IMF menilai gejolak ekonomi global menjadi tantangan bagi perekonomian Indonesia | PT Rifan Financindo Berjangka
Lagarde pun mengingatkan pentingnya persiapan dalam menghadapi revolusi digital. Menurut Lagarde, revolusi digital secara pelan-pelan mulai mengubah struktur ekonomi kawasan dan global.
"Kita harus mulai mengendalikan revolusi digital dalam cara yang terbaik dengan meningkatkan kualitas infrastruktur digital dan membuat sistem pendidikan yang sesuai untuk masa depan," kata Lagarde, Selasa (27/2).
Kemajuan perekonomian Indonesia diyakini bisa semakin naik karena ekonomi global saat ini berjalan jauh lebih baik. IMF percaya pada tahun depan pun perkembangan ekonomi masih bagus. Dengan iklim ekonomi sekarang, Legarde melihat bahwa pemerintah Indonesia seharusnya bisa mencari keuntungan untuk percepatan pembangunan.
Dia pun cukup kagum dengan reformasi berbagai program yang dilakukan pemerintahan saat ini. Ini membuat pergerakan ekonomi dalam negeri Indonesia kembali membaik. Legarde berharap perbaikan di sektor ekonomi ini juga merambah infrastruktur sektor pendidikan dan sosial.
Legarde terkesan dengan kekuatan industri teksil dan para pekerja di pasar ini yang notabenenya wanita. Hal ini memperlihatkan adanya iklim dinamis dari ekonomi Indonesia. Melihat kondisi perekonomian saat ini, Legarde pun menyebut bahwa ekonomi Indonesia saat ini berjalan dengan baik.
"Hal ini didorong oleh konsumsi, investasi, dan ekspor. Dan tiga mesin ekonomi berjalan sangat baik," ujar Legarde, Senin (26/2).
IMF memuji perekonomian Indonesia dan menyambut baik fokus bauran kebijakan jangka pendek otoritas yang ditujukan untuk mendukung pertumbuhan sekaligus menjaga stabilitas. IMF memandang positif upaya otoritas yang memfokuskan pengeluaran publik ke sektor-sektor prioritas dan menyambut baik kemajuan investasi infrastruktur di Indonesia.
Dengan demikian, bisa dilakukan mobilisasi penghasilan negara untuk mendukung kebutuhan pembiayaan pembangunan lainnya. Ke depan, IMF memandang outlook perekonomian Indonesia positif tetapi menekankan perlunya tetap waspada terhadap berbagai risiko.
IMF menilai perekonomian Indonesia terus menunjukkan kinerja yang baik dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil, sekaligus kondisi makroekonomi yang terjaga sehingga risiko sistemik dapat terkendali. Risiko sistemik maksudnya jika ada satu atau dua guncangan ekonomi di satu sektor berdampak keras terhadap seluruh sektor secara umum. Ujungnya, mempengaruhi stabilitas ekonomi nasional.
IMF menyatakan saat ini Indonesia berada pada posisi yang baik dalam mengatasi berbagai tantangan sosial ekonomi. IMF memperkirakan dengan skenario reformasi fiskal dan reformasi lainnya, pertumbuhan potensial Indonesia dapat mencapai 6,5 persen di jangka menengah pada 2022.
Lagarde dan IMF seperti satu kesatuan yang sudah tidak bisa dipisah. Keduanya ibarat laut dan pantai yang tak bisa dipisah. Karena Lagarde telah menjelma menjadi "rock star" di IMF.
Pernyataan dan analisisnya terhadap perekonomian sangat ditunggu-tunggu. Pernyataan-pernyataan Lagarde tentang reformasi struktural, kebijakan moneter dan fiskal, hingga ekonomi global selalu ditunggu-tunggu tidak hanya para pemimpin dunia, tetapi juga jurnalis-jurnalis ekonomi di banyak negara. Termasuk, saat setiap kali IMF bicara tentang ekonomi kawasan dan Indonesia.
Presiden Jokowi sengaja mengajak Lagarde datang ke Pasar Tanah Abang yang memiliki 19 ribu kios untuk menunjukkan bekerjanya usaha kecil dan menengah (UKM) dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Lagarde mengaku begitu takjub dan terkesan dengan apa yang dia lihat di Tanah Abang. Ada belasan ribu kios di sana, pusat tekstil besar, dan ribuan perempuan terlibat aktif.
Lagarde, lahir 1 Januari 1956, di Prancis, memang bukan pertama kali datang ke Indonesia. Pada Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun Lagarde berkunjung meski tidak selama saat ini.
Terhadap Indonesia, wanita yang juga menjadi menteri keuangan pertama di Prancis dan negara-negara G8 ini, cukup mengenal baik. Dia begitu kagum dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang pernah menjadi mitra kerjanya saat Sri Mulyani menjabat direktur di Bank Dunia sebelum kembali ke Indonesia.
