Dirut Pertamina Nicke Widyawati mengatakan akan fokus untuk menjaga pasokan BBM | PT Rifan Financindo Berjangka
Masalah lainnya adalah perubahan desain kilang Pertamina. "Ini kan kami ada perubahan. Jadi yang awalnya refinery saja lalu kami integrasikan dengan petrochemical. Jadi setelah kami buat roadmap jangka panjang, ini Pertamina harus segera bangun petrochemical," kata Nicke. Dengan perubahan-perubahan tersebut, Nicke yakin ke depannya pembangunan empat kilang Refinery Development Master Program (RDMP) dan dua kilang baru New Grass Root Refinery (NGRR) akan lebih lancar. Seperti diberitakan Menteri BUMN Rini Soemarno kembali melakukan perombakan direksi Pertamina.
Elia Massa Manik dicopot dari posisinya sebagai Direktur Utama Pertamina. Selain itu, Rini juga mengganti empat direktur, direktur pengolahan, direktur megaproyek, pengolahan dan petrokimia, direktur manajemen aset, serta direktur pemasaran korporat.
"Tidak masalah. Itu bisa mixing tangki, itu tidak dedicated, sebagian besar tangki kami bisa multi product tinggal di set ke sistemnya itu bisa kami atur," ucap Nicke. Selain masalah BBM, dia juga menyebut siap menjalankan program strategis yang telah dicanangkan oleh direksi sebelumnya seperti holding BUMN migas dan pembangunan kilang. Menurut dia, dengan adanya insentif fiskal dari pemerintah bisa mempercepat pembangunan kilang Pertamina.
Pasalnya selama ini pembangunan kilang terhambat karena belum adanya insentif fiskal untuk membangun kilang. Selain itu, masalah lahan juga jadi hambatan lain dalam membangun kilang Pertamina. "Kemarin yang paling dominan itu masalah lahan," kata Nicke.
Pelaksana tugas (Plt) Dirut Pertamina Nicke Widyawati mengatakan akan fokus untuk menjaga pasokan BBM terutama menjelang Lebaran. "Yang pasti menjaga pasokan. Ini kan mau lebaran. Jadi yang jangka pendek itu pasokan kami jaga jelang lebaran," ujar Nicke Jumat (20/4/2018) malam.
Nikce yang merupakan Direktur SDM Pertamina ini ditunjuk menjadi Plt Dirut Pertamina oleh Menteri BUMN Rini Soemarno selaku pemegang saham PT Pertamina (Persero), hingga diangkatnya dirut definitif. Nicke menyatakan, dirinya siap menjalankan penugasan pemerintah dalam penyaluran premium di wilayah Jawa Madura Bali (Jamali). Infrastruktur Pertamina sudah siap untuk menyalurkan penugasan Premium tersebut.
Gonta-ganti Direksi, Bisnis Pertamina Bakal Terhambat | PT Rifan Financindo Berjangka
Selain itu, kata Bhima, Pertamina harus menjalankan kebijakan populis, seperti penyaluran kembali premium di wilayah Jawa, Madura, dan Bali dengan harga dipatok pemerintah. “Padahal tren harga minyak dunia sekarang sudah US$ 74 per barel. Jadi, selisih yang ditanggung lebih besar,” ujarnya. Kebijakan penyaluran Premium, kata Bhima, tidak mempedulikan nasib jangka panjang Pertamina.
Pengamat energi dari Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro, menduga pemerintah kesulitan mencari pemimpin baru definitif Pertamina yang paham seluk-beluk bisnis migas dan paham alur politik. Apalagi menghadapi tahun politik, bos perusahaan pelat merah di bidang migas itu dituntut mampu mengatasi pasokan bahan bakar minyak.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Fajar Harry Sampurno alasan digantinya beberapa direktur di Pertamina salah satunya untuk penyegaran khusus di bidang pemasaran. Maka, tiga direktur pemasaran diganti untuk meningkatkan pelayanan ke masyarakat.
