Jokowi menghadiri pertemuan Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan di Hotel Ritz | PT Rifan Financindo Berjangka
Sementara itu, pergerakan IHSG juga dalam tren yang meningkat dan tumbuh 20 persen pada tahun 2017, serta ditutup pada level tertinggi sepanjang sejarah yaitu 6.355,65.
Pertumbuhan IHSG ini lebih tinggi dari pertumbuhan indeks saham Singapura, Thailand dan Malaysia.
Dengan ini, OJK optimis pertumbuhan ekonomi di tahun 2018 ini akan mencapai 5,4 persen. "Pertumbuhan ekonomi domestik ini juga sejalan dengan pemulihan kondisi ekonomi global," kata Wimboh.
Kemudian, sepanjang tahun 2017, suku bunga deposito telah turun 65 basis poin (bps) dan suku bunga kredit turun 77 bps. Begitu pula reformasi struktural yang dilakukan pemerintah, telah berhasil meningkatkan kepercayaan investor.
"Selama tahun 2017, kepercayaan itu ditunjukkan oleh arus dana masuk yang cukup besar ke pasar modal domestik," paparnya.
Wimboh mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi tahun 2017 di prediksi mencapai 5 sampai 5,1 persen, hal itu didukung oleh nilai tukar upiah yang stabil, inflasi yang rendah sebesar 3,61 persen year on year.
"Keseimbangan eksternal yang membaik ditandai oleh surplus neraca perdagangan 11,8 miliar dollar AS, defisit APBN yang terkendali sebesar 2,42 persen terhadap PDB, dan kecenderungan suku bunga yang terus menurun," kata Wimboh.
Adapun OJK memperkirakan kredit dan DPK perbankan berpotensi untuk tumbuh di kisaran 10 sampai 12 persen tahun ini. Optimisme untuk memacu pertumbuhan turut diperlihatkan pula oleh pelaku industri jasa keuangan, sebagaimana tercermin dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2018.
Pelaku industri jasa keuangan menargetkan ekspansi kredit dan DPK masing-masing sebesar 12,23 persen dan 11,16 persen.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tercatat sebesar Rp 5.289 triliun, tumbuh 9,35 persen (yoy). Pertumbuhan intermediasi perbankan juga diikuti dengan tren penurunan suku bunga, di mana sepanjang tahun 2017, suku bunga deposito turun sebesar 65 basis poin (bps) dan suku bunga kredit turun 77 bps.
"Kuatnya tingkat permodalan, ketersediaan likuiditas yang memadai, serta terkendalinya tingkat risiko memberikan landasan yang kuat bagi sektor jasa keuangan untuk lebih proaktif dalam menyediakan sumber pendanaan untuk mendorong percepatan pertumbuhan perekonomian domestik," ungkap Wimboh.
Adapun tingkat risiko kredit perbankan pun terkendali, dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) 2,59 persen gross dan 1,11 persen net, dengan tren yang menurun. Rasio Non-Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan juga mengalami penurunan menjadi 2,96 persen.
Kredit perbankan sampai Desember 2017 tercatat sebesar Rp 4.782 triliun atau tumbuh 8,35 persen secara tahunan (yoy).
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi 2018 akan didukung oleh solidnya indikator sektor jasa keuangan baik dari sisi pemodalan dan likuiditas, maupun tingkat risiko yang terkendali.
Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perbankan mencapai 23,36 persen. Sementara itu, Risk-Based Capital (RBC) industri asuransi umum dan asuransi jiwa juga berada di level tinggi, yaitu 310 persen dan 492 persen.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan ( OJK) Wimboh Santoso mengatakan, saat ini merupakan momentum yang tepat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional di tengah kondisi makroekonomi dan sektor jasa keuangan yang kondusif.
“Kami yakin sektor jasa keuangan mampu mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sebesar 5,4 persen,” kata Wimboh.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri pertemuan Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan di Hotel Ritz Carlton, Pasific Place, Jakarta, Kamis (18/1/2018).
Mengenakan pakaian batik bercorak coklat, Presiden Jokowi hadir bersama dengan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan beberapa menteri kabinet kerja.
