Upaya Diversifikasi Untuk Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan akan terus melakukan penyesuaian anggaran hingga 2017. Menurutnya, langkah tersebut dilakukan agar rencana pemerintah lebih realistis.
"Pada intinya, langkah-langkah penyesuaian ini untuk membangun pondasi yang lebih kuat. Dan untuk menciptakan suatu kepastian dari sisi target dan proyeksi di sisi penerimaan maupun dari sisi pembelanjaan," kata Ani di Jakarta, kemarin.
Mantan Direktur Bank Dunia ini juga mengatakan penyesuaian anggaran dilakukan agar program prioritas tetap berjalan. Namun ditegaskannya, tingkat prudensi-nya harus dipastikan dengan benar, salah satunya pertimbangan ketersediaan anggaran.
Selain soal penyesuian anggaran, Ani mengungkapkan pandangannya tentang pentingnya menyiapkan banyak upaya alternatif untuk mendapatkan pemasukan.
Dia tidak ingin Indonesia bergantung pada satu komoditas saja untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi.
"Oleh karena itu pemerintah, tentu pada hari ini menyiapkan beberapa instrumen untuk melakukan diversifikasi," ungkap Ani.
Ani menyebutkan, salah satu upaya diversifikasi yakni kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty). Tax amnesty diharapkan bisa membiayai pembangunan ekonomi pada berbagai sektor hingga pengurangan kemiskinan.
"Keinginan untuk menaikkan penerimaan pajak baik melalui mekanisme biasa maupun tax amnesty akan terus kita perbaiki. Sehingga kita harapkan negara memiliki sumber pendanaan yang cukup untuk membiayai berbagai macam program prioritas," terangnya.
Selain itu, Ani mengimbau Indonesia memanfaatkan peluang pasar keuangan syariah. Karena, produk keuangan syariah belakangan ini berkembang pesat di dunia. Di Indonesia saja, dalam delapan tahun terakhir, total penerbitan sukuk negara sebesar Rp 538,9 triliun dengan nilai nominal outstanding Rp 391,1 triliun. Kemudian, menurut Islamic Corporation for the Development (ICD), aset sukuk syariah global pada 2015 mencapai 1,8 triliun dolar AS dengan proyeksi pertumbuhan keuangan syariah global sebesar 10 persen per tahun (gross) dari tingkat pertumbuhan ekonomi syariah. Bahkan, pada 2020 nilai aset keuangan syariah global diproyeksikan mencapai 3 triliun dolar AS.
Ani mengungkapkan, perkembangan pasar dan minat instrumen syariah global tidak hanya terjadi di negara mayoritas berpenduduk Islam. Sebagai contohnya di London, Inggris, yang telah menjadi salah satu kota dengan pangsa sukuk yang besar di dunia.
Potensi secara global tersebut membuktikan bahwa keuangan syariah merupakan salah satu instrumen investasi menarik. Sehingga masyarakat tidak perlu ragu berinvestasi di instrumen syariah yang ditawarkan oleh pemerintah. "Saya berharap basis pemberian instrumen investasi berbasis syariah di Indonesia dapat meluas dan dapat dibandingkan dengan instrumen yang lain," katanya.
Ani mengajak masyarakat untuk berkontribusi dalam pembangunan negara dengan ikut berinvetasi dalam Sukuk Negara Tabungan Seri ST-001. Sebagai variasi dari sukuk negara ritel, penerbitan Sukuk Tabungan ST-001 merupakan langkah yang baik untuk menambah pilihan investasi bagi masyarakat sekaligus sebagai instrumen pembiayaan APBN bagi negara. "ST-001 merupakan diversifikasi instrumen, tentu nanti akan ada ST-002 dan seterusnya," pungkasnya.
Sekadar informasi, sukuk tabungan merupakan produk baru sektor investasi syariah sukuk negara yang merupakan tabungan investasi orang perseorangan dengan jangka waktu dua tahun dan imbalan tetap yang dibayarkan tiap bulan.
Apa Prestasi Bidang Syariah Menurut Kemenkeu? Ini Jawabannya... | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang
Kementerian Keuangan mencatat, sejak 2008 hingga saat ini, penerbitan sukuk mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Rendahnya risiko yang ditimbulkan dari sukuk yang diterbitkan pemerintah ini membuat investor terus meningkatkan investasinya di instrumen investasi syariah ini.
"Penerbitan sukuk negara yang selalu meningkat signifikan adalah suatu prestasi dalam bidang syariah," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (PPR) Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan di Jakarta, Jumat (19/8/2016).
Robert menyebutkan, pada tahun 2008 sukuk negara masih tercatat sebesar Rp 4,7 triliun. Namun pada tahun 2016 ini, sukuk negara sudah mencapai Rp 153,7 triliun.
"Tahun 2008 sejak diterbitkan Rp 4,7 triliun, di 2015 Rp 118,51 triliun dan hingga pertengahan Agustus 2016 ini sudah mencapai Rp 153,7 triliun," sebut Robert.
Pihaknya pun berencana terus meningkatkan instrumen investasi syariah, mengingat minat masyarakat yang terus meningkat akan permintaan produk syariah.
"Nanti akan kita tingkatkan lagi, karena memang banyak peminatnya," pungkas Robert.
Sri Mulyani: Indonesia Perlu Manfaatkan Peluang Keuangan Syariah | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia perlu memanfaatkan peluang pasar keuangan syariah yang selama ini cukup berkembang pesat secara global serta terjadi peningkatan minat kepada instrumen investasinya.
"Diversifikasi instrumen syariah oleh pemerintah menjadi penting agar tidak tergantung pada satu segmen instrumen atau segmen pasar," kata Sri dalam peresmian penawaran Sukuk Tabungan Seri ST-001 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (19/8).
Dia mengungkapkan perkembangan keuangan syariah di Indonesia terus mengalami perkembangan. Dalam delapan tahun terakhir, total penerbitan sukuk negara sebesar Rp 538,9 triliun dengan nilai nominal outstanding Rp 391,1 triliun. Kemudian, menurut Islamic Corporation for the Development (ICD), aset sukuk syariah global pada 2015 mencapai 1,8 triliun dolar AS dengan proyeksi pertumbuhan keuangan syariah global sebesar 10 persen per tahun (gross) dari tingkat pertumbuhan ekonomi syariah. Bahkan, pada 2020 nilai aset keuangan syariah global diproyeksikan mencapai 3 triliun dolar AS.
Perkembangan pasar dan minat instrumen syariah global tidak hanya terjadi di negara dengan mayoritas berpenduduk Islam, sebagai contohnya adalah London, Inggris, yang telah menjadi salah satu kota dengan pangsa sukuk yang besar di dunia. Potensi secara global tersebut membuktikan bahwa keuangan syariah merupakan salah satu instrumen investasi yang menarik, sehingga masyarakat tidak perlu ragu untuk berinvestasi di instrumen syariah yang ditawarkan oleh pemerintah. "Saya berharap basis pemberian instrumen investasi berbasis syariah di Indonesia dapat meluas dan dapat dibandingkan dengan instrumen yang lain," kata Sri.