Bhima menjelaskan Massa Manik tercatat menjabat Direktur Utama Pertamina selama 13 bulan. Direktur utama sebelumnya, Dwi Soetjipto, hanya memimpin perusahaan minyak nasional itu selama dua tahun.
Kebiasaan merombak direksi Pertamina dalam kurun waktu singkat, menurut Bhima, jelas terlihat berdampak pada kinerja perseroan. Dia mencontohkan eksplorasi ladang minyak baru sepanjang 2012-2017 yang merosot tajam hingga 63 wilayah kerja.
Belum lagi, kata Bhima, adanya hambatan dari sisi hilir seperti penugasan BBM oleh pemerintah. “Kalau pergantian direksi berkorelasi positif ke perbaikan kinerja tidak masalah, tapi ini kesannya lebih pada kepentingan politik,” ujarnya.
Yang juga perlu dicermati, kata Bhima, adalah penurunan lifting migas dari target 800 ribu barel menjadi 775 ribu barel per hari. Jika kondisi itu terus terjadi sampai 2025, lifting minyak bakal sampai 550 ribu barel per hari. “Defisit migas sudah US$ 7 miliar,” tutur dia.
Setidaknya ada sejumlah alasan Kementerian BUMN mengganti lima direktur Pertamina itu. Pertama, bagian dari upaya mempercepat proses pembentukan perusahaan induk (holding) di sektor minyak dan gas. Kedua, perkembangan kondisi terakhir kejadian kecelakaan pipa di Balikpapan dan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM).
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, khawatir perombakan jajaran direksi PT Pertamina (Persero) bakal berpengaruh buruk pada kinerja perusahaan. "Pasti akan mempengaruhi kebijakan-kebijakan strategis Pertamina ke depannya kalau umur jabatan direksinya pendek-pendek. Karena harus sibuk melakukan penyesuaian arahan direksi baru,” kata Bhima kepada Tempo, Ahad, 22 April 2018.
Pernyataan Bhima menanggapi perombakan jajaran direksi Pertamina pada Jumat pekan lalu. Selain Elia Massa Manik yang dicopot dari jabatan Direktur Utama, ada empat direktur yang diganti melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa perusahaan pelat merah itu. Untuk sementara, Kementerian BUMN menunjuk Nicke Widyawati sebagai pelaksana tugas Direktur Utama sekaligus Direktur SDM.
Pimpin Pertamina, Ini Pekerjaan Rumah Nicke Widyawati | PT Rifan Financindo Berjangka
Kedua, meningkatkan kembali penyaluran BBM jenis Premium ke seluruh wilayah Indonesia. Hal ini penting jelang Ramadan dan Lebaran dan sebagai salah satu upaya untuk menjaga tingkat inflasi.
"Kembalikan penyaluran Premium yang sempat turun 50 persen di wilayah Jawa Madura Bali. Premium sangat penting untuk jaga daya beli jelang Lebaran," kata dia.
Dan ketiga, mendorong peningkatan produksi minyak dan gas (migas) di dalam negeri. Pada kuartal I 2018, rata-rata produksi migas Pertamina tercatat 924 ribu barel setara minyak per hari.
"Percepatan eksplorasi sumur baru dan tingkatkan produksi sumur existing," kata dia.
Pertama melakukan negosiasi untuk menekan kerugian Pertamina akibat penugasan Bahan Bakar Minyak bersubsidi.
"Tekan kerugian dengan negosiasi kembali kebijakan penyaluran BBM satu harga dan subsidi BBM yang memberatkan keuangan Pertamina. Pemerintah harus mau menambah subsidi BBM, jangan bebankan semua ke Pertamina. Ini butuh ketegasan direksi baru," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (23/4/2018).
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan perombakan jajaran direksi PT Pertamina (Persero). Salah satunya dengan menunjuk Nicke Widyawati sebagai Plt Direktur Utama BUMN tersebut, menggantikan Elia Massa Manik.
Pengamat Ekonomi Institute fo Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, ada sejumlah hal yang menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Nicke Widyawati dalam menahkodai Pertamina.