PT Jasa Marga (Persero) berencana melakukan pelebaran jalan pada Tol Prof Dr Sedyatmo | PT Rifan Financindo Berjangka
Karena sudah dipastikan tidak ada integrasi dengan JORR, kita tahun ini ada pelebaran dan penambahan gerbang. Jadi yang dari bandara dilebarkan, kemudian gardu ditambah di sisi pelebaran. Dan juga ada pelebaran di jembatan yang elevated. (Pelebarannya?) Kalau yang di daerah Cengkareng hanya sekitar 100 meter panjangnya," jelas dia.
Selain itu, dengan adanya pelebaran tersebut, lanjut Subekti, diharapkan tidak ada lagi kemacetan kendaraan di jalan tol yang menghubungkan Jakarta dengan Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) ini.
"(Tidak macet lagi?) Oh pasti, sudah kita hitung. PCE (passenger car equivalent) ratio-nya di bawah 7, sekitar 6. Sekarang kan masih di atas 8," tandas dia.
Harusnya tahun lalu kita perbaiki. Kenapa belum kita perbaiki? Karena dulu ada rencana mau digabung dengan JORR, jadi itu tidak kita enggak kita apa-apain," ujar dia di Kantor Pusat Jasa Marga, Jakarta, Kamis (8/2/2018).
Akan tetapi, lantaran rencana integrasi tersebut dibatalkan, maka Jasa Marga memutuskan untuk melakukan pelebaran pada tahun ini.
Pelebaran jalan tol ini juga sebagai upaya meningkatkan standar pelayanan minimal (SPM). SPM ini pun akan menjadi acuan agar tarif tol tersebut bisa naik pada tahun ini.
PT Jasa Marga (Persero) berencana melakukan pelebaran jalan pada Tol Prof Dr Sedyatmo. Pelebaran jalan tersebut diharapkan bisa menurunkan tingkat kemacetan kendaraan pada ruas tol tersebut.
Direktur Operasional II PT Jasa Marga Subekti Syukur mengatakan, sebenarnya pelebaran tersebut merupakan bagian dari perbaikan yang dilakukan terhadap tol Sedyatmo pada tahun lalu.
Akan tetapi, seiring rencana Tol Sedyatmo akan diintegrasikan dengan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR), maka pelebaran jalan ini belum jadi terlaksana.
Tarif Tol Sedyatmo dan Jakarta-Cikampek Naik Tahun Ini | PT Rifan Financindo Berjangka
"Sedang diproses, hitungan tarif dengan waktu penyelesaian pengerjaan. Kita sih inginnya Lebaran sudah ada perubahan. Tapi lagi kita hitung," tandas dia.
Untuk diketahui, penyesuaian tarif diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2013, yang menyebutkan bahwa evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan setiap 2 (dua) tahun oleh BPJT, berdasarkan tarif lama yang disesuaikan dengan laju inflasi di wilayah tertentu.
Tarif tol awal dihitung berdasarkan kemampuan bayar pengguna jalan tol, besar keuntungan biaya operasi kendaraan, dan kelayakan investasi. Sedangkan perhitungan usulan tarif tol dilakukan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang kemudian dievaluasi oleh BPJT berdasarkan data inflasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) selama dua tahun terakhir.
"Jadi yang dari bandara dilebarkan, kemudian gardu ditambah di sisi pelebaran. Dan juga ada pelebaran di jembatan yang elevated," ujarnya.
Sedangkan untuk Tol Jakarta-Cikampek, pihaknya akan melakukan perubahan sistem lalu lintas. Pasalnya, di ruas tol tersebut sedang banyak proyek pembangunan.
"Cikampek programnya banyak, karena ada pembangunan LRT, kemudian elevated, ada kereta cepat, pembangunan Cibitung-Cilincing, juga kita harus melancarkan lalu lintas dengan adanya proyek-proyek itu. Kita akan ubah sistemnya," jelas dia.
Kendati demikian, hingga saat ini besaran penyesuaian tarif pada kedua ruas tol tersebut masih dalam perhitungan.
"Tahun ini (tarif tol yang naik) Sedyatmo dan Jakarta-Cikampek. Rencananya (kenaikannya) antara September-November lah kalau lancar," ujar dia di Kantor Pusat Jasa Marga, Kamis (8/2/2018).
Namun rencana penyesuaian ini masih akan menunggu keputusan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) setelah penilaian standar pelayanan maksimal (SPM). Pasalnya untuk melakukan penyerangan tarif maka harus memenuhi SPM jalan tol yang sudah ditetapkan.
