PT Pertamina (Persero) secara resmi menaikkan harga jual beberapa produk bahan bakar minyak (BBM) | PT Rifan Financindo Berjangka
Sedangkan untuk Total, dari pantauan pada SPBU Total di Jalan Warung Jati Barat, Jakarta Selatan, BBM jenis Performance 90 Rp 8.350 per liter, Performance 92 Rp 9.200 per liter, Performance 95 Rp 10.200 per liter, dan Performance Diesel Rp 10.050 per liter.
Jika dibandingkan harga pada 15 Februari 2018, harga BBM tersebut kembali mengalami kenaikan antara Rp 150 sampai Rp 250 per liter. Sebelumnya, Performance 92 dijual Rp 9.050 per liter, Performance 95 Rp 9.950 per liter, dan Performance Diesel Rp 9.950 per liter.
Harga tersebut masih tetap seperti pada 24 Februari 2018, setelah Pertamina resmi menaikkan harga BBM. Seperti diketahui, sebelum mengalami kenaikan, untuk wilayah DKI Jakarta, harga Pertamax 92 dijual Rp 8.600 per liter, Pertamax Turbo Rp 10.100 per liter, Dexlite Rp 7.500 per liter, dan Pertamina Dex dari Rp 9.250 per liter.
Sementara itu pesaingnya, berdasarkan pantauan pada SPBU Shell di kawasan Beji, Depok, harga BBM untuk jenis Super dijual Rp 9.250 per liter, V-power Rp 10.450 per liter, dan Diesel Rp 10.150 per liter. Harga tersebut masih tetap seperti pada 16 Februari 2018.
PT Pertamina (Persero) secara resmi menaikkan harga jual beberapa produk bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi, seperti Pertamax, Pertamax Turbo, dan lain sebagainya baru-baru ini. Sementara PT Shell Indonesia dan PT Total Oil Indonesia lebih dulu menaikkan harga BBM pada pertengahan Februari 2018.
Pantauan Liputan6.com, Selasa (27/2/2018) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina 34-10206 Tanah Abang, Jakarta Pusat dan Pertamina 34-16402 Beji, Depok, BBM jenis Pertamax Turbo dibanderol Rp 10.100 per liter, Pertamax 92 Rp 8.900 per liter, Pertalite Rp 7.600 per liter, Pertamina Dex Rp 10.000 per liter, Pertamax Racing Rp 42.000, dan Dexlite Rp 8.100.
Minyak Naik, Ekonomi Mandek, Rakyat Sengsara | PT Rifan Financindo Berjangka
"Saya pikir, pemerintah sangat paham tentang hal itu," imbuhnya.
Masih kata Ecky, merujuk beberapa laporan BPS menunjukkan bahwa pertumbuhan konsumsi rumah tangga rata-rata di bawah lima persen. Padahal, peranannya mencapai 55 persen terhadap PDB.
Pada 2017, Ecky menjelaskan pertumbuhan ekonomi hanya 5,07 persen di mana konsumsi rumah tangga hanya naik 4,95 persen. Sementara target APBN-P 2017 sebesar 5,2 persen.
"Jika pertumbuhan ekonomi tetap rendah, bagaimana pemerintah akan mampu menurunkan angka kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan yang lebih cepat,"
Dengan demikian, agak sulit juga memperbaiki ketimpangan jika harga barang-barang pokok terus diintervensi. Kebijakan ini jelas-jelas tidak pro rakyat," tegasnya.
Ia pesimis target pertumbuhan ekonomi tinggi akan tercapai jika pemerintah seringkali menaikkan BBM. Apalagi konsumsi rumah tangga Indonesia itu sebagian besar golongan menengah ke bawah. Bagi golongan menengah, saat terjadi tekanan harga, maka mereka akan menunda belanja. Namun, bagi golongan bawah, kenaikan harga menyebabkan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar.
"Artinya, gejolak inflasi masih disebabkan oleh intevensi pemerintah di bidang harga, bukan karena peningkatan konsumsi (belanja)," terang Ecky, Selasa (27/2).