Kedatangan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde ke Indonesia terkait pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia di Bali Oktober ini mendapat sambutan beragam. Lagarde, perempuan pertama yang menjadi bos IMF, hanya bertemu pimpinan negeri ini dan petinggi otoritas keuangan moneter di kantor yang megah, tetapi juga menyempatkan diri blusukan bersam Presiden Jokowi di Tanah Abang.
Lagarde tampak terkesan, sangat impresif, melihat kaum wanita Indonesia yang dia temui begitu tangguh menggelorakan ekonomi. Banyak perempuan, seperti dirinya, yang begitu antusias membangun ekonomi keluarga yang berkolerasi langsung dengan ekonomi nasional.
Bos IMF Tak Sabar Saksikan Langsung Keindahan Indonesia | PT Rifan Financindo Berjangka
Ini termasuk pula Lagarde akan berinteraksi langsung dengan masyarakat Indonesia, antara lain kaum perempuan dan pelajar. Lagarde pun mengaku akan mengunjungi Bali dan Candi Borobudur.
Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 akan diselenggarakan di Nusa Dua, Bali pada 8-14 Oktober 2018. Pertemuan tersebut diestimasi bakal dihadiri oleh 15.000 orang peserta dan delegasi dari 189 negara.
Para gubernur bank sentral dan menteri keuangan dari 189 negara akan hadir. Di samping itu, bakal hadir pula para investor, ekonom, pakar, pebisnis, dan sosok-sosok penting di bidang perekonomian dan investasi.
Lagarde menuturkan, ia berada di Indonesia hingga beberapa hari ke depan. Ia pun tidak sabar menyaksikan sendiri keindahan Indonesia. "Saya menantikan untuk merasakan dinamisme dan keindahan Indonesia secara langsung," tuturnya.
Lagarde menjelaskan, Indonesia untuk pertama kalinya akan menjadi tuan rumah pada Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali, Oktober 2018 mendatang. Menurut Lagarde, Indonesia telah bertransformasi dengan baik dalam bidang ekonomi selama beberapa dekade terakhir.
"Indonesia telah bertransformasi selama beberapa dekade terakhir dengan kebijakan ekonomi yang baik dan keberagaman masyarakatnya," kata Lagarde pada Konferensi Tingkat Tinggi Bertajuk "New Growth Models in a Changing Global Landscape" di Jakarta, Selasa (27/2/2018).
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional ( IMF) Christine Lagarde tengah berada di Indonesia untuk menghadiri sejumlah agenda. Lagarde pun telah bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan diajak "blusukan" ke sejumlah tempat, seperti RS Pertamina hingga Pasar Tanah Abang.
Bos IMF Peringatkan Indonesia Soal Gejolak Ekonomi Global | PT Rifan Financindo Berjangka
Kendati demikian, dia menilai bahwa pemerintah bisa menggunakan momen ini untuk memperkuat kerangka kebijakan mereka. Hal ini termasuk upaya untuk mereformasi pasar keuangan, meningkatkan Undang-Undang (UU) Ketenagakerjaan dan hambatan yang terjadi di dunia industri.
"Perbaikan juga termasuk menggunakan reformasi fiskal untuk menghasilkan pendapatan publik yang lebih tinggi dan memperbaiki pengeluaran. Dengan meningkatkan keuangan publik, negara dapat meningkatkan investasi infrastruktur dan belanja pembangunan. Terutama pada jaring pengaman sosial yang paling rentan," ujarnya.
Dia mengatakan, ketidakpastian yang terjadi saat ini memang banyak diketahui dan mulai diantisipasi negara di dunia. Namun, negara di dunia tetap tidak bisa memastikan bagaimana ketidakpastian ini akan memengaruhi pendapatan dari negara tersebut.
"Jadi jelas, pembuat kebijakan tetap perlu waspada tentang kemungkinan dampak ketidakpastian tersebut pada stabilitas keuangan, termasuk prospek arus modal yang mudah berubah," imbuh Lagarde.
Menurutnya, volatilitas pasar keuangan baru-baru ini menjadi pengingat bahwa transisi ekonomi yang mendasar sedang berlangsung. Para pembuat kebijakan di seluruh dunia, termasuk ASEAN sedang bersiap terhadap normalisasi kebijakan moneter yang secara bertahap dilakukan negara-negara maju.
"Kita memang sudah tahu bahwa ini akan datang, tapi tetap tidak pasti bagaimana ini akan memengaruhi perusahaan, pekerjaan dan pendapatan kita," katanya dalam acara High Level International Conference di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (27/2/2018).
Dia mengatakan, Indonesia dan negara-negara di ASEAN lainnya memang pernah berhasil mengatasi krisis keuangan global pada 2013. Namun, ketidakpastian yang terjadi sebagai dampak dari normalisasi kebijakan yang terjadi saat ini tetap perlu diwaspadai.
Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde mengingatkan Indonesia atas ketidakpastian yang terjadi terhadap perekonomian global. Saat ini, sejumlah negara maju sedang melakukan normalisasi kebijakan moneter mereka yang dipastikan akan berdampak pada negara-negara di dunia.