Menurut Jokowi, Ekonomi RI Sehat Meski Pernah Masuk Angin | PT Rifan Financindo Berjangka
Jokowi mengatakan, sikap hati-hati dari perbankan memang diperlukan saat hendak memberikan kredit. Namun dia menilai kondisi prima ekonomi seharusnya membuat pelaku optimistis. "Jangan sampai optimisme itu hilang gara-gara isu yang bertebaran banyak di media sosial. Kalah sama isu," ujarnya.
Dengan kondisi ekonomi yang sehat dan diakui dunia, Jokowi mengatakan pilihan untuk berlari cepat atau santai saat ini berada di tangan pemerintah. "Pilihannya kita ingin jalan santai atau cepat dan lari kencang untuk memacu pertumbuhan ekonomi setinggi-tingginya agar kita bisa cepat menyerap pengangguran, menekan angka kemiskinan, dan mengatasi ketimpangan yang ada," ujarnya.
Menurut Jokowi, kecepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terhambat masalah di lapangan. Salah satunya terkait dengan penyaluran kredit di sektor keuangan.
Berdasarkan data OJK, Jokowi mencatat ada kapasitas kredit senilai Rp 640 triliun. Ketersediaan likuiditas juga mencapai Rp 626 triliun saat ini. Namun pertumbuhan kredit perbankan pada 2017 tumbuh 8,3 persen atau lebih rendah dari target di kisaran 10-12 persen.
Jokowi mengatakan, kondisi ekonomi Indonesia ibarat tubuh manusia yang sehat. "Orang itu tidak ada kolesterol, jantungnya baik, livernya baik, ginjalnya baik, asam urat enggak ada. Ya dikit-dikit pernah masuk angin. Tapi kenapa kita tidak bisa lari cepat?" ujarnya di Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2018 di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis, 18 Januari 2018.
Pertemuan tersebut dihadiri sejumlah pejabat seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri PPN Bambang Brodjonegoro, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Sekretariat Negara Pramono Anung. Hadur pula Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mencatat kenaikan peringkat kemudahan berusaha dari posisi 120 di 2014 menjadi 72 di 2017. Belum lagi kenaikan peringkat investasi dari lembaga-lembaga pemeringkat dunia.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan ekonomi Indonesia masih belum bisa berlari cepat meski perekonomian dalam kondisi baik. Menurut dia, kecepatan pertumbuhan ekonomi masih terhambat banyaknya masalah di lapangan.
Jokowi menuturkan kondisi ekonomi yang prima terlihat dari stabilitas moneter dan fiskal yang baik. Dari pasar modal, IHSG tercatat bergerak naik. "Neraca perdagangan pun surplus dan cadangan devisa meningkat," kata dia dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2018, di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis, 18 Januari 2018.
Jokowi Tegur Bank yang Doyan Kumpulkan Dana Masyarakat Tapi Pelit Salurkan Kredit ke Usaha Kecil | PT Rifan Financindo Berjangka
Dalam mendukung usaha kecil, kata Jokowi, pemerintah bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyiapkan bank mikro dengan kantor yang tidak terlalu luas, tetapi mampu memberikan kredit ke usaha kecil menengah (UKM) yang sudah berjalan baik tanpa dikenakan bunga.
"Hanya kena biaya administrasi 3 persen, kita akan terus buka jadi UKM harus diperhatikan, kita ingin ketimpangan di negara ini semakin menyempit," ucap Jokowi.
"Sekali lagi jangan sampai industri perbankan asik mengumpulkan DPK tapi kreditnya susah, atau di atas kertas pemberian kreditnya bagus tapi hanya ke debitur yang itu-itu saja, tidak menyebar, kita harus lakukan menyebar dan merata," tutur Jokowi.
Menurut Jokowi, industri perbankan seharusnya mengeluarkan tenaga dan pikiran yang lebih untuk membimbing dan mendukung permodalan pengusaha kecil agar usahanya meningkat.
"Perbankan jangan sampai kita asik mengumpulkan DPK tapi pemberian kreditnya susah, terutama ke pengusaha kecil menengah mikro," ujar Jokowi dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan di Jakarta, Kamis (18/1/2018).
Presiden Joko Widodo menyentil perbankan yang gemar mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK), tetapi sulit menyalurkan kreditnya ke usaha kecil yang dijalankan masyarakat.