EBITDA Chandra Asri Semester I 2016 Tercatat Meningkat Menjadi 224,0 juta Dollar | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo
"Kenaikan tersebut terutama diuntungkan dari margin produk yang kuat dan volume penjualan yang lebih tinggi dari kapasitas baru Ethylene Cracker perseroan," kata Direktur TPIA Suryandi dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/8/2016).
"Hal itu mencerminkan margin petrokimia yang kuat dibantu oleh dinamika penawaran atau permintaan dan biaya bahan baku yang lebih rendah, serta ditambah dengan volume penjualan yang lebih tinggi sebesar 37 persen," tandas Suryandi.
Pendapatan bersih hingga semester I 2016 pun tercatat naik 10,4 persen, dari 799,24 juta dollar di semester I 2015 menjadi 882,11 juta dollar di semester I 2016.
Laba kotor semester I 2016 tercatat sebesar 217,96 juta dollar atau meningkat 147 persen dari laba kotor di semester I 2015 sebesar 88,21 juta dollar.
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) sepanjang semester I 2016 mencatatkan peningkatan laba bersih hingga 636 persen, dari 17,91 juta dollar atau setara dengan Rp 232,83 miliar (asumsi rupiah Rp 13.000 per dollar AS) menjadi 131,75 juta dollar atau Rp 1,71 triliun.
Demikian juga, EBITDA semester I 2016 tercatat meningkat menjadi 224,0 juta dollar dari 93,2 juta dollar untuk periode yang sama tahun lalu.
"Kinerja yang kuat ini menyokong kemampuan perseroan untuk memberikan momentum pertumbuhan positif, kendati kondisi bisnis dan operasional yang menantang di tengah perlambatan perekonomian domestik dan global," pungkas Suryandi.
Laba Bersih Chandra Asri Meningkat 636% | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo
"Pendapatan bersih semester pertama tahun ini sebesar USD882,11 juta dibandingkan dengan USD799,24 juta pada paruh I-2015, naik 10,4 persen, dan laba kotor sebesar USD217,96 juta dari USD88,21 juta, meningkat 147 persen," kata Direktur Chandra Asri Petrochemical Suryandi dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Senin (29/8/2016).
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) mencatat laba bersih USD131,75 juta hingga semester pertama tahun ini atau meningkat 636 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya USD17,91 juta.
Kenaikan tersebut terutama diuntungkan dari margin produk yang kuat dan volume penjualan yang lebih tinggi dari kapasitas baru ethylene cracker perseroan.
Sebagai hasilnya, margin laba kotor melonjak 24,7 persen dari 11,0 persen secara tahun ke tahun, mencerminkan margin petrokimia yang kuat dibantu oleh dinamika penawaran/ permintaan dan biaya bahan baku yang lebih rendah, serta ditambah dengan volume penjualan yang lebih tinggi sebesar 37 persen dari 755,7KT menjadi 1.037,8KT.
”Demikian pula, EBITDA periode paruh I-2016 meningkat secara signifikan menjadi USD224,0 juta dari USD93,2 juta untuk periode yang sama tahun lalu,” sambungnya.
Dia menjelaskan, strategi ekspansi perseroan untuk memenuhi permintaan Indonesia yang terus meningkat serta integrasi secara vertikal untuk memberikan nilai tambah di sepanjang mata rantai petrokimia tetap menguat.
Menurut Suryandi, tahun ini perseroan CAP akan fokus pada penguatan kinerja operasional dan keuangan untuk memberikan nilai yang lebih tinggi kepada para pemangku kepentingan dan berkontribusi pada pertumbuhan industri petrokimia di Indonesia.
Selain itu, pengerjaan EPC untuk proyek synthetic butadiene rubber dengan mitra usaha patungan perseroan, Michelin, sedang berlangsung dengan progres secara keseluruhan pada 32 persen akhir Juni 2016 dan startup diharapkan pada kuartal I-2018.