Ecky mengingatkan, pengaruh inflasi tidak bisa dibatasi pada kelompok tertentu saja. Misalnya pada golongan orang kaya. Sebaliknya, inflasi lebih menekan bagi rakyat kecil, meski kebijakan yang diambil tidak terkait dengan kepentingan mereka.
Harga Pertamax di Jakarta misalnya, naik menjadi Rp 8.900, Dexlite Rp 8.100 per liter dari Rp 7.500.
Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR, Ecky Awal Mucharam menilai langkah penyesuaian harga BBM tersebut akan semakin memberatkan rakyat dan menyulut inflasi. Pada Januari lalu, papar Ecky, inflasi mencapai 3,25 persen (yoy) di mana inflasi energi mencapai 8,6 persen; inflasi harga diatur pemerintah 5,82 persen.
Pemerintah jaga harga BBM dan listrik tidak naik hingga 2019 | PT Rifan Financindo Berjangka
Sementara itu Pertalite dijual seharga Rp 7.600 per liter. Pertalite sudah mengalami kenaikan Rp 100/liter pada 1 Februari 2018 lalu.
Tidak hanya Pertamina, Shell Indonesia juga menyesuaikan harga BBM Shell pada 16 Februari 2018. BBM Shell untuk wilayah Jabodetabek jenis Shell Power dijual Rp 9,250/liter, Shell VPower Rp 10,450/liter, dan Shell Diesel Rp 10,150/liter.
Untuk wilayah Bandung, Shell menjual Shell Power seharga Rp 9,400/liter, Shell V-Power seharga Rp 10,600/liter, dan Shell Diesel seharga Rp 10,300/liter.
Untuk wilayah Sumatera Utara, Shell menjual Shell Power seharga Rp 8,600/liter. Sementara Shell Diesel dijual seharga Rp 9,900/liter.
Harga Pertamax Turbo saat ini mencapai Rp 10,100/liter atau naik Rp 500/liter dari harga sebelumnya sebesar Rp 9.600/liter. Pertamina Dex juga mengalami kenaikan harga sebesar Rp 750/liter menjadi Rp 10,000/liter dari harga sebelumnya Rp 9.250/liter.
BBM jenis Dexlite dijual seharga Rp 8.100 /liter. Harga Dexlite naik sebesar Rp 600/liter dari harga sebelumnya yang dipatok Rp 7.500.
Namun Pertamina tidak menaikkan harga Pertalite dan Pertamax Racing. Pertamax Racing dijual seharga Rp 42,000/liter.
Makanya Pemerintah akan berusaha menjaga harga Premium, Solar, dan tarif listrik tetap sama hingga 2019. "Ya kalau melihat daya beli masyarakat ya kami tidak inginlah (naik). Pemerintah kan pasti monitor,"kata Ego pada Senin (26/2) malam.
Sementara BBM yang dijual umum oleh Pertamina, Shell, Total Oil dan Vivo Energy boleh mengikuti harga pasar. Makanya tidak heran jika sepanjang Februari 2018 sudah terjadi kenaikan harga BBM umum.
Pada 24 Februari 2018 lalu, Pertamina menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax Series. Saat ini Pertamax dijual seharga Rp 8,900/liter. Harga Pertamax naik Rp 300/liter dari harga sebelumnya Rp 8.600/liter.
Biarpun begitu, pemerintah berkomitmen untuk tidak menaikkan harga BBM subsidi yaitu Solar dan BBM penugasan yaitu Premium.
Hal tersebut ditegaskan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ego Syahrial yang menyebut pemerintah selalu melihat daya beli masyarakat dalam penetapan harga Premium dan Solar serta tarif listrik.
Harga minyak mentah dunia masih berada dalam tren positif. Sejak awal tahun ini, harga minyak mentah dunia sudah menembus angka US$ 60 per barel.
Sejatinya harga BBM dan tarif listrik terpengaruh dengan makin tingginya harga minyak mentah dunia. Pasalnya harga minyak mentah jadi komponen utama bagi perhitungan harga BBM dan tarif listrik.