Chief Executive Officer (CEO) & Founder Go-Jek Indonesia | PT Rifan Financindo Berjangka
Terlepas dari hal itu, Nadiem menilai para birokrat muda ini sudah saatnya untuk turut serta mengikuti perkembangan zaman. Mereka tidak bisa lagi terjebak oleh rutinitas di masa lalu dan tidak peka terhadap kecanggihan teknologi yang terjadi saat ini.
"Kita sekarang sudah 143 juta pengguna internetnya dalam waktu lima tahun. Apa artinya itu untuk pemerintahan? Konsumen pemerintah kan masyarakat, sama saja konsumen saya juga. Jadi mulai dari sekarang teman-teman harus berpikir, apapun yang kalian kerjakan apakah bisa dilakukan melalui smartphone," tandasnya.
Bagi saya, agak gugup berbicara di depan teman-teman PNS ini. Saya suka komplain tugas saya ini sulit, tapi terus terang tugas Gojek enggak ada apa-apanya dibanding tugas PNS. Saya hanya melayani 800 ribu driver di seluruh Indonesia, tapi kalian melayani 250 juta orang di seluruh Indonesia," katanya dalam acara Presidential Lecture CPNS Hasil Rekrutmen 2017 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (27/3/2018).
Menjadi PNS, kata dia, maka para pemuda ini memegang tanggung jawab yang sangat besar. Menurutnya, PNS merupakan pekerjaan melayani yang paling mulia.
"Itu merupakan tanggung jawab yang luar biasa, yang saya salut teman-teman mengambil kesempatan itu. Karena terus terang kenyataannya PNS merupakan tugas pelayanan yang paling mulia buat saya," imbuh dia.
Chief Executive Officer (CEO) & Founder Go-Jek Indonesia, Nadiem Makarim memuji para pemuda yang berani mengambil keputusan mengikuti seleksi pegawai negeri sipil (PNS) di Indonesia. Hal ini mengingat tugas aparatur sipil negara sangatlah berat, yaitu melayani seluruh masyarakat di Indonesia.
Dia mengatakan, tugasnya sebagai CEO Go-Jek tidaklah sebanding dengan tugas yang harus diemban pegawai negeri. Jika dirinya hanya harus melayani 800 ribu driver di seluruh Indonesia, maka PNS harus melayani 250 juta masyarakat Indonesia.
Di Depan CPNS, Nadiem Pamer Sopir Go-Jek Dapat Rp 4 Juta/Bulan | PT Rifan Financindo Berjangka
Selain itu, Nadiem juga memaparkan tiga misi utama perusahaan, antara lain mendorong roda pendapatan, memberikan akses untuk digital ekonomi, dan memastikan transaksi harus murah dan efisien.
"Ada tiga pilar di Go-Jek yang melandasi kita untuk menjalankan misi tersebut, apakah ini mempercepat atau lebih efisien suatu proses? Apakah ini sesuatu yang benar-bemar inovatif? Dan ini membantu orang gak? Kalau itu nggak masuk ke tiga ini ya kita nggak kerjain," jelas Nadiem.
Menurut Nadiem, driver GoJek sekarang ini bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp 4 juta sampai 4,2 juta setiap bulan. Hal itu, menurutnya telah membantu masyarakat Indonesia menjadi lebih sejahtera.
"Anda tahu pendapatan driver gojek berapa? UMR di Jakarta itu sekitar Rp 3 juta. Pendapatan driver GoJek itu sekitar Rp 4 juta, Rp 4,2 juta-4,3 juta. Itu rata-rata," katanya.
Dalam kesempatan itu, Nadiem membahas perusahaan yang dibangunnya, yakni Go-Jek. Dia bilang, saat ini GoJek termasuk sebagai perusahaan besar di Indonesia karena mempekerjakan 1,5 juta orang.
"Tahun ini Go-Jek menjadi perusahaan yang paling besar membuka lapangan pekerjaan di Indonesia. Sekitar 1,4-1,5 juta orang nafkahnya langsung terkoneksi dengan Go-Jek," kata Nadiem.
Pendiri sekaligus CEO Go-Jek Nadiem Makarim menjadi pembicara untuk calon pegawai negeri sipil (CPNS) dalam acara Presidential Lecture yang juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (27/3/2018).
Pendapatan Rata-Rata Driver Go-Jek Lampaui UMR DKI Jakarta | PT Rifan Financindo Berjangka
Selain itu, Nadiem menjelaskan perusahaan yang dirintisnya itu juga sudah mempekerjakan 1,5 juta orang di seluruh pelosok Indonesia. Menurutnya, itu telah membantu masyarakat Indonesia menjadi lebih sejahtera.
"Saat ini Go-Jek termasuk sebagai perusahaan besar di Indonesia karena mempekerjakan 1,5 juta orang," ucap dia.
"1,4 juta-1,5 juta orang nafkahnya langsung terkoneksi dengan Go-Jek," tambah dia.
Di sisi lain, Nadiem menambahkan berdasarkan riset yang dilakukan Universitas Indonesia, Go-Jek membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Tercatat, dampak tersebut sekitar Rp8,2 triliun per tahun.
"Kemarin ada research UI bahwa dampak Go-Jek terhadap ekonomi Indonesia itu Rp8,2 triliun per tahun," pungkas dia.
CEO Go-Jek Nadiem Makarim menyatakan pendapatan supir atau driver Go-Jek sudah melampaui Upah Minimum Regional (UMR) DKI Jakarta.
Upah tersebut diklaimnya sudah bisa membantu sebagian masyarakat Indonesia untuk lebih sejahtera. Ia menyebutkan saat ini UMR di DKI Jakarta sekitar Rp3 juta. Sedangkan pendapatan driver Go-Jek sudah melebihi Rp4 juta.
"UMR di Jakarta itu sekitar Rp3 juta. Pendapatan driver Go-Jek sekitar Rp4 juta, Rp 4,2 juta sampai Rp4,3 juta. Itu rata-rata," kata Nadiem di Istora Senayan, Jakarta, Selasa, 27 Maret 2018.