Suryandi menjelaskan, kinerja yang kuat ini menyokong kemampuan perseroan untuk memberikan momentum pertumbuhan positif kendati kondisi bisnis dan operasional yang menantang di tengah perlambatan perekonomian domestik dan global.
Selain itu, Dewan Komisaris Perseroan juga telah menyetujui pembayaran dividen interim untuk periode 30 Juni 2016 sebesar USD0.01/saham yang akan dibayarkan pada 15 September 2016 (tanggal pencatatan pada 7 September 2016).
Chandra Asri Cetak Rekor Laba Bersih | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo
Chandra Asri merupakan anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT). Chandra Asri memproduksi olefins dan polyolefins. Perseroan menggabungkan teknologi terkini dan fasilitas penunjang di Cilegon dan Serang, Provinsi Banten. Perseroan merupakan satu-satunya produsen yang mengoperasikan naphtha cracker dan produsen domestik tunggal styrene monomer dan butadiene. Perseroan menghasilkan bahan baku plastik dan kimia yang digunakan untuk produk kemasan, pipa, otomotif, elektronik, dan lain-lain.
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), perusahaan petrokimia terbesar dan terintegrasi di Indonesia, berhasil mencetak rekor laba bersih terbesar pada kuartal II-2016 maupun sepanjang semester I-2016. Pada kuartal II, laba bersih perseroan mencapai US$ 96,35 juta, melejit 540% dibandingkan periode sama 2015 yang sebesar US$ 15,06 juta.
Adapun laba bersih Chandra Asri selama semester I-2016 mencapai US$ 131,75 juta, melonjak 636% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar US$ 17,91 juta. “Kenaikan tersebut terutama ditopang oleh margin produk yang kuat dan volume penjualan yang lebih tinggi dari kapasitas baru ethylene cracker perseroan,” ungkap manajemen perseroan dalam penjelasan resmi, Minggu (28/8).
Lebih lanjut manajemen mengungkapkan, strategi ekspansi perseroan untuk memenuhi permintaan di Indonesia yang terus meningkat, serta integrasi secara vertikal untuk memberikan nilai tambah pada sepanjang mata rantai petrokimia tetap menguat. Secara khusus, pada tahun ini, perseroan akan fokus pada penguatan kinerja operasional dan keuangan untuk memberikan nilai yang lebih tinggi kepada para pemangku kepentingan dan berkontribusi pada pertumbuhan industri petrokimia di Indonesia.
Selain itu, pengerjaan EPC untuk proyek synthetic butadiene rubber dengan mitra usaha patungan perseroan, yakni Michelin, sedang berlangsung dengan progress secara keseluruhan mencapai 32% per akhir Juni 2016 dan start up diharapkan pada kuartal I-2018.
Sementara itu, dewan komisaris perseroan telah menyetujui pembayaran dividen interim untuk periode 30 Juni 2016 sebesar US$ 0,01 per saham, yang akan dibayarkan pada 15 September 2016. Adapun tanggal pencatatan pada 7 September 2016.
Sementara itu, pendapatan bersih Chandra Asri selama semester I-2016 sebesar US$ 882,11 juta, tumbuh 10,4% dibandingkan periode sama tahun lalu US$ 799,24 juta. Laba kotor meningkat 147% menjadi US$ 217,96 juta dari US$ 88,21 juta. Sebagai hasilnya, margin laba kotor melonjak menjadi 24,7% dari 11%.
Hal tersebut mencerminkan margin petrokimia yang kuat dibantu oleh dinamika penawaran dan permintaan, biaya bahan baku yang lebih rendah, serta ditambah dengan volume penjualan yang lebih tinggi sebesar 37% dari 755,7 KT menjadi 1.037,8 KT (yoy). Demikian pula, EBITDA semester I-2016 meningkat secara signifikan menjadi US$ 224 juta dari US$ 93,2 juta.
“Kinerja yang kuat ini menyokong kemampuan perseroan untuk memberikan momentum pertumbuhan positif, kendati kondisi bisnis dan operasional yang menantang di tengah perlambatan perekonomian domestik dan global,” jelas manajemen.