Pertumbuhan konsumsi rumah tangga mengalami perlambatan | PT Rifan Financindo Berjangka
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini meyakini dengan memperbesar alokasi tersebut bisa mendorong daya beli masyarakat pada level kelas menengah. Lantas untuk masyarakat menengah ke atas, lanjut Ani, akan sangat dipengaruhi oleh kepercayaan terhadap perekonomian nasional.
"Kalau kita fokus melihat momentumnya bahwa yang terlihat positif di 2017 adalah investasi meningkat lebih tinggi dari 2016 di atas enam persen, ekspor juga stabil tumbuh delapan persen. Kedua kegiatan ini diharapkan akan lebih bagus, apalagi fokus Presiden Jokowi memperbaiki iklim investasi, maka kita harap momentum investasi untuk tumbuh di atas tujuh persen akan menimbulkan kepercayaan tersebut," jelas dia.
Tahun lalu, inflasi memang tercatat mengalami peningkatan. Sepanjang 2017, inflasi bergerak pada level 3,61 persen. Sementara 2016, inflasi cenderung rendah yakni berada pada titik 3,02 persen.
"Kalau kita lihat penyebabnya inflasi di 2017 barangkali yang dilihat sebagai salah satu faktor pembelian atau dalam hal ini daya beli masyarakat. Jadi pesan pentingnya sama, menjaga daya beli melalui inflasinyang rendah itu penting," kata Ani di Kemenko Maritim, Jakarta Pusat, Selasa, 6 Februari 2018.
Ani menuturkan pemerintah juga terus mendorong dan meningkatkan daya beli melalui instrumen fiskal, yakni transfer daerah dan dana desa. Selain itu melalui bantuan sosial seperti peningkatan penerima bantuan program keluarga harapan (PKH) yang tahun ini menjadi 10 juta penerima.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga mengalami perlambatan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga 2017 sebesar 4,95 persen.
Bila ditelisik, angka ini turun dibanding catatan 2016 di mana konsumsi rumah tangga tumbuh di atas lima persen (5,005 persen). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan melambatnya konsumsi disebabkan karena inflasi.
Investasi Harus Tumbuh di Atas 7% | PT Rifan Financindo Berjangka
"Kita harapkan momentum untuk investasi bisa tetap bisa bertahan untuk bisa tumbuh di atas 7% maka akan menimbulkan confidence pada kelas menengah dan terutama pada mereka-mereka yang akan meningkatkan daya beli lagi," ungkapnya di Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Selasa (6/2/2018).
Menurutnya, oleh sebab itu Pemerintah tengah fokus untuk lihat momentumnya bahwa investasi terlihat positif di 2017. Selain itu ekspor juga tumbuh tinggi sebesar 9,09% setelah tahun lalu negatif.
"Sekarang sudah di atas 6% dan kalau kita lihat dari ekspor juga sudah cukup stabil di atas 8%. Kedua kegiatan ini diharapkan memperbaiki confidence yang lebih bagus dan fokusnya Presiden dan kebinet untuk memperbaiki iklim investasi," tukasnya.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, salah satu cara untuk meningkatkan konsumsi masyarakat adalah investasi yang tumbuh di atas 7%. Menurutnya, hal ini bisa dicapai tahun ini sehingga, konsumsi masyarakat bisa meningkat.
Seperti diketahui, investasi adalah faktor kedua penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia setelah konsumsi rumah tangga. Namun, keduanya saling berpengaruh, sehingga untuk meningkatkan konsumsi terutama daya beli masyarakat maka investasi juga harus tumbuh. Sepanjang 2017, pertumbuhan investasi tercatat sebesar 6,15%. Capaian ini terus meningkat dari tahun sebelumnya.
Begini Jurus Sri Mulyani Dongkrak Daya Beli | PT Rifan Financindo Berjangka
Selain itu, pemerintah juga akan tetap melihat dan menjaga momentum data perekonomian yang menunjukkan perbaikan, seperti investasi dan ekspor di sepanjang 2017.
"Kedua kegiatan ini diharapkan memperbaiki confidence yang lebih bagus dan fokusnya presiden dan kebinet untuk memperbaiki iklim investasi, kita harapkan momentum untuk investasi untuk bisa tetap bisa bertahan untuk bisa tumbuh di atas 7% akan menimbulkan confidence pada kelas menengah dan terutama pada mereka-mereka yang akan meningkatkan daya beli lagi," tutup dia.
Selain menjaga inflasi di level yang rendah, Sri Mulyani mengungkapkan, pemerintah juga akan meningkatkan konsumsi masyarakat khususnya keluarga miskin dengan menyalurkan bantuan sosial.
"2018 ini jumlahnya cukup besar, meningkat lebih banyak seperti PKH (program keluarga harapan) yang dinaikkan sampai 10 juta keluarga itu diharapkan bisa menimbulkan daya beli yang tengah, tetapi pada level menengah atas sangat dipengaruhi lingkungan confidence terhadap keseluruhan perekonomian," tambah dia.
Dia menyebutkan, tingkat konsumsi rumah tangga nasional sepanjang tahun lalu sebesar 4,95% melambat tipis jika dibanding dengan 2016 yang sebesar 5,01%. Melambatnya konsumsi juga menjadi tanda daya beli masyarakat yang rendah.
"Tahun 2017 growth nya kan 4,95%, kalau dibandingkan dengan 5%, berarti dia lebih 0,05%. Kalau kita lihat penyebabnya inflasi di 2017 barangkali yang dilihat sebagai salah satu faktor mungkin pembelian atau dalam hal ini daya beli masyarakat, jadi tetap pesannya sama tetap menjaga daya beli masyarakat melalui inflasi yang rendah itu penting sekali," kata Sri Mulyani di Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Selasa (6/2/2018).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, memiliki beberapa upaya untuk mendorong tingkat konsumsi rumah tangga kembali meningkat, setelah sepanjang 2017 mengalami perlambatan.