JK : Masih Banyak Kekurangan di Awal Operasional Terminal 3 | PT Rifan Financindo Berjangka
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi juga mengakui awal operasional Terminal 3 Bandara Soetta memiliki sejumlah kekurangan. Dalam melakukan perbaikan, selalu regulator yang memberikan izin terhadap pengoperasian Terminal tersebut, pihaknya siap menerima masukan dari semua pihak.
"Masukan dari masyarakat kita tampung untuk memperbaiki yang kurang. Tidak hanya itu kita juga akan lakukan survei dengan menunjuk satu badan yang kredibel, untuk melihat keruangan yang ada," katanya.
Menurut Budi, hal tersebut dilakukan untuk memperbaiki permasalah yang selama ini masih terjadi dan hal ini tesebut semata-mata agar bisa memberikan pelayanan yang terbaik kepada calon penumpang di Bandara Soetta.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Perhubungan, Carmelita Hartoto mengatakan, dengan kepadatan bandara yang dulu terjadi telah menurunkan daya saing bangsa di mata dunia. Hal ini juga akan sangat berdampak dengan perekonomian nasional.
"Apakah kita tidak malu, jika dengan kepadatan bandara kita selalu dikeluhan semua pihak termasuk wisatawan. Untuk itulah semua pihak harus mendukung apa yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan PT Angkasa Pura II seperti pembangunan Terminal 3 yang baru, renovasi Terminal 1 dan 2," kata Carmelita di Jakarta, Kamis 25 Agustus 2016.
Terkait sejumlah kekurangan terjadi di Terminal 3 belum lama ini, hal tersebut merupakan hal yang wajar. Sebab bandara yang baru diresmikan 9 Agustus lalu tersebut baru sebagian dioperasikan atau sekitar 40 persen.
"Karena belum 100 persen, wajarlah jika masih ada kekurangan. Walaupun demikian hal ini kan terus diperbaiki oleh pihak pengelola. Kita menyaksikan kalau managemen PT Angkasa Pura II terus melakukan upaya peningkatan pelayan secara sungguh-sungguh," katanya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) saat melakukan kunjungan kerja ke Terminal 3 Soetta belum lama ini juga mengakui masih banyak kekurangan di awal operasional Terminal 3. Namun demikian dia masih memaklumi, sebab hal tersebut sebagai satu hal yang lumrah.
Menurut Wapres, justru dari berbagai kekuarangan yang disampaikan dan ditemukan masyarakat tersebut harus dijadikan input bagi PT Angkasa Pura II dan kontraktor untuk terus melakukan perbaikan demi memenuhi standar yang layak.
"Semua fasilitas yang baru pasti ada hal yang kurang, atau hal yang lebih. Justru disitulah namanya uji coba atau soft opening, atau operasi bagian demi bagian untuk mengetahui apa yang sudah sempurna dan belum. Ini memang justru saya minta mencari kesalahan dan kekurangannya," katanya.
Karena itu, Wapres meminta kepada PT Angkasa Pura II untuk melakukan survey setiap bulan mengenai peningkatan pelayanan yang ada di Terminal 3 ini.
Langkah PT. Angkasa Pura II (Persero) untuk menambah kapasitas di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang harus didukung semua pihak. Sebab, hal ini dapat berdampak pada citra bangsa sekaligus meningkatkan perekonomian RI.
Kadin: Kekurangan di Terminal 3 Itu Wajar... | PT Rifan Financindo Berjangka
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto mengatakan, kewajaran itu karena pembangunan Terminal 3 baru 40 persen yang rampung.
"Karena belum 100 persen, wajarlah jika masih ada kekurangan. Walaupun demikian, hal ini harus terus diperbaiki oleh pihak pengelola," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima, Jakarta, Rabu (24/8/2016).
Kamar Dagang Industri Indonesia (Kadin Indonesia) menilai kekurangan-kekurangan yang terdapat di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta adalah suatu kewajaran.
Seperti diketahui, Terminal 3 Bandara Soerkarno-Hatta resmi beroperasi pada 9 Agustus 2016. Namun, pengoperasian Terminal 3 ini masih terdapat permasalahan.
