Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berpotensi mengancam kelangsungan dunia usaha | PT Rifan Financindo Berjangka
Adapun BI sebelumnya menegaskan bahwa pelemahan rupiah bersifat meluas dan terjadi di hampir semua mata uang. Penguatan dolar Anarika Serikat dipicu oleh meningkatnya yield US treasury bills mendekati level 3,0%.
Untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah (IDR) sesuai fundamentalnya, Agus menegaskan Bank Indonesia telah melakukan intervensi baik di pasar valas maupun pasar SBN dalam jumlah cukup besar.
"Dengan upaya tersebut, rupiah pada Jumat (20/4) sempat terdepresiasi sebesar -0,70%, dan Senin (23/4) hanya melemah -0,12%," ungkap Agus.
Alhasil, depresiasi rupiah lebih rendah daripada depresiasi yg terjadi pada mata uang negara-negara emerging market dan Asia lainnya, seperti PHP -0,32%, India INR -0,56%, Thai THB -0,57%, MXN -0,89%, dan Afrika Selatan ZAR -1,06%.
Agus mengungkapkan kenaikan yield dan suku bunga di AS itu sendiri dipicu oleh meningkatnya optimisme investor terhadap prospek ekonomi AS seiring berbagai data ekonomi AS yg terus membaik dan tensi perang dagang antara AS dan China yang berlangsung selama 2018 ini .
Sejalan dengan itu, pada hari Senin kemarin semua mata uang negara maju kembali melemah thd USD, antara lain JPY -0,25%, CHF -0,27%, SGD -0,35%, dan EUR -0,31%.
Dalam periode yg sama, mayoritas mata uang negara emerging market, termasuk Indonesia, juga melemah.
Sebelumnya, Bank Indonesia menegaskan bahwa pelemahan rupiah bersifat meluas atau broadbased yang juga terjadi pada seluruh mata uang dunia.
“Mata uang AS yang pada hari Jumat kemarin menguat tajam terhadap semua mata uang dunia, termasuk rupiah, pada hari Senin ini kembali mengalami penguatan secara meluas atau broadbased," ujar Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo dalam siaran pers, Selasa pagi (24/4).
Sama seperti yang terjadi di hari Jumat (20/4), penguatan dolar AS pada Senin (23/4) masih dipicu oleh meningkatnya yield US treasury bills mendekati level psikologis 3,0% dan munculnya kembali ekspektasi kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) sebanyak lebih dari 3 kali selama 2018.
"Ya itu utang nambah, yang penting itu harus stabil, karena kalau impor sudah pasti jadi lebih mahal," kata Airlangga di Jakarta, Selasa (24/3/2018).
Seperti diketahui, selama 3 bulan terakhir (Januari - Maret), realisasi impor Indonesia didominasi oleh barang jenis bahan baku. Impor bahan baku tersebut dianggap pemerintah sebagai sinyal mulai menggeliatnya industri dalam negeri.
Oleh karena itu, untuk menjaga momentum tersebut, Kementerian Perindustrian meminta Bank Indonesia supaya bisa mengantisipasi situasi tersebut."Kalau ekspor bisa ada tambahan. BI kan tugasnya menjahmga stabilitas mata uang," jelasnya.
Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berpotensi mengancam kelangsungan dunia usaha. Hal itu terjadi karena pelemahan kurs rupiah tersebut akan menambah biaya produksi terutama untuk bahan baku yang didatangkan dari luar negeri.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meminta Bank Indonesia untuk segera mengantisipasi kondisi tersebut. Pasalnya, jika tak segera diantisipasi efeknya bisa mengancam ke sektor-sektor lainnya.
Ini strategi untuk BI agar nilai tukar Rupiah kembali stabil | PT Rifan Financindo Berjangka
Untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah (IDR) sesuai fundamentalnya, Bank Indonesia telah melakukan intervensi baik di pasar valas maupun pasar SBN dalam jumlah cukup besar. Selain itu, BI juga akan terus memonitor dan mewaspadai risiko berlanjutnya tren pelemahan nilai tukar rupiah, baik yang dipicu oleh gejolak global maupun yang bersumber dari kenaikan permintaan valas oleh korporasi domestik
"Untuk itu, Bank Indonesia akan tetap berada di pasar untuk menjaga stabilitas rupiah sesuai fundamentalnya," jelasnya.
Tak hanya Bank Indonesia, pengamat hingga politisi memberikan beberapa strategi untuk BI agar Rupiah bisa kembali stabil. Klik selanjutnya.
Kenaikan yield dan suku bunga di AS itu sendiri dipicu oleh meningkatnya optimisme investor terhadap prospek ekonomi AS seiring berbagai data ekonomi AS yang terus membaik dan tensi perang dagang antara AS dan China yang berlangsung selama tahun 2018 ini," kata Agus dikutip situs resmi BI, Jakarta, Selasa (24/4).
Tak hanya Rupiah saja yang melemah terhadap dolar AS, beberapa mata uang di Asia juga tercatat loyo ketika berhadapan dengan mata uang dari Negeri Paman Sam itu. Tercatat, mata uang won Korea, baht Thailand, yen Jepang, dolar Singapura, yuan China, ringgit Malaysia dan peso Filipina juga melemah terhadap dolar AS.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan pelemahan Rupiah ini dipicu oleh meningkatnya yield US treasury bills mendekati level psikologis 3 persen dan munculnya kembali ekspektasi kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) sebanyak lebih dari 3 kali selama 2018.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) terus mengalami pelemahan beberapa minggu ini. Rupiah dibuka di level Rp 13.922 pada Selasa (24/4), dan sempat menyentuh level Rp 13.972 per USD.
Rupiah masih berpotensi menghadapi tekanan berat | PT Rifan Financindo Berjangka
Analis Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto menambahkan, campur tangan Bank Indonesia (BI) turut membuat rupiah perkasa. Namun, kurs tengah rupiah versi BI masih melemah 0,04% jadi Rp 13.900 per dollar AS.
Karena itu, Andri memprediksi, hari ini rupiah akan kembali koreksi, didorong sentimen rilis data keyakinan konsumen di AS. Rupiah akan bergerak di rentang Rp 13.875–Rp 13.900 per dollar AS. Sedang, David memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp 13.860–Rp 13.920 per dollar AS.
Rupiah kembali bertenaga. Kemarin, kurs spot rupiah menguat 0,62% ke Rp 13.889 per dollar Amerika Serikat.
Ekonom BCA David Sumual menyebut, hampir seluruh mata uang regional menguat terhadap dollar AS. "Sepertinya karena yield US treasury mulai turun," kata dia. Kemarin, imbal hasil surat utang AS tenor 10 tahun berada di level 2,967% atau turun 0,31% pada sore kemarin.