Dia menjelaskan untuk memenuhi SPM, pihaknya akan melakukan pelebaran jalan dan penambahan gardu pada ruas tol Prof Dr. Sedyatmo.
Direktur Operasional II Jasa Marga Subekti Syukur menyatakan, rencananya kenaikan tarif pada kedua ruas tol tersebut akan dilakukan sekitar akhir tahun 2018.
PT Jasa Marga (Persero) akan kembali menyesuaikan tarif dua ruas tol di tahun ini. Dua ruas tol kelolaannya tersebut yakni Tol Prof Dr. Sedyatmo dan Tol Jakarta-Cikampek.
Adapun Tol Prof Dr. Sedyatmo merupakan jalan tol penghubung Jakarta dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Sebelumnya, pada hari ini Jasa Marga telah memutuskan penyesuaian tarif Tol Padaleunyi dan Tol Cipularang yang berlaku pada 15 Februari 2018.
Tarifnya Naik Tahun Ini, Tol Bandara Soetta Dijamin Tak Macet Lagi | PT Rifan Financindo Berjangka
SPM tersebut harus sesuai dengan isi dalam perjanjian pengusahaan jalan tol yang sudah ditandatangani, mulai dari kondisi jalan tolnya (kekesatan, kerataan, lubang dan sebagainya), kecepatan tempuh rata-rata, aksesibilitas, kapasitas gardu tol, kecepatan penanganan hambatan lalu lintas, tempat istirahat (rest area), keselamatan seperti rambu jalan hingga kondisi lingkungan.
Evaluasi dan penyesuaian tarif tol akan dilakukan setiap 2 tahun sekali oleh BPJT berdasarkan tarif lama yang disesuaikan dengan pengaruh inflasi sesuai dengan formula, tarif lama dikali 1 ditambah inflasi selama dua tahun terakhir.
"Pasti (tidak macet lagi). Sudah dihitung itu. Visi rationya akan jadi di bawah 7, sekitar 6. Sudah kita hitung kok. Sekarang kan masih di atas 8 ya," pungkasnya.
Sebagai informasi, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) bersama dengan Kepolisan dan Dinas Perhubungan nantinya akan melakukan evaluasi terhadap SPM jalan tol sebelum mengusulkan penetapan penyesuaian tarif ke Menteri PUPR.
Subakti mengatakan, pihaknya akan mulai melakukan pelebaran jalan dari arah Bandara Soetta menuju Jakarta dalam waktu dekat. Jalan yang dilebarkan tersebut panjangnya mencapai 100 meter.
Namun, strategi Jasa Marga yang paling diandalkan adalah dengan menambah jumlah gardu untuk melayani transaksi non tunai di gerbang tol. Hal tersebut diyakini bakal menambah visi rasio jalan tol yang kerap macet tersebut.
"Penambahan gardunya banyak itu. Untuk awal ada 6 dulu. Awalnya 6 tapi ada pelebaran, yang dari arah Bandara ke Jakarta akan dilebarkan. Kemudian gardunya ditambah dari sisi pelebaran. Dan juga ada pelabaran yang jembatan yang elevated itu. Di Kali Kamal itu juga sedang proses untuk dilebarkan,"
"Kita sudah punya rencana, karena volumenya naik terus, harusnya tahun ini juga sudah kita perbaiki. Tapi dulu belum kita perbaiki karena ada rencana kau digabung dengan JORR, ada integrasi, jadi itu enggak kita apa-apain. Karena sudah dipastikan di situ enggak ada integrasi dengan JORR, kita tahun ini akan ada pelebaran dan penambahan gardu di situ," katanya di Jakarta, Jumat (9/2/2018).
Salah satu ruas tol yang bakal naik tahun ini adalah Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Sedyatmo. Kenaikan tarif tol yang menghubungkan Jakarta dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) yang melintasi Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Tangerang itu sesuai dengan Undang-undang (UU) Nomor 38 tahun 2004 Pasal 48 ayat 3 tentang Jalan Tol yang memperbolehkan penyesuaian tarif tol setiap 2 tahun sekali sebagai bagian kepastian investasi badan usaha.
Terakhir kali ruas tol tersebut naik pada Oktober 2016 lalu, sehingga dipastikan penyesuaian tarif akan kembali dilakukan Oktober 2018 mendatang apabila standar pelayanan minimum (SPM) tol sesuai dengan yang sudah ditetapkan. Direktur Operasi II Jasa Marga Subakti Syukur menjamin pelayanan Tol Sedyatmo bakal lebih baik menuju penyesuaian tarif nanti dengan melakukan sejumlah upaya perbaikan pada kapasitas jalan.