Kasus pembobolan dana nasabah | PT Rifan Financindo Berjangka
Dengan adanya kasus tersebut, lanjut Maryono, perseroan akan lebih meningkatkan pengawasannya. Supaya bisa mengantisipasi terjadinya hal serupa. "Kami sudah mencadangkan kerugian 100 persen. untuk bayar kasus pemalsuan ini perlu ada keputusan, jangan sampe ada masalah baru," ungkap Maryono.
Seperti diberitakan, kasus pembobolan dana nasabah marak terjadi beberapa waktu lalu. Kasus ini pun menimpa bank-bank nasional, termasuk perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Kalau sifatnya menyangkut pidana, perdata kami lapor ke pihak berwajib. penyelesaian diserahkan ke pihak berwajib," ujar Maryono. Ia menuturkan, BTN pun tidak segan untuk melaporkan pegawainya apabila terlibat dalam kasus pembobolan dana nasabah. Saat ini, para pelaku telah diproses oleh pihak berwajib, terang Maryono.
Sejauh ini perseroan pun telah menerapkan prinsip kehati-hatian dengan membentuk cadangan risiko operasional. Adapun BTN sendiri telah menyiapkan dana pencadangan Rp 258,2 miliar untuk kasus ini, dan diharapkan tidak akan mengganggu aktivitas maupun pergerakan saham BTN sendiri.
Untuk mengantisipasi kasus pembobolan dana nasabah, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mengambil sejumlah langkah. Direktur Utama BTN Maryono menjelaskan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan regulator, baik Bank Indonesia (BI) maupun Otoritas Jasa Keuangan ( OJK).
"Kami selalu taat aturan regulator. setiap kejadian-kejadian keuangan pembobolan, kami laporkan ke regulator," kata Maryono dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Senin (23/4/2018). Apabila kasus tersebut menyangkut hukum pidana maupun perdata sebut Maryono, BTN langsung melaporkannya kepada pihak berwajib, yakni kepolisian. Pada tahun 2016 lalu misalnya, BTN melaporkan kasus pemalsuan deposito kepada pihak kepolisian.
Pembobolan Dana Nasabah Rp240 Miliar, Begini Penjelasan Bos BTN ke DPR | PT Rifan Financindo Berjangka
"Ini kejadian ini bukan aneh, pembobol ini juga pernah lakukan di beberapa bank, dia sudah ditahan, keluar lakukan hal yang sama dia coba ke masyarakat yang ingin taruh dana di BTN, dia tawarkan ke beberapa perusahaan dengan rayuan dan sebagainya," jelasnya.
Dia menjelaskan, modus pelaku dengan mengaku sebagai pegawai BTN dan menawarkan produk dana BTN kepada nasabah. Dengan membawa formulir pengajuan terkait produk itu, korban pun menyetujui dan mengisi persyaratan. Kemudian, pelaku melakukan pembuatan produk tersebut atas nama nasabah, namun ketika deposit hendak dicairkan tak terdaftar atas nama perusahaan tersebut.
Dia pun mengatakan, kejadian ini tak hanya dialami BTN melainkan pada bank lainnya.
"Kami sudah lakukan pelaporan, penyelesaian permasalahan ini diserahkan ke pihak berwajib untuk putusan yang sangat bisa dipertanggungjawabkan," jelasnya.
Dia menyebutkan hingga kini, beberapa pelaku sudah mendapatkan putusan hukum dari pengadilan. Di antaranya, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sudah memutuskan 7 tahun kurungan pada satu pelaku, kemudian Pengadilan Negeri Jakarta Utara sudah putuskan 8 tahun penjara pada pelaku lainnya.
"Kedua itu sudah, sisanya masih dalam proses," jelasnya.
"Jumlahnya Rp240 miliar secara total dan ada 4 nasabah, itu perusahaan," ujar Maryono dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi XI di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (23/42018).
Dia menyatakan, pihaknya langsung melaporkan kepada pihak regulator yakni Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Untuk yang bersifat pidana dan perdata, perusahaan juga melakukan pelaporan ke pihak yang berwajib, dalam hal ini Polri.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menyatakan sudah menindaklanjuti permasalahan pembobolan dana nasabah, dengan melaporkan pada regulator dan pihak berwajib.
Direktur Utama BTN Maryono menjelaskan kasus pembobolan dana nasabah yang terjadi pada perseroannya yakni pemalsuan bilyet deposito yang terjadi di tahun 2016. Adapun dana yang hilang sebesar Rp240 miliar.
BTN Masih Jadi Pemimpin Pangsa Pasar KPR | PT Rifan Financindo Berjangka
“Dalam lima tahun terakhir Bank BTN mencatatkan pertumbuhan KPR sebesar 20,76% dari Rp 67,97 trilyun pada Desember 2013 menjadi Rp144,58 trilyun di Desember 2017,” katanya.
Dengan penyaluran tersebut, kata Maryono, Bank BTN masih menjadi pemimpin pasar KPR di Indonesia dengan pangsa sebesar 37% per Desember 2017. Bank BTN pun masih mendominasi pasar KPR Subsidi dengan pangsa sebesar 95% pada akhir tahun lalu.
Sejalan dengan komitmen perseroan dalam mendukung Program Satu Juta Rumah, Bank BTN juga telah menyalurkan kredit perumahan untuk 278.262 unit rumah dengan nilai kredit sebesar Rp24,25 triliun per Maret 2018.
“Realisasi penyaluran tersebut telah mencapai 37,1% dari total target dukungan Bank BTN terhadap Program Satu Juta Rumah yakni sebanyak 750.000 unit rumah pada 2018,” ujarnya.
"Kami yakin tahun ini akan mampu mencapai target pertumbuhan bisnis sesuai yang ditetapkan," jelas Direktur Utama BTN, Maryono dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin (23/4).
Maryono menjelaskan kredit perumahan masih mendominasi penyaluran pinjaman emiten bersandi saham BBTN ini yakni sebesar 91,09% per Maret 2018. Pada kredit perumahan tersebut, KPR tercatat tumbuh 22,37% yoy dari Rp121,71 trilyun per Maret 2017 menjadi Rp148,95 trilyun di bulan yang sama tahun ini.
Capaian kinerja PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) hingga Maret 2018 yang tumbuh di atas rata-rata industri perbankan nasional memeroleh apresiasi positif DPR RI. Hal itu disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi XI DPR RI dengan Bank BTN.
Per Maret 2018, pertumbuhan kredit Bank BTN pun berada di level 19,34% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp202,5 trilyun. Pertumbuhan kredit tersebut tercatat berada di atas rata-rata industri perbankan nasional. Data Bank Indonesia menyebutkan kredit perbankan nasional hanya tumbuh sebesar 8,2% yoy per Februari 2018.