(BP) Batam mengaku gemas melihat banyaknya lahan tidak produktif di kawasannya | PT Rifan Financindo Berjangka
“Kami berharap, ini bisa dilakukan seterusnya, karena lahan ini besar sekali. Jangan sampai semuanya bangun rumah toko (ruko), resor, semua ini harus seimbang,” tutur Lukita.
Dengan langkah ini, ia berharap investasi tak perlu mengantre kembali sehingga bisa meningkatkan nilai realisasi investasi investasi di Batam. Adapun sepanjang tahun lalu, realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar US$1,11 miliar atau naik hampir tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya US$471,36 juta.
Lukita sendiri tak menyebut target realisasi investasi tahun ini. Namun, ia mengaku, telah meneken persetujuan dua rencana PMA yang diajukan oleh perusahaan asal China di awal bulan ini. Salah satunya, yaitu PT Hong Sheng Plastic Industry dengan nilai US$3,75 juta.
“Di awal 2018 ini, saya sudah menandatangani dua komitmen investasi dari China. Saya sudah melihat minat investasi berdatangan, dan salah satu mencapai pertumbuhan ekonomi 7 persen ya dengan investasi,” pungkasnya.
Lebih lanjut Lukita mengatakan, kebijakan ini cukup berhasil. Sebab, dalam kurun sebulan setelah peraturan itu berlaku, banyak pemilik tanah yang memenuhi panggilan BP Batam untuk menjelaskan rencana pemanfaatan lahan tersebut.
“Pemanggilan ini kami lakukan bertahap. Kami meminta mereka datang dan kami kasih tahu apa yang kami minta. Yang pasti, mereka harus menyiapkan rencana bisnis (business plan). Setelah siapkan business plan mereka kembali sebulan kemudian. Lalu kami uji apakah itu layak apa tidak,” terang dia.
Namun, tentu saja dibutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mengkaji business plan tersebut. Ia bilang, sejauh ini hasilnya lumayan efektif, sehingga BP Batam berencana untuk meneruskan kebijakan tersebut.
“Kunci lahan ini paling penting. Di masa lalu, banyak investor datang tapi lahan sudah dimiliki oleh orang,” ujar Lukita ditemui di Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Selasa (23/1) malam.
Makanya, baru-baru ini terbit Peraturan Kepala (Perka) BP Batam Nomor 27 Tahun 2017 yang meminta pemilik lahan di Batam untuk segera menggarap lahan yang dimilikinya.
Jika tidak, maka BP Batam tak segan-segan mencabut izin penggunaan lahannya. BP Batam juga intensif melakukan pemanggilan terhadap pemilik lahan menganggur tersebut.
Badan Pengusahaan (BP) Batam mengaku gemas melihat banyaknya lahan tidak produktif di kawasannya. Apalagi, luasan lahan menganggur tersebut tak main-main, yaitu mencapai 5.000 hektare (ha) hingga 6.000 ha.
Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo menerangkan, hal ini bisa menghambat investasi sebab banyak penanam modal yang mau berinvestasi di Batam, namun terhalang karena tidak tersedianya lahan.
Padahal, investasi ini penting agar pertumbuhan ekonomi Batam bisa mencapai 7 persen setelah sempat mundur ke kisaran 5 persen.
Xiaomi Berencana Tambah Kapasitas Pabriknya | PT Rifan Financindo Berjangka
Terhadap keberadaan pabrik di sana saat ini, Lukita memastikan Xiaomi puas dengan tingkat produksi yang dapat dihasilkan dan terus meningkat.
Kemudahan berinvestasi memang menjadi salah satu fokus kerja BP Batam, mengingat pertumbuhan ekonomi Batam 2018 ditargetkan sebesar 7 persen ditambah market ponsel Xiaomi di dunia yang berkembang pesat.
Rencana ekspansi dari Xiaomi disebut Lukita masih dalam tahapan penjajakan. Sehingga, masih terbuka kemungkinan-kemungkinan lain tergantung pada kondisi saat ini dan masa yang akan datang seperti apa.
"Kalau usul, kami rasa lebih baik kalau supplier mereka juga dibangun di Batam, jadi ekosistem bisnisnya terbangun di Batam. Kami sampaikan kemudahannya apa, ada bandara, pelabuhan, bisa mendukung logistik mereka," tutur Lukita.
Menanggapi wacana itu, Lukita memastikan langsung kepada pihak Xiaomi bahwa BP Batam siap mencarikan lahan bila rencana ekspansi terealisasi.
Lukita juga menjanjikan membantu proses perizinannya, dengan catatan Xiaomi selaku investor berkomitmen dan serius untuk melakukan ekspansi bisnisnya.
Saat ini, Xiaomi sudah mengembangkan bisnis di Indonesia bekerja sama dengan PT Sat Nusapersada selaku pabrik yang merakit komponen ponsel-ponsel Xiaomi di Batam.
"Saat saya berkunjung ke sana, perwakilan Xiaomi datang ke situ dan bilang mereka punya rencana ekspansi menambah kapasitas (pabriknya)," kata Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa (23/1/2018) malam.
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (BP) Batam menyebut pihak Xiaomi berencana melakukan ekspansi bisnisnya lebih besar lagi.
Xiaomi didorong ekspansi pabriknya di Batam | PT Rifan Financindo Berjangka
BP Batam akan memberikan fasilitas izin investasi 3 jam (i23j) atau layanan pengurusan izin investasi yang dijamin beres dalam jangka waktu tiga jam kerja sejak calon investor melakukan pendaftaran.
"Layanan izin investasi 3 jam ini pasti ada turunan lainnya. BP Batam akan mengawal supaya perizinan dari investor bisa dipercepat, karena tidak semua perizinan dari BP Batam. Setiap saat BP Batam siap berdialog untuk mencari solusi," kata Lukita.
Ia mengatakan pihak Xiaomi sudah melihat bahwa produksi ponsel pintar mereka di Batam dapat berjalan baik, kualitasnya bisa terjaga, dan tepat waktu dari sisi rantai pasokan.
Selain ekspansi, BP Batam juga mendorong Xiaomi supaya dapat membangun industri pemasoknya (supplier), sehingga ekosistem bisnis mereka dapat terbentuk di Batam.
"Di Batam ada fasillitas bandara dan pelabuhan, bisa untuk logistik mereka," ucap Lukita.
"Kami sedang mendorong perwakilan Xiaomi untuk ekspansi menambah kapasitas. Kalau mau investasi, saya akan carikan lahannya dan bantu proses perizinannya sehingga bisa cepat selesai," kata Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam Lukita Dinarsyah Tuwo saat ditemui di kompleks Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (23/1) malam.
Mantan Sekretaris Kemenko Perekonomian tersebut mengungkapkan bahwa perwakilan dari pihak Xiaomi sedang menjajaki kemungkinan ekspansi pabrik tersebut.
Perusahaan elektronik dan perangkat lunak China, Xiaomi Inc, didorong oleh otoritas ekonomi Batam untuk mengekspansi pabrik ponsel pintar mereka yang berada di Kota Batam, Kepulauan Riau.