IHSG Dibuka Turun di Level 5.323,57 | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Axa
IHSG sendiri diperkirakan bergerak bervariasi cenderung menguat pada akhir pekan ini akibat sentimen internal deflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 0,2 persen di Agustus.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka turun di level 5.323,57 pada pembukaan perdagangan Jumat (2/8/2016). Sementara pada pukul 09.04 WIB, IHSG berada di posisi 5.334,37 atau turun 0,17 persen.
Namun, turunnya harga minyak mentah dunia akibat Rusia yang enggan menahan produksi membuat bursa global melemah pagi ini. Hal ini juga bisa menjadi sentimen pemberat bursa sepanjang sesi perdagangan hari ini.
Sebanyak enam indeks sektoral pendukung bursa dibuka naik, sementara empat sektor lain, yakni pertambangan, infrastruktur, keuangan, dan properti dibuka turun.
Dari data RTI, pada pembukaan bursa pagi ini sebanyak 78 saham dibuka naik, 46 saham dibuka turun dan 73 saham dibuka tetap. Aksi lepas portofolio investor asing di semua papan perdagangan mencapai Rp 11,7 miliar.
Pelemahan IHSG di Kamis terjadi karena seluruh sektor mengalami penurunan. Penurunan tersebut dipimpin sektor infrastruktur dan properti.
Sebelumnya pada perdagangan Kamis (1/8/2016) IHSG ditutup turun 52 poin atau 0,96 persen ke level 5.334,55 dengan nilai transaksi di pasar reguler sebesar Rp 4,3 triliun.
IHSG 5.329, Belum Mampu Menguat Tertekan Saham LPPF dan ICBP | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Axa
IHSG dibuka dengan transaksi sebesar Rp50,19 miliar dari 37,32 juta lembar saham diperdagangkan.
Bursa saham Indonesia belum mampu menguat pada pembukaan pagi ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 5,36 poin atau 0,1 persen ke 5.329,19.
Indeks LQ45 turun 1,76 poin atau 0,2 persen menjadi 914,01, Jakarta Islamic Index (JII) naik 1,05 poin atau 0,1 persen menjadi 738,1, indeks IDX30 turun 1,11 poin atau 0,2 persen menjadi 493,41 dan indeks MNC36 turun 0,33 poin atau 0,1 persen menjadi 302,87.
Sektor-sektor penggerak IHSG mayoritas melemah, dengan pelemahan terdalam di sektor keuangan turun 0,4 persen. Namun, sektor aneka industri berhasil naik hingga 0,5 persen.
Sementara saham-saham yang berada di deretan top losers, antara lain saham PT Matahari Dept. Store Tbk (LPPF) turun Rp200 atau 1 persen ke Rp19.000, saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) turun Rp175 atau 1,8 poin Rp9.825, dan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun Rp150 atau 1,3 persen ke Rp11.550.
Adapun saham-saham yang masuk dalam jajaran top gainers, antara lain saham PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) naik Rp175 atau 2,6 persen ke Rp6.825, saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) naik Rp125 atau 0,7 persen ke Rp17.175, dan saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) naik Rp100 atau 1 persen ke Rp9.900.
IHSG Dibuka Melemah 10,97 Poin Sentimen Data Payroll AS | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Axa
Kemarin, IHSG ditutup melemah 51,54 poin atau 0,96% ke 5.334,55. Lemahnya indeks akibat sentimen pelaku pasar yang menunggu data ketenagakerjaan Amerika Serikat, yang menjadi guidance bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga.
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat (2/9/2016) dibuka melemah 10,97 poin atau 0,21% ke level 5.323,57.
Sementara itu, melansir CNBC, Jumat (2/9), pasar Asia dibuka mixed, karena para pedagang juga memposisikan diri untuk melihat data nonfarm payroll AS yang akan dirilis hari ini.
Begitu pula dengan Cina daratan yang dibuka mendatar. Di Hong Kong, indeks Hang Seng naik 0,25%, setelah penutupan Kamis di level tertinggi sejak Agustus 2015.
Indeks Jepang, Nikkei 225 tidak berubah, sedangkan di Selat Korea, Kospi dibuka mendatar meskipun data yang lebih baik dari perkiraan menunjukkan pertumbuhan direvisi kuartal kedua produk domestik bruto (PDB) sebesar 0,8%.
Di bursa Indonesia, dari 257 saham yang diperdagangkan, sebanyak 97 naik, 86 turun, dan 74 stagnan. Adapun transaksi bersih asing minus Rp18,48 miliar dengan aksi jual asing Rp231,10 miliar berbanding aksi beli asing Rp212,62 miliar.
"Saham Asia tampak cenderung relatif rendah, dengan sebagian besar pedagang waspada terhadap peristiwa risiko nonfarm payrolls yang besar," kata Angus Nicholson, analis pasar di perusahaan broker IG.