Facebook mengungkapkan data terbaru yang mengejutkan | PT Rifan Financindo Berjangka
Dikutip dari Techcrunch, Kamis 5 April 2018, petinggi Facebook itu mengatakan akan mengingatkan 87 pengguna yang kemungkinan jadi korban jual data Cambridge Analytica. Schroepfer menuliskan, Facebook akan mengingatkan 87 juga pengguna tersebut dengan pemberitahuan melalui News Feed mereka tentang data apa yang kemungkinan didapatkan firma data tersebut. Facebook juga akan memberikan panduan apa yang harus dilakukan pengguna yang terdampak tersebut.
Kepala Teknologi Facebook, Mike Schroepfer menuliskan dalam blog Facebook, dari 87 juta data pengguna yang terdampak dari skandal itu, ada sekitar 1 juta lebih data pengguna Indonesia yang jadi korbannya.
"Totalnya, kami meyakini informasi Facebook yang mungkin dibagikan secara tidak layak dengan Cambridge Analytica naik menjadi 87 juta orang, mayoritas di Amerika Serikat," jelasnya.
Dari daftar yang dirilis dari 87 juga pengguna korban tersebut, Indonesia menempati peringkat ketiga, di bawah Amerika Serikat dan Filipina.
Facebook mengungkapkan data terbaru yang mengejutkan. Media sosial raksasa itu mengungkapkan data pengguna yang bocor dari skandal Cambridge Analytica kemungkinan jauh lebih besar dari yang diperkirakan.
Facebok mengatakan data pengguna yang bocor dalam skandal tersebut bisa sampai 87 juta pengguna, bukan cuma 50 juta pengguna Facebook saja seperti yang ramai diberitakan beberapa waktu lalu.
Data Pengguna Indonesia Bocor, Facebook Temui Menkominfo Sore Ini | PT Rifan Financindo Berjangka
Saya telepon perwakilan Facebook dan memanggilnya untuk bertemu saya sore nanti," jelas Rudiantara kepada tim Tekno Liputan6.com, Kamis (5/4/2018).
Dijelaskan Rudiantara, pertemuan tersebut akan digelar setelah Rapat Terbatas (Ratas) Kabinet pada hari ini. Saat berita ini ditulis, Rudiantara baru mendarat dari Surabaya untuk menghadiri rapat tersebut.
"Setelah Ratas Kabinet, kira-kira jam 5 sore. Ini juga saya baru mendarat dari Surabaya," tuturnya.
Seperti diketahui sebelumnya, Facebook mengungkapkan data negara, yang data penggunanya disalahgunakan oleh Cambridge Analytica. Sebagian besar ada di Amerika Serikat, kemudian diikuti Filipina dan Indonesia, di daftar tiga besar.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, akan memanggil perwakilan Facebook di Indonesia untuk menemuinya pada sore hari ini, Kamis (5/4/2018).
Pemanggilan ini terkait data satu juta pengguna Facebook di Indonesia, yang menjadi korban penyalahgunaan oleh Cambridge Analytica.
Siap-Siap, Facebook Bakal Ungkap Korban Kebocoran Data | PT Rifan Financindo Berjangka
Sebagian besar pengguna, menurut Facebook, memang banyak berasal dari Amerika Serikat. Namun, yang mengejutkan, Indonesia ternyata masuk dalam tiga besar negara yang menjadi korban.
Indonesia sendiri ada di urutan ketiga dengan sekitar 1 juta pengguna Indonesia menjadi korban kasus penyalahgunaan data oleh Cambridge Analytica. Berada di urutan kedua, ada Filipina dengan jumlah pengguna 1,7 juta.
Negara-negara lain yang juga menjadi korban adalah Inggris, Meksiko, Kanada, India, Brasil, Vietnam dan Australia. Namun, Facebook mengaku tidak tahu rincian data yang diambil dan jumlah pasti akun yang menjadi korban.
Sebagai tambahan, perusahaan juga akan memberikan notifikasi apakah akun pengguna menjadi korban kasus penyalahgunaan data Cambridge Analytica.
Sekadar informasi, pengumuman notifikasi ini dilakukan Facebook bersamaan dengan pengungkapan jumlah akun yang terdampak penyalahgunaan data. Berdasarkan data terbaru, ada sekitar 87 juta data pengguna yang terdampak kasus ini.
Menyusul skandal penyalahgunaan data yang terjadi di Facebook, raksasa media sosial itu mengaku sudah menyiapkan langkah tindak lanjut terkait kasus ini. Salah satunya adalah memberi notifikasi bagi pengguna apabila dirinya menjadi korban dari penyalahgunaan data.
Dikutip dari Newsroom Facebook, Kamis (5/4/2018), Facebook akan menampilkan informasi seputar aplikasi yang terhubung dengan akunnya di bagian paling atas News Feed. Dengan demikian, pengguna dapat tahu informasi apa saja yang diketahui aplikasi itu.
Selain itu, pengguna juga dapat menyingkirkan aplikasi yang sudah tak lagi diinginkan terhubung dengan akun Facebook-nya.