IHK Agustus 2016 Deflasi 0,02 persen | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat
Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa, BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, deflasi Agustus tahun ini merupakan deflasi kedua yang terjadi setelah 2001.
"Pada Agustus 2001 terjadi deflasi sebesar 0,21 persen, dan pada Agustus tahun ini deflasinya sebesar 0,02 persen," kata Sasmito dalam paparannya, di Jakarta, Kamis (1/9/2016).
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks harga konsumen (IHK) pada Agustus 2016 mencetak deflasi 0,02 persen.
Selain itu, harga minyak dunia dibandingkan tahun-tahun sebelumnya juga sudah turun banyak.
Sebelumnya, pada bulan Agustus 2016 PT Pertamina (Persero) menurunkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax dan Pertalite antara Rp 200 hingga Rp 300 per liter.
"Deflasi Agustus 2016 dikarenakan setelah lebaran, harga-harga turunnya sangat tajam. Pada umumnya bulan Agustus itu terjadi inflasi," kata Sasmito.
Menurut Sasmito, IHK bulan Agustus tahun ini kembali mengalami deflasi disebabkan pengaruh momen hari raya. BPS merekam penurunan harga-harga kebutuhan bahan makanan setelah kenaikan tinggi pada menjelang dan hari H lebaran.
Lebaran tahun ini, kata Sasmito, terjadi pada pekan pertama Juli 2016. Sehingga, beberapa minggu berturut-turut setelahnya harga-harga kebutuhan bahan makanan sudah turun.
BPS mencatat sejak 2001 hingga 2016, deflasi bulan Agustus hanya terjadi pada 2001 dan 2016, masing-masing 0,21 persen dan 0,02 persen.
Selanjutnya inflasi juga terjadi pada Agustus 2008 (0,51 persen), Agustus 2009 (0,56 persen), Agustus 2010 (0,76 persen), Agustus 2011 (0,93 persen), Agustus 2012 (0,95 persen), Agustus 2013 (1,12 persen), Agustus 2014 (0,47 persen), dan Agustus 2015 (0,39 persen).
IHK bulan Agustus 2002 hingga 2015 selalu mengalami inflasi sebagai berikut: Agustus 2002 (0,29 persen), Agustus 2003 (0,84 persen), Agustus 2004 (0,09 persen), Agustus 2005 (0,55 persen), Agustus 2006 (0,33 persen), Agustus 2007 (0,75 persen).
Kupang Catat Deflasi Tertinggi dan Jakarta Catat Inflasi Terendah | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Sasmito Hadi Wibowo menuturkan, deflasi tertinggi terjadi di Kupang 0,87 persen dengan IHK 125,87 dan terendah terjadi di Cilegon 0,01 persen dengan IHK 129,21.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Agustus 2016 terjadi deflasi 0,02 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 125,13. Dari 82 kota IHK, 49 kota mengalami deflasi dan 33 kota mengalami inflasi.
"Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Manokwari dan Sorong masing-masing 1,27 persen dengan IHK masing-masing 121,60 dan terendah terjadi di Jakarta dan Kendari masing-masing 0,01 persen dengan IHK masing-masing 125,10 dan 121,66,"jelas Sasmito di Kantor Pusat BPS Pusat, Jakarta, Kamis (1/9/2016).
"Untuk di Pulau Jawa, deflasi tertinggi terjadi di Kediri 0,57 persen dan terendag di Cilegon 0,01 persen. Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Bogor 0,23 persen dan terendah di Jakarta 0,01 persen,"ujarnya.
Sasmito melanjutkan, bila melihat perbandingan antarkota di Pulau Sumatera sebanyak 23 kota, 8 kota mengalami deflasi dan 15 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan, 058 persen dan terendah terjadi di Bandar Lampung 0,11 persen. Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Pangkalpinang 0,93 persen dan terendag terjadi di Dumai 0,05 persen.
Terendah Sejak 2001, Agustus Alami Deflasi 0,02% | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo merinci, untuk inflasi tahun kalender mencapai 1,74 persen secara bulanan atau month to month (mtm), dan inflasi tahun kalender secara year on year (yoy) mencapai 2,79 persen. Sementara itu, untuk inflasi komponen inti mencapai 0,36 persen secara mtm, dan inflasi komponen inti secara yoy mencapai 3,32 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang Agustus 2016 Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi sebesar 0,02 persen. Deflasi yang dicapai Agustus 2016 ini merupakan deflasi terendah sejak Agustus 2001.
"Pada Agustus 2016 dengan deflasi sebesar 0,02 persen, merupakan deflasi yang terendah sejak Agustus 2001 dengan deflasi 0,21 persen. Jadi dari Agustus ke Agustus, dan di Agustus tahun ini yang terendah," ujar Sasmito, saat membacakan laporan inflasi bulanan, di Kantor Pusat BPS, Jalan Dr Sutomo, Jakarta Pusat, Kamis (1/9/2016).
Sedangkan untuk kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Manokwari dan Sorong dengan tingkat inflasi sebesar 1,27 persen. Untuk inflasi terendah adalah Jakarta dan Kendari dengan 0,01 persen.
Lebih jauh, dia menjelaskan, dari 82 kota IHK, sebanyak 49 kota mengalami deflasi sedangkan 33 kota lainnya mengalami inflasi. Deflasi tertinggi dicapai Kupang dengan minus 0,87 persen. Sementera deflasi terendah di Cilegon dengan minus 0,01 persen.
"Setelah Lebaran harga makanan alami penurunan, terutama sayuran turun tajam. Untuk trasnportasi dan jasa keuangan, paling tinggi angkutan antarkota atau angkutan mudik, lalu angkutan udara. Dan pulsa turun pada Agustus kemarin," pungkas Sasmito.
Berdasarkan kelompok pengeluaran hanya dua komoditas yang menyumbang deflasi, yakni beras sebesar minus 0,13 persen dan transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar minus 0,19 persen.