Pihak AP II selaku operator berjanji akan terus melakukan perbaikan-perbaikan di Terminal 3.
Menurut dia, pengoperasian Terminal 3 ini memang harus segera dilakukan. Ini agar mengurangi kepadatan penumpang yang ada di Terminal 1 dan 2 Bandara Soekarno-Hatta.
"Kepadatan bandara yang dulu terjadi tidak dimungkiri menurunkan daya saing bangsa kita di mata dunia, dan juga hal ini akan sangat berdampak dengan perekonomian kita," imbuhnya.
"Untuk itulah semua pihak harus mendukung apa yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan PT Angkasa Pura II (AP II), seperti perbaikan Terminal 3, renovasi Terminal 1 dan 2," tandasnya.
Kadin Minta Pemangku Kepentingan Dukung Pengembangan Bandara Soetta | PT Rifan Financindo Berjangka
PT Angkasa Pura II saat ini mempercepat pengembangan bandara tersibuk di Indonesia tersebut. Rencananya, perseroan berencana merevitalisasi Terminal 1 dan 2, termasuk membangun kereta api bandara.
Mengenai sejumlah kekurangan dari Terminal 3, Carmelita menilai kondisi itu cukup wajar mengingat bandara yang diresmikan pada 9 Agustus 2016 tersebut baru sekitar 40% yang telah beroperasi.
“Walaupun demikian hal ini kan terus diperbaiki oleh pihak pengelola, kita menyaksikan kalau managemen Angkasa Pura II terus melakukan upaya peningkatan pelayan secara sungguh-sungguh,” tuturnya.
Kadin Indonesia meminta seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung upaya pemerintah menambah kapasitas terminal di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng agar citra bangsa menjadi lebih baik di mata internasional.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto mengatakan kepadatan bandara yang terjadi selama ini telah menurunkan daya saing Indonesia. Menurutnya, hal itu juga sangat berdampak dengan perekonomian nasional.
“Bandara kita itu dulu selalu dikeluhkan semua pihak, termasuk wisatawan. Untuk itulah, semua pihak harus mendukung upaya pemerintah dalam mengembangkan Soekarno-Hatta," katanya dalam siaran pers, Rabu (24/8/2016).
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengakui masih terdapat kekurangan dari Terminal 3. Oleh karena itu, perlu ada survei dari badan independen untuk memberikan masukan kepada Angkasa Pura II.
“Kami minta Angkasa Pura II untuk melakukan improvement dengan mengacu dari hasil survei itu, sehingga kita bisa mengukur apa saja perbaikan yang bisa dilakukan oleh operator bandara,” katanya.
Budi menambahkan badan yang akan ditunjuk untuk memberikan masukan bakal berasal dari kalangan akademisi. Dia meyakini masukan dari akademisi akan menghasilkan data yang akurat dan kredibel untuk ditindaklanjuti.
Pria yang pernah menjadi Direktur Utama Angkasa Pura II tersebut juga mendorong Angkasa Pura II untuk mempercepat penyelesaian pembangunan terminal, sesuai dengan standar keselamatan, keamanan dan pelayanan penerbangan.
Senada, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga mengakui banyak kekurangan di awal operasional Terminal 3. Namun demikian, dia menilai kekurangan tersebut merupakan suatu hal yang lumrah, dan dapat dimaklumi.
Oleh karena itu, lanjutnya, temuan kekurangan tersebut harus segera ditindaklanjuti oleh Angkasa Pura II bersama kontraktor agar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sesuai dengan standar kelaikan.
"Semua fasilitas yang baru pasti ada hal yang kurang, atau hal yang lebih. Justru di situlah namanya uji coba atau soft opening, atau operasi bagian demi bagian untuk mengetahui apa yang sudah sempurna dan belum," ujarnya.
Jusuf juga meminta Angkasa Pura II untuk melakukan survei setiap bulan terhadap pelayanan Terminal 3. Hal itu perlu dilakukan agar pelayanan yang diberikan dapat berjalan maksimal, dan konsisten.