Barata Indonesia Ekspor Komponen Kereta Api | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya
PT Barata Indonesia (Persero) yang berdiri tahun 1971 memiliki beberapa bidang usaha. Salah satunya adalah di bidang casting (pengecoran logam) seperti komponen kereta api untuk kebutuhan domestik dan ekspor.
Penjualan ekspor Barata per tahun sekitar 10 juta dollar AS, atau sekitar 20 persen dari total penjualan.
Untuk memenuhi standar kualitas ekspor, pabrik pengecoran milik PT Barata Indonesia (Persero) telah memiliki sertifikat AAR (Association of America Railroads) sebagai syarat untuk bisa menembus pasar ekspor ke USA & Canada.
PT Barata Indonesia (Persero) pada 24 Agustus kemarin melakukan pengiriman ekspor komponen kereta api ke dua negara yaitu Amerika Serikat dan Mexico.
Ekspor tersebut dalam dalam rangka pemenuhan kontrak jangka panjang (2011-2021) yang dilakukan oleh perusahaan yang berkantor pusat di Gresik Jawa Timur tersebut dengan perusahaan standart car truck company yang berkantor pusat di Illinois, Amerika Serikat.
Direktur Utama Barata Indonesia, Silmy Karim menyampaikan bahwa kedepan, penjualan ekspor akan terus ditingkatkan. Salah satunya dengan merehabilitasi dan meningkatkan kapasitas produksi pabrik PT Barata Indonesia.
"Kami sedang dalam tahap persiapan akhir dalam rangka realisasi perencanaan investasi yang dibutuhkan untuk merevitalisasi pabrik PT Barata Indonesia (Persero) agar siap mendukung ekspor dan program-program yang sedang digalakkan oleh Pemerintah," ujar Silmy dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/8/2016).
Program pemerintah yang disasar seperti infrastruktur pembangkit listrik, infrastruktur logistik pelabuhan, pembangunan dan perawatan pabrik-pabrik besar seperti gula, semen, dan juga termasuk fasilitas minyak dan gas Pertamina dan PGN.
Menurut Silmy, industri berat di Indonesia harus dikembangkan karena industri ini adalah salah satu pilar dalam meraih sukses dibidang ekonomi kedepan.
"Di Asia ada Jepang, Korea, dan sekarang Tiongkok yang industri beratnya maju, ini merupakan prasyarat bagi suatu Negara untuk bisa terus membangun industrinya, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonominya." tutup Silmy.
Di samping itu, PT Barata Indonesia (Persero) tahun ini mendapatkan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 500 miliar.
"PMN untuk Barata tahun ini sudah dianggarkan pada APBN-P 2016 dan sudah mendapatkan persetujuan DPR. Kami sedang menunggu proses pencairan saja oleh Pemerintah," tambah SIlmy.
Barata Ekspor Komponen Kereta Api ke AS | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya
PT Barata Indonesia (Persero) yang berdiri pada 1901 memiliki beberapa bidang usaha, salah satunya di bidang casting (pengecoran logam) seperti komponen kereta api untuk kebutuhan domestik dan ekspor. Penjualan ekspor Barata per tahun sekitar USD10 juta, atau sekitar 20 persen dari total penjualan.
”Untuk memenuhi standar kualitas ekspor, Pabrik Pengecoran kami telah memiliki sertifikat AAR (Association of America Railroads) sebagai syarat untuk bisa menembus pasar ekspor ke USA & Canada,” katanya. Tahun ini Barata Indonesia mendapatkan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp500 miliar.
PT Barata Indonesia (Persero) kemarin melakukan pengiriman ekspor komponen kereta api ke dua negara tujuan yaitu Amerika Serikat (AS) dan Meksiko.
Ekspor tersebut untuk memenuhi kontrak jangka panjang tahun 2011-2021 yang telah disepakati oleh perusahaan yang berkantor pusat di Gresik, Jawa Timur, tersebut. Komponen kereta api tersebut salah satunya dikirim untuk perusahaan Standart Car Truck Company yang berkantor pusat di Illinois, Amerika Serikat.
