Pemerintah sudah menyiapkan sejumlah mitigasi sebagai antisipasi | PT Rifan Financindo Berjangka
Pemerintah juga menjaga kepastian hukum dan keberlangsungan kebijakan pemerintah serta menciptakan situasi ekonomi dan politik yang terjaga dan kondusif dalam menjaga kepastian usaha dan investasi. Kemudian, memastikan adanya kelanjutan reformasi kebijakan untuk meningkatkan daya saing dan daya tarik investasi serta menjaga inflasi untuk mempertahankan daya beli masyarakat.
Selain itu, mendorong ekspor yang berbasis nonkomoditas (migas) dan memiliki nilai tambah yang tinggi serta memperluas pasar baru di negara-negara yang prospektif, seperti Afrika, Timur Tengah, dan Eropa Timur.
Kebijakan fiskal tersebut mencakup pemberian insentif fiskal untuk peningkatan investasi dan belanja negara yang ekspansif dan mengarah kepada sektor yang produktif dan keberlanjutan pembangunan infrastruktur. Kemudian, mendorong pemanfaatan skema KPBU/PPP untuk meningkatkan peran swasta membangun infrastruktur dan menyiapkan bantuan sosial yang tepat sasaran dan tepat waktu kepada masyarakat miskin.
"Selain itu, adanya sinergi pemerintah pusat dan daerah untuk mendorong konsumsi," kata Sri Mulyani.
Kebijakan perpajakan AS juga berisiko terhadap aliran dana pada negara berkembang, termasuk Indonesia," kata Sri Mulyani menambahkan.
Risiko keempat, adanya kebijakan proteksionisme perdagangan AS, yang perlu diwaspadai dampaknya pada kinerja ekspor. "Selain itu, perlu diwaspadai perkembangan perang dagang AS dengan Cina," ujarnya.
Sri Mulyani mengatakan, untuk menghadapi risiko tersebut, pemerintah sudah menyiapkan sejumlah mitigasi sebagai antisipasi. Mitigasi tersebut antara lain dengan menyiapkan kebijakan fiskal yang mendorong investasi dan daya saing serta ekspor dalam rangka mewujudkan pertumbuhan yang berkualitas.
"Risiko pertama adalah tren preferensi konsumsi masyarakat yang lebih memilih tabungan dan perubahan pola konsumsi, namun tidak tersalurkan kembali ke sektor riil," kata Sri Mulyani di Jakarta, Senin (4/6).
Sri Mulyani mengatakan, risiko kedua adalah terdapat potensi dari investor untuk menahan investasi langsung karena menunggu dari hasil pemilu. Risiko ketiga, adanya normalisasi kebijakan moneter, tidak hanya di AS dan Eropa, yang dapat memengaruhi kinerja investasi di sektor keuangan.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memaparkan empat risiko yang bisa memengaruhi kinerja perekonomian pada 2019. Untuk menghadapi risiko tersebut, pemerintah sudah menyiapkan sejumlah mitigasi sebagai antisipasi.
Intip Kebiasaan Sri Mulyani saat Lebaran, Mulai Jadi Cucu hingga Nenek | PT Rifan Financindo Berjangka
Momen Lebaran yang selalu dirinya ingat adalah makanan-makanan khas Lebaran. Menu masakan saat Lebaran saat mudik menurutnya sangat enak-enak, apalagi banyak sekali makanan kampung yang menurutnya jarang dijumpai di Jakarta namun rasanya sangat enak.
"Makanannya enak. Menu wajib wajik. Kalau dateng ke Gombong itu ada jadah namanya kemudian lemper. Kemudian makan opor sambel goreng. Artinya Mbah saya itu enak banget masaknya terus abis itu kalau kadang-kadang manggil tukang soto aja," jelasnya.
Silaturahmi pun terus berlanjut ketika dirinya sudah memiliki anak bahkan cucu. Namun, sedikit berbeda karena ketika dirinya sudah menjadi seorang nenek, maka anak-anaknya lah yang datang ke rumahnya di Semarang untuk sungkeman.
Dalam acara silaturahmi tersebut, ada satu kebiasaan yang dilakukan oleh keluarganya. Adalah kebiasaan untuk menyampaikan laporannya mengenai bagiamana kehidupannya dalam satu tahun terakhir.
"Kalau sesudah eyang meninggal kita di Semarang pasti ada kumpul keluarga namanya. Jadi dia masing masing keluarga menyampaikan laporannya. Sekolah mana, ada pacar enggak, ada yang sudah menikah, siapa yang udah lulus," jelas Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.
"Tapi kadang-kadang enggak bagus karena menimbulkan pressure artinya kita hilangkan acara tersebut tapi lebih how to care," imbuhnya.
Ketika itu antrean yang dibuat untuk sungkeman cukup panjang. Bagaimana tidak, ketika itu neneknya memiliki anak sebanyak 16 orang sehingga harus mengantre sesuai urutan dari mulai yang paling tua dan keluarganya.
"Kita dari kecil biasanya kumpul keluarga kalau dulu di rumahnya orangtuanya bapak ibu saya di Gombong pasti sungkeman karena puteranya ada 16, jadi kita semuanya urutan dari nomor 6 ke 16 sama cucu cicit panjang banget. Jadi pertama kita sungkeman itu urutannya panjang," ceritanya saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (5/6/2018).
Beberapa hari lagi, bulan puasa akan segera berganti, yang artinya sebentar lagi Lebaran Idul Fitri akan tiba. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun menceritakan kebiasannya dalam merayakan Lebaran.
Hal pertama yang dilaksanakan adalah tentunya mudik untuk sungkeman dengan orangtua, nenek hingga sanak saudaranya. Momen yang selalu teringat dalam ingatannya adalah ketika dirinya masih kecil dan bersungkeman dengan neneknya.
Menkeu Harus Disayang-sayang Demi Honorer K2 | PT Rifan Financindo Berjangka
Dia menambahkan, agenda raker gabungan 23 Juli mendatang tidak hanya memaparkan tahapan penyelesaian honorer K2 tapi juga simulasi anggaran. Diharapkan pemerintah sudah menyiapkan semuanya agar pembahasannya bisa berlangsung cepat.
"Pak Mardiasmo tolong ya, simulasi anggarannya sudah dibawa 23 Juli. Masih ada waktu sebulan setengah untuk menyiapkan semuanya. Saya enggak mau ada alasan lagi. Komitmenlah kita biar urusan ini cepat clear," tandasnya.
Para politisi di Senayan langsung melontarkan kalimat-kalimat kekecewaan atas ketidakhadiran Menkeu Sri Mulyani.
Mereka menilai kehadiran menkeu sangat penting karena perannya sebagai bendahara negara. Melihat banyak yang mengkritik Sri Mulyani, pimpinan rapat Utut Adianto pun langsung mengademkan suasana dengan guyonannya.
"Menteri lain bisa dimarahi karena tidak datang. Kalau Menkeu janganlah dimarahi. Harus disayang-sayang biar menkeunya setuju menyediakan dana untuk honorer K2," ungkap Utut.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tidak hadir dalam rapat gabungan tujuh komisi di DPR membahas penyelesaian honorer K2 di Senayan, Senin (4/6). Sri Mulyani mengutus Wamenkeu Mardiasmo menghadiri rapat tersebut.