Moody's Investors Services menaikkan peringkat utang jangka panjang | PT Rifan Financindo Berjangka
Dalam kebijakan fiskal, pemerintah telah mempertahankan defisit anggaran sebesar 3 persen. Moody's mengekspektasikan fokus kehati-hatian fiskal tersebut tetap dilakukan dan berkontribusi terhadap stabilitas makroekonomi. Moody's pun memproyeksikan utang jangka panjang Indonesia mencapai 30 persen dari produk domestik bruto (PDB) dalam beberapa tahun ke depan.
Angka ini di bawah median negara-negara berkategori investment grade (layak investasi), yakni 39 persen dari PDB. Dari sisi kebijakan moneter, Bank Indonesia (BI) telah mempertahankan arah kebijakan stabilitas makroekonomi. Target inflasi selama tiga tahun terakhir terpenuhi dan ekspektasi inflasi berada pada level moderat. "Kebijakan yang kredibel, fokus pada kebijakan makroekonomi yang didukung bantalan keuangan (dapat) menurunkan risiko depresiasi mata uang yang tajam," ungkap Moody's.
Selain itu, Indonesia pun memiliki bantalan finansial, fiskal, dan kebijakan moneter yang penuh kehati-hatian. Hal-hal tersebut memperkuat keyakinan Moody's terhadap resiliensi dan kapasitas Indonesia dalam menghadapi guncangan. Hasilnya, metrik kredit Indonesia dapat ditempatkan pada level Baa2. "Kebijakan yang efektif, menekankan pada stabilitas makroekonomi meningkatkan resiliensi terhadap guncangan," kata Moody's.
Moody's mengekspektasikan fokus kebijakan fiskal dan moneter Indonesia adalah untuk memelihara stabilitas makroekonomi dan membangun bantalan finansial yang telah dilakukan selama beberapa tahun terakhir. Kebijakan-kebijakan tersebut dan cadangan keuangan yang lebih besar memperkuat kemampuan Indonesia dalam merespon guncangan.
Lembaga pemeringkat internasional Moody's Investors Services menaikkan peringkat utang jangka panjang Indonesia dari Baa3 menjadi Baa2. Moody's juga mengubah outlook Indonesia dari positif ke stabil.
Moody's Naikkan Peringkat Utang Indonesia Jadi Baa2 | PT Rifan Financindo Berjangka
Moody's juga berharap fokus pada kehati-hatian fiskal akan tetap diterapkan Indonesia. Moody's menyatakan, dengan mempertahankan tingkat defisit serta beban utang yang rendah, dikombinasikan dengan pendanaan jangka panjang, akan mengurangi kebutuhan serta risiko pembiayaan.
Moody's juga berharap Bank Indonesia (BI) tetap mempertahankan kebijakannya di bidang moneter yang dinilai mampu menjaga stabilitas makroekonomi.
Sementara, Moody's External Vulnerability Indicator bagi Indonesia, yang mengukur rasio utang jangka panjang yang jatuh tempo tahun depan dan utang janga pendek relatif terhadap cadangan devisa adalah 51,3% untuk 2018. Hal itu mengindikasikan penyangga yang cukup dan kerentanan eksternal yang terbatas.
Seiring dengan bertambahnya penyangga finansial, kebijakan fiskal dan moneter yang hati-hati, Moody's yakin ketahanan dan kapsitas Indonesia dalam menghadapi gejolak dari luar semakin membaik. Hasilnya, Moody's menilai peringkat utang Indonesia kini sebanding dengan negara-negara di level Baa2.
Selanjutnya, Moody's berharap fokus kebijakan fiskal dan moneter Indonesia yang beberapa tahun terakhir berkutat dalam upaya mempertahankan stabilitas makroekonomi serta membangun penyangga finansial akan tetap berlanjut.
"Kebijakan-kebijakan ini, serta cadangan finansial yang makin besar akan memperkuat kapasitas Indonesia dalam menghadapi gejolak," ungkap Assistant Vice President-Analyst Sovereign Risk Group Moody's Investors Service Singapore Pte. Ltd. Anushka Shah dalam laporan tersebut.
Lembaga pemeringkat Moody's Investors Service hari ini meningkatkan peringkat utang Indonesia menjadi Baa2 dari sebelumnya Baa3. Moody's juga memperbaiki outlook Indonesia dari positif menjadi stabil.
Berdasarkan laporan Moody's yang dikutip SINDOnews Jumat (13/4/2018), peningkatan peringkat itu didukung oleh meningkatnya kerangka kerja kebijakan yang efektif dan kredibel yang kondusif bagi stabilitas makroekonomi.
Moody's Upgrade Rating Utang Indonesia, Gubernur BI: Ini Level Tertinggi | PT Rifan Financindo Berjangka
Di sisi fiskal, Pemerintah dinilai mampu menjaga fiskal defisit di bawah batas 3% sejak diberlakukan pada 2003. Defisit yang dapat dipertahankan di level rendah dan didukung oleh pembiayaan yang bersifat jangka panjang dapat menjaga beban utang tetap rendah sehingga mengurangi kebutuhan dan risiko pembiayaan.
Di sisi moneter, Bank Indonesia telah menunjukkan rekam jejak dalam memprioritaskan stabilitas makroekonomi. Penerapan kebijakan nilai tukar fleksibel dan koordinasi kebijakan yang lebih efektif antara Bank Indonesia dengan Pemerintah Pusat dan Daerah dinilai mampu menjaga inflasi di level yang cukup rendah dan stabil.
Moody's menilai, Bank Indonesia juga semakin aktif menggunakan instrumen makroprudensial dalam menghadapi gejolak. Perbaikan posisi eksternal dan bertambahnya cadangan devisa memperkuat ketahanan terhadap potensi gejolak eksternal.
Moody’s sebelumnya memperbaiki outlook SCR Republik Indonesia dari Stable menjadi Positive, sekaligus mengafirmasi rating pada Baa3 (Investment Grade) pada 8 Februari 2017.
Sekadar informasi, Moody’s menyatakan faktor kunci yang mendukung keputusan tersebut adalah kerangka kebijakan yang kredibel dan efektif yang dinilai kondusif bagi stabilitas makroekonomi.
Agus Marto menambahkan, hal ini dapat terwujud melalui konsistensi upaya Bank Indonesia bersama dengan Pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Oleh karena itu, dia mengatakan bahwa BI akan terus mewaspadai peningkatan risiko global dan mengoptimalkan bauran kebijakan, termasuk kebijakan makroprudensial dan pendalaman pasar keuangan.
"Ini untuk menjaga stabilitas perekonomian, yang menjadi landasan utama bagi terciptanya pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat, berkelanjutan, dan inklusif," tutur dia.
"Rating tersebut adalah level tertinggi yang pernah dicapai oleh Indonesia dari Moody’s. Pencapaian ini merupakan suatu prestasi besar, di tengah masih berlanjutnya ketidakpastian ekonomi global yang mempengaruhi perkembangan ekonomi di kawasan," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat (13/4/2018).
Lembaga pemeringkat internasioal Moody’s Investor Service (Moody’s) kembali menaikkan rating utang Indonesia. Dalam riset terbarunya, peringkat Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia naik dari Baa3/Outlook Positif menjadi Baa2/Outlook Stabil.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo menyatakan, dengan perbaikan rating ke level Baa2 oleh Moody’s, kini Indonesia telah diakui oleh empat lembaga rating internasional berada pada satu tingkat lebih tinggi dari level Investment Grade sebelumnya.