Dana tersebut sudah mendapatkan persetujuan DPR dan kini tinggal menunggu pencairan oleh pemerintah. Silmy berpendapat, industri berat (heavy industry) di Indonesia harus dikembangkan karena industri ini adalah salah satu pilar dalam meraih sukses di bidang ekonomi ke depan.
”Di Asia ada Jepang, Korea, dan sekarang China yang industri beratnya maju, ini merupakan prasyarat bagi suatu negara untuk bisa terus membangun industrinya, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonominya,” pungkasnya.
Direktur Utama Barata Indonesia Silmy Karim mengatakan, ke depan penjualan ekspor akan terus ditingkatkan. Salah satunya dengan merehabilitasi dan meningkatkan kapasitas produksi pabrik Barata Indonesia. Saat ini perseroan sedang dalam tahap persiapan akhir untuk merealisasikan investasi yang dibutuhkan.
”Peningkatan fasilitas tersebut agar siap mendukung ekspor dan program-program yang sedang digalakkan oleh pemerintah, seperti infrastruktur pembangkit listrik, infrastruktur logistik pelabuhan, pembangunan dan perawatan pabrik-pabrik besar seperti gula, semen, termasuk fasilitas minyak dan gas Pertamina dan PGN,” ujar Silmy dalam keterangan persnya kemarin.
Barata Indonesia Ekspor ke AS dan Meksiko | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya
PT Barata Indonesia (Persero) melakukan ekspor komponen kereta api (KA) ke dua negara, yaitu Amerika Serikat (AS) dan Meksiko. Ekspor tersebut sebagai pemenuhan kontrak jangka panjang (2011 – 2021) yang dilakukan perusahaan yang berkantor pusat di Gresik, Jawa Timur tersebut dengan perusahaan Standart Car Truck Company yang berkantor di Illinois, AS.
Dia mengatakan Barata Indonesia tahun ini mendapatkan alokasi Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp500 miliar. PMN untuk Barata tahun ini sudah dianggarkan pada APBN-P 2016 dan sudah mendapatkan persetujuan DPR. "Kami sedang menunggu proses pencairan saja oleh pemerintah,” imbuhnya.
“Industri berat (heavy industry) di Indonesia harus dikembangkan karena industri ini adalah salah satu pilar dalam meraih sukses di bidang ekonomi ke depan. Di Asia ada Jepang, Korea, dan sekarang Tiongkok (China) yang industri beratnya maju. Ini merupakan prasyarat bagi suatu negara untuk bisa terus membangun industrinya, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi,” pungkas Silmy.
Dia menyampaikan, ke depan penjualan ekspor akan terus ditingkatkan.Salah satunya dengan merehabilitasi dan meningkatkan kapasitas produksi perusahaan yang berdiri pada 1901 itu.
“Kami sedang dalam tahap persiapan akhir dalam rangka realisasi perencanaan investasi yang dibutuhkan untuk merevitalisasi pabrik PT Barata Indonesia agar siap mendukung ekspor dan program-program yang sedang digalakkan oleh pemerintah, seperti infrastruktur pembangkit listrik, infrastruktur logistik pelabuhan, pembangunan dan perawatan pabrik-pabrik besar, seperti gula, semen, dan juga termasuk fasilitas minyak dan gas Pertamina dan PGN,” terang Silmy.
Barata Indonesia memiliki beberapa bidang usaha, salah satunya di bidang casting (pengecoran logam), seperti komponen kereta api untuk kebutuhan domestik dan ekspor. Penjualan ekspor Barata per tahun sekitar USD10 juta, atau sekitar 20% dari total penjualan.
"Untuk memenuhi standar kualitas ekspor, pabrik pengecoran milik PT Barata Indonesia telah memiliki sertifikat AAR (Association of America Railroads) sebagai syarat untuk bisa menembus pasar ekspor ke AS dan Kanada," ujar Direktur Utama PT Barata Indonesia (Persero), Slimy Karim dalam keterangan tertulis, Rabu (24/8/2016).