BNN Ungkap Peredaran Narkoba Jaringan Internasional | PT Rifan Financindo Berjangka
Tim gabungan selanjutnya melakukan penyelidikan lebih lanjut dan berhasil menangkap AM yang mengantarkan sabu ke HR. Setelah AM tertangkap, tim juga menangkap JM yang bertugas sebagai pengambil sabu di tengah laut bersama AM.
"Petugas juga mengamankan SN yang berperan sebagai orang yang memindahkan sabu yang dibawa JN di speedboat untuk diberikan kepada HR," terang dia.
Setelah keempatnya tertangkap, tim kembali melakukan penyelidikan dan berhasil mengungkap bahwa AM sebelumnya telah mengambil sabu sebanyak 39 bungkus seberat kurang lebih 39 kg di perairan Selat Malaka.
Kapal yang digunakan tim Bea Cukai dengan jenis Kapal BC 15021 tak bisa melakukan pengejaran hingga ke sungai tersebut. Tim akhirnya berkoordinasi dengan petugas gabungan Bea Cukai dan BNN untuk melakukan penyelidikan.
Kemudian pada 10 Januari, tim gabungan berhasil menemukan pelaku yang akhirnya membuntuti HR yang kini menjadi tersangka. HR sendiri merupakan penerima sabu tersebut.
"Petugas melakukan pengejaran dengan sepeda motor dan menangkap pelaku. Tim juga menemukan 19 bungkus sabu yang ada di dalam karung," kata dia.
"Tim melakukan pengejaran speedboat tersebut namun terkendala lantaran speedboat telah memasuki sungai Bagok, Aceh Timur," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam jumpa persnya di Gedung Bea Cukai Pusat, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (19/1/2018).
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) berhasil menggagalkan penyelundupan sabu seberat 40 kg dari Penang, Malaysia menuju Aceh Timur. Penindakan dilakukan sejak 9 hingga 11 Januari 2018.
Awalnya, pihak Bea Cukai mendapat informasi intelejen dari BNN akan ada penyelundupan sabu melalui jalur laut pada 9 Januari 2018. Tanpa pikir panjang, tim patroli Bea Cukai menyisir perairan Idi Rayeuk, Aceh Timur yang kemudian melihat speedboat mencurigakan.
Menteri Sri Mulyani Tegaskan Narkoba Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi | PT Rifan Financindo Berjangka
"Seharusnya jika generasi muda lebih aktif dan inovatif, menjadi tulang punggung, Indonesia justru rusak karena dampak narkoba. Sehingga, Indonesia tidak memiliki generasi tenaga kerja muda karena dampak narkoba," paparnya.
Dampak narkoba, lanjutnya, juga akan mempengaruhi kesehatan penggunanya, dan hal itu berdampak buruk bagi generasi muda.
"Mengganggu enggak? Pastinya mengganggu, karena narkoba itu underground ekonomi ilegal, sehingga tidak terekam, sehingga jelas menggerus daya beli masyarakat," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani, saat menghadiri pengungkapan 40 kilogram sabu asal Malaysia, di Kantor Bea Cukai, Jumat (19/1/2018).
Adanya peredaran narkotika yang setiap tahunnya meningkat, berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Dari pengungkapan tersebut, setidaknya lebih dari 50 ribu orang diamankan, dan saat ini mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Sepanjang 2017 lalu, Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkap sekitar 40 ribu kasus.
Narkoba Ganggu Daya Beli Masyarakat | PT Rifan Financindo Berjangka
"Kami sangat mendorong kepada DJBC untuk meningkatkan kewaspadaan," katanya.
Sementara, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal (Komjen) Budi Waseso merinci, hasil penyitaan narkoba secara keseluruhan di Indonesia. Pada 2016, BNN bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai serta aparat kepolisian telah menyita 3,7 ton narkoba.
Kemudian pada 2017, mereka juga berhasil menyita narkoba sebanyak 4,7 ton. Itu belum termasuk narkoba jenis ganja sebanyak 51 ton. Dengan demikian, selama 2017, para penggawa pemberantasan narkotika berhasil mengungkap 40 ribu kasus serta telah menangkap 50 ribu pelaku pengedar narkotika.
"Ini yang jadi masalah di lapas (lembaga permasyarakatan) karena banyaknya tahanan narkoba ini. Tidak bisa menampung lagi," ucapnya.
Bagi Sri Mulyani, dengan meningkatnya konsumsi narkotika di Indonesia akan berpengaruh terhadap perekonomian terutama pada konsumsi masyarakat. "Jelas berpengaruh, karena akan mengganggu daya beli masyarakat yang akan berimbas terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) kita," ujarnya.
Badan Narkotika Nasional (BNN), DJBC, dan kepolisian pada pertengahan Januari 2018 ini, berhasil menggagalkan penyeludupan narkotika jenis methamphetamine (sabu) seberat 40 kilogram di Aceh. Dengan begitu, para garda depan pemberantas narkoba sudah meminimalkan konsumsi masyarakat terhadap pemakaian narkoba.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, peredaran narkotika di Indonesia meningkat dua kali lipat dibanding tahun 2016 lalu. Di sisi perekonomian, tingkat konsumsi yang meningkat berpengaruh terhadap perdagangan narkotika, yang ditandai dengan tingginya leisure (orang yang menyukai hiburan).
"Indonesia ini jadi target market pemindahan atau transit, karena ekonominya meningkat. Konsumsi dari leisurenya meningkat menjadi target pengedar sabu," katanya di Kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Jakarta, Jumat (19/1/2018).