabah yang membeli properti melalui Pengembang serta Agen Properti Rekanan Unggulan Bank Mandiri.
Sedangkan untuk penguatan kualitas kerja sama Tardi menambahkan, dilakukan melalui penyelenggaraan seminar properti kepada mitra pengembang serta agen penjual untuk mengetahui perkembangan ekonomi Indonesia terkini, khususnya yang terkait dengan properti.
“Melalui seminar properti ini, kami berharap dapat menumbuhkan optimisme mitra pengembang dan agen perumahan sehingga bisa bersama-sama mengembangkan industri properti nasional,” tutupnya.
Di samping itu menurutnya, perseroan juga terus memperkuat kerja sama dengan mitra pengembang dan agen penjual, baik secara kualitas maupun kuantitas. Tercatat, sebanyak lebih dari 800 proyek pengembang dan 600 kantor agen penjual saat ini merupakan mitra perseroan dalam bisnis penyaluran KPR.