Uang bergambar pahlawan nasional Cut Meutia ini agak susah ditemukan | PT Rifan Financindo Berjangka
Sukma (30) salah seorang petugas kantor cabang bank BUMN di Depok mengungkapkan bank memang tidak menyediakan uang receh kertas pecahan Rp 1.000. Karena memang jarang ada masyarakat yang menanyakan dan tidak ada pasokan dari BI.
"Kami tidak menyediakan pecahan Rp 1.000, dari BI nya nggak ada. Yang ada paling kecil ya Rp 2.000-an," kata dia saat berbincang dengan detikFinance.
Sekedar informasi BI menerbitkan uang kertas pecahan Rp 1.000 itu pada akhir 2016 lalu bersama uang kertas pecahan yang lain. Peluncuran dilakukan oleh Presiden Joko Widodo di Gedung Bank Indonesia, Thamrin, Jakarta.
Tak hanya Recka, Fia (23) warga Warung Buncit juga mengungkapkan jarang sekali melihat uang yang salah satu sisinya memuat pemandangan Banda Neira itu.
"Jarang liat kalau seribuan kertas yang baru. Sekarang paling banyak dua ribuan sih. Tukang parkir juga kayaknya nggak akan mau dikasih seribuan," ujar Fia seraya tertawa.
Dari penelusuran detikFinance, di tempat penukaran uang receh yang ada di Monas atau di bank memang tidak menyediakan uang kertas pecahan Rp 1.000 bergambar Cut Meutia tersebut. Di tempat penukaran hanya menyediakan uang receh pecahan Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 5.000 dan Rp 2.000.
Pernah merasa jika uang pecahan Rp 1.000 tahun emisi 2016 jarang ditemukan alias langka di peredaran?
Memang, uang bergambar pahlawan nasional Cut Meutia ini agak susah ditemukan. Paling sering menemukan uang pecahan Rp 1.000 dalam bentuk logam.
Recka (22) warga Depok justru mengaku jarang pernah mendapatkan kembalian uang Rp 1.000 emisi baru itu. "Jarang dapat kalau yang seribuan kertas gambar Cut Meutia, paling sering logaman. Kalau seribuan yang gambar Pattimura dulu kan banyak," kata dia kepada detikFinance, Jumat (8/6/2018).
Uang Rp 1.000 Gambar Cut Meutia Langka, Ini Penjelasan BI | PT Rifan Financindo Berjangka
Tak hanya itu, desain uang tahun emisi (TE) 2016 dilakukan dengan penyempurnaan fitur kode tuna netra (blind code) dengan melakukan perubahan desain pada bentuk kode tuna netra berupa efek rabaan (tactile effect) untuk membantu membedakan antar pecahan dengan lebih mudah.
"Pada saat kita mendesain uang baru ini, kita bertemu dengan lebih dari 10 orang. Kemudian kita uji coba. Mereka Alhamdulillah bisa dengan cepat membedakan," tambah Suhaedi.
Menurut Suhaedi, fitur ini mempermudah identifikasi dan meningkatkan aksesibilitas uang rupiah bagi penyandang tuna netra. Sesuai dengan amanat UU Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas
Sedangkan dari sisi latent image, apabila dilihat dari sudut tertentu akan muncul gambar tersembunyi berupa teks BI pada bagian depan dan angka nominal pada bagian belakang.
Sementara dari sisi ultra violet feature (level 2), dilakukan penguatan desain UV feature yang memancar menjadi dua warna di bawah sinar UV. Dari sisi rectoverso, apabila diterawang akan terbentuk gambar saling isi berupa logo BI.
Saat ini uang pecahan Rp 1.000 juga tersedia dalam bentuk logam yang desain barunya juga diluncurkan pada 19 Desember 2016 lalu.
Sebenarnya uang tahun emisi 2016 ini memiliki penguatan unsur pengaman antara lain dilakukan melalui color shifting, rainbow feature, latent image, ultra violet feature, tactile effect, dan rectoverso.
Dari sisi color shifting, apabila dilihat dari sudut pandang yang berbeda, akan terjadi perubahan warna secara kontras. Kemudian rainbow feature, apabila dilihat dari sudut pandang tertentu akan muncul gambar tersembunyi multi warna berupa angka nominal.
Dia menjelaskan rendahnya permintaan antara lain karena semakin meningkatnya penggunaan transaksi uang elektronik dalam perbelanjaan retail.
Uang kertas pecahan Rp 1.000 tahun emisi 2016 bergambar pahlawan nasional Cut Meutia langka di peredaran. Apa kata Bank Indonesia?
Menanggapi hal tersebut Direktur Departemen Pengelolaan Uang BI Suhaedi menjelaskan saat ini permintaan terhadap uang kertas pecahan Rp 1.000 memang tidak setinggi uang kertas pecahan lain.
"Permintaan pecahan Rp 1.000 memang rendah dan cenderung menurun," kata Suhaedi kepada detikFinance, Jumat (8/6/2018).
Ini Penampakan Uang Rp 1.000 Gambar Cut Meutia yang Langka | PT Rifan Financindo Berjangka
Pecahan Rp 100.000 tetap menampilkan wajah dua proklamator RI, yaitu Presiden dan Wakil Presiden pertama RI, Soekarno dan Mohammad Hatta.
"Rupiah adalah simbol kedaulatan negara yang wajib dihormati dan dihargai sesuai dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011. Rupiah sebagai alat pembayaran yang sah dan wajib digunakan di seluruh Indonesia," jelas Gubernur BI, Agus Martowardojo dikutip dari berita detikFinance 19 Desember 2016.
BI resmi meluncurkan 11 desain baru rupiah yang terdiri dari tujuh pecahan uang kertas dan empat pecahan uang logam. Rupiah kertas yang diterbitkan terdiri dari nominal Rp 100.000, Rp 50.000, Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 2.000, dan Rp 1.000. Sementara rupiah logam terdiri atas pecahan Rp 1.000, Rp 500, Rp 200, dan Rp 100.
Desain uang baru ini sejalan dengan rencana BI menerbitkan uang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hampir semua wajah pahlawan di uang tunai berganti, kecuali pecahan Rp 100.000.
Dikutip dari laman resmi www.bi.go.id, Jumat (8/6/2018), uang kertas pecahan Rp 1.000 ini berbahan kertas khusus yang terbuat dari serat kapas. Uang ini berukuran 141 mm x 65 mm. Uang ini berwarna dominan hijau tua.
Gambar utama bagian depan terpampang foto Cut Meutia. Kemudian bagian belakang ada gambar Tari Tifa, Pemandangan alam Banda Neira dan Bunga Anggrek Larat.
Pada 19 Desember 2016 lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 2013-2018 Agus Martowardojo meluncurkan uang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tahun emisi 2016 di Gedung BI, Thamrin, Jakarta Pusat.
Saat itu ada 11 uang rupiah dengan desain baru yang diluncurkan. Salah satunya uang kertas pecahan Rp 1.000 bergambar pahlawan nasional wanita asal Aceh Cut Meutia.